5 Tempat Makan Recommended di Seputar Denpasar, Bali
Daftar Isi
Assalamu’alaikum, Temans!
Masih melanjutkan #BPN30DayChallenge2018 kali ini membahas tentang tempat
yang recommended di sekitar. Berhubung saya tinggal di Kota Denpasar, tentu
saya akan memberikan rekomendasi beberapa tempat makan favorit yang sudah saya
kunjungi di sini.
Sebenarnya saya suka banget wisata kuliner mencoba mencicipi makanan di
tempat baru atau di warung baru. Tapi sudah lama juga jarang makan di luar. Selain
karena kudu berhemat, sekarang rempong banget kalau bawa 2 anak yang masih
kecil ke tempat umum selain tempat bermain. Apalagi jadwal ayahnya juga sering
tidak cocok dengan jadwal anak dan saya (hiks. Padahal anak masih TK). Jadilah sudah
beberapa bulan tinggal di Denpasar, baru mencoba beberapa tempat saja.
Apalagi nih ya, makanan default-nya
Bali tuh pedas. Lihat saja Ayam Betutu dan Sambal matah. Hm... pedasnya memang
nampol sekali. Saya pernah mencoba ayam betutu kelas warung makan biasa, itu
pun rasanya sangat pedas dan membuat saya harus menahan perut melilit esok
paginya. Setelah itu saya belum berani lagi mencoba makan ayam betutu.
Resto Ayam Bakar Wong Solo
Jl. Merdeka No 18
Sumerta Kelod, Denpasar Timur
Most recommended nih, Resto Ayam Bakar Wong Solo Denpasar. Pertama kali
ke resto ini saat buka puasa bersama teman-teman di ‘lingkaran cinta’. Langsung
tergoda dengan semuanya. Mulai dari tempatnya yang strategis, halaman parkir
yang luas, tersedia area indoor, semi outdoor
dan outdoor.
Menu-nya juga pas sekali di lidah jawa saya. Berbagai olahan ayam dan
seafood wajib banget untuk dicoba. Yang nggak kalah penting, ada arena outdoor
yang luas dan bisa untuk tempat mengadakan kegiatan.
Menu yang paling saya suka adalah Capcay dan Kwetiau goreng seafood. Hmm...
yummy!
Nah, lebih lengkapnya pernah saya ulas di sini.
Waroeng Steak and Shake (WS)
Jl. Tukad Yeh Aya,
Renon, Denpasar Selatan
Ini juga sebenarnya resto yang mainstream dan ada di berbagai kota. Ini makanan
favotir suami, saya juga sih, apalagi pas butuh banyak asupan daging merah
tujuan saya pasti ke sini karena harganya yang reasonable buat kantong kami.
Menemukan Waroeng Steak and Shake Denpasar pun tidak sengaja. Waktu itu
kami kangen makanan Semarang, lalu googling di g-map dan baru tahu jika ada WS
di Denpasar. Cukup amazed lho, karena waktu pindah ke Bali kami pikir tidak
banyak resto yang menyediakan menu daging sapi. Ternyata tidak seperti yang
saya pikirkan, selain WS ada banyak resto yang mengolah daging sapi.
Bedanya, jika datang ke WS kami sudah sangat yakin dengan kehalalan
produknya. Kami juga suka dengan beberapa konsep yang diusung WS. Sayang sih,
WS yang di Denpasar ini toiletnya kurang terawat. Semoga sekarang sudah lebih
baik ya.
Baca juga: 5 Alasan Makan di Warong Steak and Shake
credit: WS |
The Night Market Cafe and Co Working Space
Gang Marlboro V No 11
Pemecutan Klod, Denpasar Barat
Kafe ini cukup dekat dari tempat kos kami, namun pertama kali datang ke
sana karena menghadiri undangan acara. Dan ternyata, saya langsung jatuh cinta.
Konsep kafe mengusung gaya industrial. Tersedia area indoor dan outdoor. Untuk indoor
dilengkapi dengan AC dan ada pilihan
sofa atau kursi kayu. Asyiknya, di ruangan ini dindingnya menggunakan partisi
besi dan kaca sehingga dari dalam bisa melihat ke luar dan terkesan lebih luas.
Area outdoor-nya juga asyik
banget, ada pepohonan dan tanaman rambat. Jadi tuh kalau masih sore, makan di
bawah pohon itu sambil lesehan dan menikmati makanan, hm.. sounds perfect! Ada live
music juga yang bikin makin mantabs.
Oia, kafe ini sekaligus co working
space sehingga sangat bisa disewa untuk melakukan berbagai kegiatan di
pagi/siang hari meskipun jam buka kafe sejak sore hingga malam. Saya penasaran
banget sama suasana kafe di malam hari loh, sepertinya romantis banget kalau
melihat desain-nya.
Kedai Mie Pangsit Cak Hari
Jalan Lempuyang, Denpasar
Barat
Sorry, Temans. kalau tempat makan yang ke 4 ini sebenarnya utak-atik
gathuk aja karena saya bingung mau nulis apa lagi. Wkwkwkwkwk. Seperti tadi
saya bilang, belum banyak wisata kuliner. Apalagi sudah jatuh cinta sama yang
nomor 1 jadi kalau ada kesempatan makan di luar, perginya ke wong Solo.
Pertama kalinya tahu warung mie pangsit ini dari tetangga. Waktu itu
tetangga baru saja memesan mie pangsit saat saya sedang bertandang. Nah, karena
katanya enak dan dia akan memesan lagi, jadilah saya penasaran dan memesan
juga.
Walaaa! Ketika pesanan datang, air liur langsung ser-ser kemecer. Mie goengnya garing, dilengkapi dengan sebutir
bakso ikan, pangsit basah, taburan pangsit kecing dan bwang goreng, ayam
cincang dan selembar selada. Rasanya enak, meskipun cenderung asin.
Kedua kalinya memesan saat ada acara bersama teman-teman. Daripada bingung bagaimana caranya menyediakan makanan saat suami kerja, saya mencoba menghubungi kontak Kedai Mie Pangsit Cak Hari.
Mie ini cocok untuk pencinta pedas, karena pedas level 1-nya saja sudah
membuat saya kepedasan. Waktu saya pesan untuk teman-teman yang saya pikir pencinta
pedas, saya pilih level 3. Rupanya level 3 itu sangat pedas, terlihat dari
butiran biji cabai yang banyak di dalam mie-nya.
Pasar Ikan Kedonganan
Kedonganan, Jimbaran
Ini juga favorit banget! Surga banget buat pencinta seafood. Meskipun ya,
pasarnya becek dan bau, tapi di sini bisa menikmati menu seafood dengan pemandangan
pantai yang eksotis. It’s worth dengan jarak yang cukup jauh dari Denpasar.
Lokasinya di Jimbaran, hanya sepelemparan batu dari bandara I Gusti
Ngurah Rai. Lebih lengkapnya disini
Itu dia 5 rekomendasi tempat makan yang enak dan harganya cukup murah,
Temans. ya namanya di tempat wisata memang harga-harga cenderung lebih mahal,
termasuk untuk wisata kuliner.
Satu lagi nih yang wajib dicoba, streed food yang akan ditemui hampir
disetiap jalan, nasi Jinggo. Namanya
unik ya? Mengingatkan saya pada kisah Gajah Mada. Nasi Jinggo ini semacam nasi
rames di Jawa, namun cara penyajiannya sedikit berbeda.
Nasi Jinggo selalu dibungkus dengan daun pisang dan bentuknya kerucut,
tidak seperti nasi tum di Jawa yang disediakan di angkringan/kucingan.
Konsepnya kurang lebih seperti kucingan, namun porsinya sedikit lebih
besar. Seporsi nasi Jinggo cukup untuk saya makan malam, atau jika dalam
kondisi sangat lapar mungkin saya bisa menghabiskan 2 bungkus, atau 3 bungkus
untuk berdua. Isinya bermacam-macam, yang lebih sering ada nasi, mie goreng,
sepotong kecil telur dadar/rebus, sepotong kecil tahu masak bumbu bali, dan
seumput ayam sisit (ayam suwir khas Bali), dan sambal. Menu yang sangat
sederhana tapi sangat nikmat.
Jika Temans melewati seputar kampus Udayana, pasti akan menemui penjual nasi Jinggo berderet di trotoar. Sebagian hanya menjajakan nasi jinggo dengan motor, sebagian melengkapinya dengan aneka minuman.
Oia, pastikan juga untuk mengecek nasi Jinggo-nya ya, karena nasi Jinggo yang
nota bene khas Bali ini pasti ada
yang menjual juga dengan isi daging babi. Kalau saya sih memilih yang
menggunakan kata ‘Nasi Jinggo Muslim’
atau ‘Nasi Jinggo Halal’ dan sejenisnya. Jika tidak, saya memilih penjual yang terlihat
seperti pendatang dan berjilbab.
Semoga bermanfaat ya,
Salam,
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam