Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Beli Rumah di Bali Pasca Pandemi, Perhatikan Hal Ini

Pertimbangan saat mau beli rumah di Bali

Pasca pandemi covid-19 yang melanda dunia kurang lebih 3 tahun, kebutuhan akan hunian yang semakin meningkat. Prospek real estate semakin membaik. Tak terkecuali di Bali, sebagai salah satu destinasi pariwisata lokal dan internasional. Jika ingin beli rumah di Bali pasca pandemi, beberapa hal perlu diperhatikan.

Oh ya, sebelum membahas lebih lanjut, kita pahami sekilas tentang tanah di Bali. Ada yang berupa tanah adat. 

Tanah adat berbagai jenisnya, yaitu tanah yang dikuasai secara komunal seperti: laba pura, laba banjar, laba desa (adat), tanah setra, tanah pasar, tanah lapang dan tanah yang dikuasai secara individual seperti tanah pekarangan desa (PKD), tanah ayahan desa (AYDS). (Sumber: e-journal Warmadewa University).

Tanah adat tentunya tidak diperjualbelikan karena digunakan untuk kepentingan warga. Penduduk tetap bisa memiliki lahan di tanah umum/pribadi.

Di sini, banyak tanah milik keluarga kerajaan-kerajaan Bali yang disewakan. Penyewa bisa mendirikan rumah di atasnya. Perjanjian sewa bisa mulai dari 1 tahun hingga 20 tahun.

Pasca pandemi covid-19, harga properti di Bali juga semakin meningkat seiring pulihnya sektor pariwisata. Meskipun demikian, naiknya belum melonjak tinggi, cenderung masih lebih rendah dibanding sebelum pandemi.

Berikut Hal yang Diperhatikan Sebelum Memiliki Rumah di Bali

1. Akses yang Mudah

Perhatikan akses jalan keluar/masuk komplek, karena banyak perumahan baru yang akses keluar/masuknya terbatas, sehingga saat jam sibuk sangat rawan terjadi kemacetan.

Pilih juga yang mudah dilalui kendaraan roda 4 karena memudahkan ketika akan bepergian dengan taksi online atau memiliki kendaraan sendiri. Kondisi ini juga memudahkan ketika ternyata suatu saat menginginkan untuk mengontrakkan rumah tersebut atau menjualnya kembali.

Beberapa kasus yang terjadi akhir-akhir ini, meskipun bukan di Bali, juga berkaitan dengan jalan menuju perumahan yang menggunakan tanah orang lain sehingga menjadi masalah di kemudian hari.

Perlu menjadi catatan juga, jalan utama di Bali, khususnya di kota dan jalan menuju tempat wisata, sering mengalami kemacetan khususnya di musim liburan/high season. 

2. Fasilitas Umum yang Memadai

Terkadang banyak perumahan baru yang kurang memperhatikan aspek ini. Sudahlah lokasinya jauh dari jalan utama, fasilitas umum pun terbatas. Penghuni harus keluar cukup jauh untuk menjangkau fasilitas umum. Sebaiknya, pilih yang lingkungannya sudah bagus dan lihat grand desain tata kotanya. 

3. Dekat/Akses Mudah Menuju Berbagai Tempat 

Sektor pariwisata adalah yang paling utama di Bali. Bagi yang ingin memiliki rumah sebagai investasi atau usaha, faktor ini cukup penting. Menyewakan rumah/homestay atau dijadikan kos, akan lebih mudah jika aksesnya mudah atau dekat dengan tempat khususnya destinasi wisata. Selain itu, jika dijadikan sebagai hunian pribadi pun memiliki nilai lebih karena dekat dengan tempat wisata.

Kecuali jika Temans menginginkan suasana yang tenang dan jauh dari kebisingan, maka memilih lokasi yang jauh pun tak masalah.

4. Desain yang Disesuaikan dengan Kondisi Terkini

Pasca pandemi, banyak kegiatan dan pekerjaan yang dilakukan di rumah. Prosentase orang work from home (WFH) semakin meningkat. Berbagai kegiatan seperti seminar pun banyak dilakukan secara online. Untuk itu, jika akan membeli rumah baru, pastikan desainnya juga seusai dengan kondisi kekinian yang mendukung kegiatan tersebut. Kita bisa membahas desain rumah dengan developer jika memungkinkan, atau mendesain ulang rumah yang sudah jadi supaya lebih sesuai dengan kondisi dan kebutuhan penghuni rumah.

Hal yang perlu menjadi catatan juga, bahwa harga properti di Bali terbilang lebih tinggi dibanding tempat lain. Untuk itu, sebelum memutuskan untuk membeli apalagi secara kredit, terlebih dahulu bisa memperkirakan keterjangkauan (estimating affordability) cicilan bulanan melalui kalkulator pembiayaan.


Kalkulator online bisa diakses melalui website baik di desktop maupun mobile tanpa harus mengunduh aplikasi. Di dalam kalkulator, bisa dimasukkan angka-angka yang sesuai dengan kondisi keuangan baik pendapatan maupun pengeluaran sehingga hasil estimasinya lebih akurat.

Lebih mudah bukan, untuk memperkirakan berapa luas dan tipe rumah seperti apa yang sesuai dengan dana yang kita miliki.

Empat pertimbangan sebelum memilih untuk membeli rumah di Bali tersebut masih bisa disesuaikan lagi dengan kondisi masing-masing baik segi kebutuhan maupun dana yang tersedia. Semoga tercapai untuk memiliki rumah impian.

Semoga bermanfaat,

Salam,

1 komentar untuk "Beli Rumah di Bali Pasca Pandemi, Perhatikan Hal Ini"

  1. Sangat bermanfaat informasinya siapa tahu nanti ada dana untuk beli hunian di Bali

    BalasHapus