(Bukan) Perempuan Sebenarnya
Daftar Isi
September
2015, setelah perjalanan 48 jam
Semarang Jakarta
PP yang sangat melelahkan dan bikin emosi tinggi (hihi), sampai rumah sedikit
terbayarkan saat ada Majalah UMMI edisi September 2015 tergeletak di meja. Kata
Ibu, baru paginya diantar pak POS.
Rupanya cepet
juga, tanggal 2 Sept bukti terbit sudah sampai ke penulis. sukak deh!
Dan kali ini
rasanya lebih dahsyat, seperti nggak percaya ada tulisan berikut nama dan
fotoku mejeng di majalah UMMI. Yah, walalupun cuma selembar dan tulisan seuprit
Alhamdulillah sudah dimuat dan semoga bermanfaat, juga menjadi pembelajaran dan
penyemangat buatku. Sebelumnya pernah muncul di UMMI tapi di.. Surat pembaca!!!
wkwkwkwkwk. Kalo Nggak salah sekitar bulan Desember 2014, waktu itu bertekad
gini: Kali ini cuma di surat pembaca yang secuil dan kirimnya lewat SMS, lain
kali InsyaAllah di rubrik yang lain. Aamiin..
Pernah juga
kirim yang rubrik perjalanan, belum dimuat. Trus, kirim ke 'Nuansa Wanita'
Alhamdulillah dimuat, dan pastinya pake editan redaktur lah.. hehe.
Untuk rubrik ini,
terbuka buat semua pembaca, dengan panjang tulisan kurang lebih 500 kata, kirimnya ke email kru_ummi@yahoo.com disertai foto dan KTP. mudah kan?!
terbuka buat semua pembaca, dengan panjang tulisan kurang lebih 500 kata, kirimnya ke email kru_ummi@yahoo.com disertai foto dan KTP. mudah kan?!
InsyaAllah tetap semangat kirim lagi dan lagi, entah nanti dimuat atau
belum. Bismillah..
Versi terbit_edit redaktur |
Oia, versi aslinya begini nih..
(BUKAN) PEREMPUAN SEBENARNYA
Oleh Arina Mabruroh
Waktu itu sebulan pasca melahirkan dengan operasi caesar (SC), bekas luka
masih terasa nyeri sehingga saya masih belum berani beraktivitas berat yang
melelahkan. Mencoba sharing dengan teman yang pernah SC ada juga yang
hanya dua pekan sudah pulih. Penasaran saya pun googling info tentang
masa penyembuhan luka operasi SC. Hasilnya ada yang menyebutkan penyembuhan
bisa sampai 6 bulan bahkan lebih. Hm... saya merasa sangat ketakutan dan seolah
ada beban berat yang ditimpakan. Apakah sampai 6 bulan tidak bisa leluasa
gendong dan merawat anakku?! Batinku dalam kegalauan.
Tiba-tiba ada fikiran untuk membuat status di facebook tentang hal
itu sembari berharap mendapat doa dan motivasi dari teman-teman. Alhamdulillah,
kebanyakan mendoakan dan menyarankan banyak hal terkait perawatan pasca SC.
Tapi ada salah satu teman yang komentar: Rin, kamu secar? Berarti bukan ibu
sebenarnya dong?! Hahaha.
Deg! Rasanya sakit sekali dikatakan bukan ibu sebenarnya. Tapi karena itu di
didunia maya terlebih di media sosial, kupikir tak ada gunanya aku marah-marah
di sana. Maka kujawab dengan bercanda juga.
"Berarti aku ibu jadi-jadian dong?! Haha"
"Hahaha. Ya iyalah.. Beneran jadi ibu itu kalau bisa lahiran
normal" katanya lagi
"Oh, jadi kalau SC bukan jadi ibu ya? Trus anaknya jadi apa?!"
sahutku lagi-lagi setengah emosi.
"Tahu nggak sih? Lahiran SC itu jauh lebih menyakitkan dari pada
lahiran normal. Terlebih dengan kasusku yang ketuban pecah dulu (KPD) lalu
partus lambat dan berhenti di bukaan 5, diinduksi tetap tidak bertambah,
akhirnya dokter mengambil tindakan SC. Kau tahu?! Rasanya diinduksi itu
berlipat dari kontraksi normal dan pasca SC rasanya sangat menyakitkan. Sakit
karena bekas operasi dan sakit karena saat bayi kita menangis kita tak bisa
berbuat apa-apa jika tak dibantu orang lain. Bahkan menyusui pun harus dibantu
suami dengan menggendong atau memposisikan bayinya," lanjutku masih panas.
"Hahahaha. Kirain enak gitu kalau SC, solanya sepupuku lahiran SC dua
minggu sembuh."
Baiklah, thread closed! Batinku. Daripada kepala mendidih karena
omongan tak seberapa itu, mending bercanda dengan baby Hasna.
Suami yang waktu itu berada di sampingku ikut menenangkanku.
"Sudahlah Bunda, tak usah diambil pusing. Jangan sampai juga karena
mendengar perkataan seperti itu Bunda jadi berdo'a yang jelek sama temannya.
Tetap khusnudzon ya.. Jalan masing-masing orang kan berbeda. Ada yang
hamil sampai melahirkan lancar, ada yang harus bed rest selama
kehamilan, ada yang melahirkan normal, ada yang terpaksa SC atau memang memilih
caesar. Semuanya adalah pilihan masing-masing dan tak perlu kita
pusingkan.”
Dan aku pun mengingat kembali proses melahirkan yang berat itu.
Alhamdulillah.... Sangat bersyukur dokter segera mengambil tindakan karena
begitu selesai SC, air ketuban telah benar-benar kering. Apa jadinya jika aku keukeuh
tak mau di operasi? Hm... Tak ingin membayangkan.
"Bunda, syukuri saja apa yang sudah kita terima sekarang. Biarpun kata
orang Bunda bukan perempuan sebenarnya, tapi di hati Ayah Bunda adalah
perempuan seutuhnya yang akan menjadi madrasah bagi anak-anak Ayah sejak adanya
baby Hasna.
Terimakasih, Suamiku.
Ya, menjadi perempuan sebenarnya bukan hanya sekedar dinilai dari proses
melahirkan. Ada banyak indikator yang harus melekat pada diri seoarang
perempuan. Posisinya sebagai seorang hamba di hadapan Tuhannya, posisinya
sebagai seorang istri bagi suaminya, sebagai seorang ibu dan pendidik
anak-anaknya, juga sebagai bagian dari masyarakat. Allahua'lam
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam
Anyway selamat yaa mbak...
Barakallah....
Ditunggu tulisan selanjutnya
Paling suka dg paragraf terakhir, mb...
Salam kenal.
Salut ama perjuangannya jd ibu & Selamat ya bsa dipublish media... :)
hamil 9 bulan lebih itu..apa bukan perjuangan seorang ibu? ikutan emosi..