Serunya Belajar Voice Over Super Basic di VOSB
.png)
Assalamu’alaikum, Temans!
Kali ini
saya mau berbagi cerita pengalaman belajar online voice over di kelas reguler VOSB.id (Voice Over Super
Basic). Saya menemukan info kelas ini saat tengah berselancar di Instagram. Sebelumnya
memang saya bermaksud mengikuti kelas online VO di tempat lain, tetapi karena kelasnya hanya ada materi, saya pun berpikir ulang. Lalu algoritma IG bekerja,
tiap hari menampilkan hal-hal yang berbau Voice Over dan kelas VO. Sampai ketemulah
saya dengan post dari VOSB (dan saya memang sudah lama follow Kak Dhita,
founder VOSB.id).
Sebenarnya,
sudah lama saya penasaran sama dunia VO, karena memang kadang butuh untuk
keperluan konten saat ada event atau job blogger. Tertarik ikut juga karena
beberapa kali nyempil di acara training public speaking, tapi kemampuan public
speaking saya belum banyak meningkat. Ngomong masih sering belibet, blank kalau
tiba grogi, dll.
Secara umum,
saya lebih suka bekerja di balik layar. Namun karena ikut beberapa organisasi,
mau tak mau sesekali harus tampil di depan. Jadilah saya memilih ikut kelas VO
untuk upgrade skill.
Kurang lebih
2 tahun yang lalu, seorang teman pernah ngajakin ikut challenge VO, tapi saat
itu saya belum punya nyali. Jadi selama ini kalaa sesekali bikin video pakai VO,
masih apa adanya, belum pakai Teknik yang bener. Btw, teman saya itu sekarang
sudah sering dapat job dan ngisi berbagai kegiatan. MasyaAllah, keren banget
beliau.
Berkenalan dengan Dunia Voice Over
Voice over (VO) adalah teknik produksi audio yang berupa narasi atau rekaman suara yang ditambahkan ke dalam video, film, iklan, atau konten visual lainnya untuk memberikan penjelasan, informasi, atau narasi. Suara ini direkam secara terpisah dan kemudian disinkronkan dengan video, seringkali dilakukan oleh seorang profesional yang disebut voice over talent atau pengisi suara.
Sejak sebelum
kelas dimulai, saya sudah dagdigdug nggak karuan. Ada rasa khawatir jika saya
tidak bisa memenuhi kelas dan tugas-tugas, dll. Sementara, uang pendaftaran itu
saya dapat dari Pak Suami, dengan catatan: “semoga berkah dan bermanfaat, kalau
bisa nanti anaknya diajarin juga,” hm.. belum mulai kelas sudah dikasih PR
besar. Hahahaha.
Sejujurnya,
di awal rasanya masih maju/mundur mau jadi daftar nggak, dengan biaya
pendaftaran sebesar Rp300K. Maklum, bukan duit sedikit buat kami. Namun akhirnya
lanjut. Bismillah, niat cari ilmu, semoga sesuai keinginan buat nambah skill
dan bisa jadi sumber rezeki juga. Aamiin. Dan biar saya nggak penasaran lagi sama "daleman" VO.
Di kelas
VOSB, selama 13 hari peserta akan diajak untuk berkenalan dengan dunia VO dan Teknik-tekniknya.
Meskipun masih basic, tapi nggak semudah itu lho… butuh effort lebih juga untuk
bisa mengeluarkan suara dengan Teknik VO dan sesuai brief. Jadi, ngapain aja
selama 13 hari itu? Yuk Simak keseruannya.
Keseruan 13 Hari Belajar Voice Over
Mengenal Voice Over dan Warming up Sebelum Take Suara
Pertemuan pertama kelas VOSB diadakan via zoom.
Oh ya, sebelumnya sudah kenalan di WAG, jadi waktu zoom tidak banyak kenalan
lagi, tapi langsung praktik! Hakdes banget nggak tuh!
Sebagai orang yang grogian, tentu saja harus baca skrip sesuai brief di depan beberapa orang tuh sangat menyiksa. Grogi abis! Degdegan dan gemetaran. Untungnya waktu itu sudah sesuai dengan yang diminta.
Kak
Dhita bilang, syarat belajar di VOSB_id
itu nggak boleh insecure. Waduuuh… diriku yang sering insekyur ini harus
pekan-pelan bodo amat sama penilaian orang lain. Bismillah… lanjuuut!
Besoknya, kami dapat materi seputar pengenalan VO,
Teknik-teknik dasar VO, warming up sebelum take suara, dan mengenal karakter
suara.
Baru dari materi pertama saya sudah banyak ter-“Ooh..
rupanya begitu…” dan “Ooh” lainnya. Ternyata seorang VO talent, atau MC yang Ketika
tampil suaranya bisa lancar jaya tanpa belibet itu adalah hasil dari latihan panjang
dan warming up sebelum memulai. Lidah, mulut, bibir, dan seluruh organ yang
berperan dalam mengeluarkan suara harus benar-benar siap.
Di sini, kami juga belajar mengenal karakter
suara. Setelah berlatih beberapa hal, saya mencoba mengenali karakter suara sendiri
dan (menurut saya) cenderung medium to high, soalnya kalau nyoba suara deep, ngos-ngosan banget
malah. Namun, setelah berlatih lagi, saya malah bingung suara saya sepertinya
banyakan di medium aja, soalnya kalau coba nada tinggi pun nggak kuat. Hiks.
Belajar dan Latihan Suara untuk Iklan
Dari sini lah challenge sebenarnya dimulai. Setelah
belajar warming up dan mengenal karakter suara masing-masing, Kak Dhita ngasih
materi tentang iklan, dan kami dikasih tugas untuk membuat iklan sesuai
karakter suara masing-masing. Ada 3 pilihan script yang bisa diambil, mulai dari
yang deep sampai high tone.
Saya nekat mengambil iklan komersil dengan nada
tinggi dan ceria. Ternyata tidak semudah itu, Ferguso! Tugas yang saya kirimkan
masih kurang tinggi tone-nya, saya masih ‘main aman’ di nada medium. Sudah gitu,
ternyata saya salah memenggal kalimatnya. wkwkwkwk
Belum terbiasa, rasanya susah sekali untuk
mengeluarkan suara dengan santai, nggak tertahan. Rasanya masih selalu mikir, “kedengaran
aneh nggak sih sama tetangga?” maklum, saya tinggal di kontrakan petak yang
temboknya satu dengan kontrakan lainnya. Suara keras pasti akan terdengar
sampai sebelah.
Di challenge ini, saya sampai revisi 4 kali. Beuh!
Benar-benar menguras energi karena take suaranya berulang kali. File rekaman suaranya
sampai puluhan. Hihi. capek, tapi seseru itu!
Hikmahnya, jadi belajar kalau nanti dapat
klien, mungkin akan seperti ini, dengan ketegangan yang bisa jadi lebih berat. Itung-itung tatihan ketemu klien, ye kan.. dan mulai dari belajar VO iklan ini, saya belajar untuk “dahlah,
selama belum punya studio, take suara seperti saat latihan tak masalah. Dianggap
aneh atau gila sama tetangga yowisben.”
Belajar Membuat Company Profile
Tantangan selanjutnya, belajar bikin company profile.
Kalau untuk compro, semua karakter suara dapat tugas yang sama. Produksi suara
dangan intonasi yang sesuai dengan brief dan hasilnya meyakinkan, ternyata juga
tidak mudah. Beberapa kali revisi, akhirnya berhasil juga yang hasilnya lumayan
enak terdengar, meskipun tentunya masih ada kekurangan. Ya maklum, Namanya masih
Latihan, kalau sudah pro, pasti beda lagi tantangannya.
Belajar Audiobook
Selanjutnya,
kami juga belajar audiobook, yang saat ini memang sedang trend. Di saat
orang-orang ingin membaca buku tetapi tidak punya waktu membaca buku fisik, maka
audiobook menjadi solusi. Audiobook bisa disimak di mana pun, bisa sambil
mengerjakan kegiatan lain misalnya sambil memasak, merajut, olahraga, dll. So,
kebutuhan akan audiobook itu juga banyak.
Waktu itu
dikasih tugas baca buku nonfiksi, cari bab yang isinya paling sedikit dengan durasi
audio minimal 2 menit, maksimal 10 menit. Ngubek-ubek buku di rak, ketemu lah
sama buku ustadz Felix Siauw “Udah, Putusin Aja!” yang saat itu jadi salah satu
referensi menulis bukuku seputar taaruf. Dari banyak buku lain, buku itu yang
ada bab isinya hanya beberapa halaman saja.
Bismillah,
alhamdulillah untuk audiobook, lancaar. Hanya saya merasa kalau saya baca buku
dengan tone medium-low, suara saya jadi makin ng-bass, dan rasanya kek masih
kurang enak didengar. Hehe.
Editing Suara dan DIY Mini Studio
Hal yang nggak
kalah penting dalam proses produksi suara hingga lebih layak untuk disuguhkan,
lebih bikin nyaman di telinga, Adalah proses editing. Di VOSB, kami juga diajarin
untuk menyunting suara dengan aplikasi berbasis web yang bisa diakses di HP, dan juga
edit manual di laptop. Seruu! Meskipun awalnya sedikit “ngah-ngoh” karena lama
nggak utak-atik macam ini di laptop.
Selain itu,
belajar mengenal ‘alat tempur’ VOT dan bikin mini studio juga di rumah. Kalau
buat saya sih belum ada bayangan mau bikin studio karena keterbatasan tempat. Namun
siapa tahu jika nanti Allah kasih rumah yang lebih luas dan ada rezekinya untuk
membuat studio. Nggak cuma studio buat VO, tapi ruangan untuk kerja dan untuk
foto/video produk juga. Aamiin.
Setelah Belajar Voice Over di VOSB.id
MasyaAllah… bersyukur banget saya bisa ikut kelas reguler vosb-id. Apakah duit 300K itu worth?! Yes! It’s so worthy! Karena di sini kita nggak hanya dikasih materi, tapi beneran dibimbing, tugas yang dikumpulkan bakal dikurasi, dikasih masukan dan harus direvisi sampai approved! Apalagi Kak Dhita-nya super sabar dan enak banget bimbing para newbie ini.
Alhamdulillah…
saya yang awal masuk kelas masih insecure, sekarang jadi lebih banyak bersyukur
dan lebih percaya diri untuk mengisi suara minimal di media sosial. Akhirnya saya
beranikan diri untuk ikut challenge di medsos juga. Belum berhasil tak masalah,
saat ini lebih utama saya bisa mengalahkan diri saya sendiri.
Akhirnya saya
jadi tahu Teknik VO, bagaimana persiapan sebelum take suara, Latihan bikin
iklan dan company profile, bikin audio book (PR banget tuh gimana caranya bisa
deliver isi buku dengan menarik dan nggak ngebosenin).
Menantang
banget! Apalagi saat kurasi dan harus revisi berulang-ulang. Hihi. Itung-itung latihan ketemu klien dan harus revisi sampai seuai dengan brief dan keinginan
klien. Belum lagi belajar editing dan mengenal alat tempur vo talent.
Kalau dipikr-pikir, 11-12 juga sama dunia blogging. Makin tinggi jam terbang, makin terasah skill menulis, demikian juga di dunia VO. Lalu, butuh proses penyuntingan supaya tulisan lebih layak tayang. Dan yang tak kalah penting, sebelum posting tulisan juga harus 'tutup mata tutup telinga' (baca: harus percaya diri, jangan insecure) karena tiap tulisan akan menemukan pembacanya. Demikian juga suara VOT, pasti akan menemukan 'jodoh'nya. Aamiin.
MasyaAllah…
Senang sekali, bisa ikut belajar di VOSB sama Kak Dhita dan ketemu teman-teman
online yang punya ketertarikan yang sama di dunia VO. Thank you, VOSB.. semoga
makin sukses dan kami juga dapat ilmu yang berkah bermanfaat. Aamiin.
Kuy lah! kalau ada Temans yang baca ini dan mau bikin iklan/compro buat usahanya, boleh kontak saya (Ups! iklan mode on).
Buat Temans
yang penasaran atau tertarik dengan VOSB, bisa kepoin IG-nya.
Semoga bermanfaat,
Salam,





Posting Komentar
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam