Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

[Review] Ramen Halal Jonkira Hadir di Bali, Wajib Coba!

Review jonkira ramen bali


Mencari makanan halal di Bali susah? Nope! Tidak sesusah itu khususnya di wilayah Kota Denpasar dan Tabanan. Yup! Saat ini banyak restoran halal yang tersebar di Bali baik lokal maupun yang sudah tersebar di kota-kota besar di Indonesia. Salah satunya yang baru-baru ini launching adalah resto  Ramen Halal Jonkira. Beralamat di Jalan Pura Demak No.34 Denpasar, Bali, Jonkira dengan tagline Authentic Japanese Halal Ramen pertama kalinya hadir di Pulau Dewata. Mari kita review Jonkira halal ramen ini. 

Saya sebagai pencinta kuiner (baca: doyan makan) sebenarnya sudah lama menantikan kehadiran si “Jonkira Ramen Sombong” ini, ingin membuktikan sesombong apa dia. Sayangnya, waktu bulan Ramadhan baru launching partnernya, si Fish Streat. Buru-buru saya ke sana mau berburu diskon setelah kepo akun IG @jonkira.id. Rupanya si Ramen belum launching meskipun sudah ada namanya terpampang besar di depan resto. 

Agustus kemarin, ketika dapat info ada promo launching all ramen seharga @17K, buru-buru deh nyobain ke sana karena dekat dengan tempat tinggal saya juga. Beneran se-penasaran itu dan nggak mau melewatkan promonya (maklum ye, emak modis alias modal diskon).

Selain karena promo dan penasaran sama rasa ramennya, keluarga kami memang penyuka mie. Hm, lebih tepatnya memang doyan makan sih. Wong kalau sesekali ada keperluan lalu ke mall ngajak anak-anak, yang mereka tanyakan adalah “kita mau makan apa di sini?” hahaha. 

Sebenarnya ada beberapa restoran Jejepangan yang menyediakan ramen, tapi entah kenapa sejak pertama kali melihat Jonkira di instagram, saya langsung tertarik dan sangat ingin mencobanya. Pun dengan suami, ketika saya bercerita kalau Jonkira ramen itu terlihat enak, ia pun ikut tak sabar menanti launching-nya. 

Ambience Jonkira Ramen di Bali

Lokasi Jonkira sama dengan lokasi Fish Streat yang menyediakan menu serba seafood. Lantai 1 digunakan untuk Fish Streat, lantai 2-nya untuk Jonkira Ramen. Vibes menuju lantai 2 sudah terasa Jepang karena dihiasi dengan mural khas Jonkira dan lampion-lampion yang tergantung. 

Dari anak tangga, kita akan disambut dengan area outdoor, dan harus melewati pintu kaca untuk menuju bagian pemesanan. Menu yang bisa dipesan terpampang di atas partisi. Setelah memesan menu yang dipilih, kita akan diarahkan untuk menuju ke kasir di sisi paling kiri. 

Oh ya, pemesanan menu minuman dan side dish (aneka tempura) juga dilakukan di depan kasir. Pembayaran yang diterima di Jonkira dan Fish Streat saat ini hanya dengan pembayaran non tunai (cashless). Bisa pakai Qris atau metode pembayaran lainnya. Setelah menu pesanan siap, pegawainya akan menyebutkan pesanan sembari memberikannya melalui jendela kaca di tengah. Peralatan makan dan bumbu tambahan seperti bubuk cabe bisa kita ambil sendiri di meja, tepatnya di belakang area pemesanan. 

Untuk kursi dan mejanya, sebagian berupa sofa panjang, sebagian lagi kursi satuan yang terbuat dari kayu kokoh. Nuansa jejepangan juga terasa dari meja dan kursi serta desain interior di dalamnya. Kami memilih duduk di luar ruangan karena saat itu menjelang shalat jumat. Rupanya di area outdoor, anginnya terasa sangat kencang sehingga kuah ramen yang panas lebih cepat menurun suhunya.

Pemandangan dari area lantai 2 sebenarnya tidak terlalu istimewa karana lokasi Jonkira berada di sekitar permukiman. Pemandangan sekitar berupa bangunan perumahan/ruko dan lahan kosong. Namun, sangat langit cerah, warna biru dan jajaran awannya sangat indah dinikmati dari sini. 

Tak kalah penting khususnya bagi Temans muslim, di sini tersedia mushala yang cukup luas. Jadi tak perlu khawatir jika terpaksa harus melaksanakan kewajiban shalat 5 waktu di lokasi. 

Menu Favorit di Jonkira

Menu ramen sombong apa favorit kamu? Hm, jujur saya bingung banget, meskipun pada dasarnya lebih suka ramen ayam. Pernah mencoba ramen sapi di resto lain tapi ternyata kurang sesuai dengan selera. Akhirnya saya pilih Tori Karai Ramen (ramen ayam pedas) dan Tori tori Ramen yang tidak pedas. 

Rupanya, buat saya si Tori Karai pedasnya “nyegrak” alias pedas yang bikin tenggorokan kurang nyaman saat pertama kali mencicipinya. Bisa jadi karena saya kurang suka dengan menu pedas berlebih, jadi terasa pedasnya bikin kuah kaldunya malah jadi kurang pas di lidah. Menu ini lebih direkomendasikan buat Temans yang doyan menu serba pedas. 

Tori-tori Ramen-nya, hm, beneran sesuai dengan klaimnya si Ramen sombong yang katanya kalau nggak enak garansi uang kembali 100%. Ternyata selera suami dan saya sama, lebih cocok dengan si Tori tori. Kuah kaldunya lebih berasa, gurih khas kuah ramen-nya pas berpadu dengan aneka toping dan ramen-nya yang kenyal. 

Menu ramen favorit di Jonkira
Tori karai ramen (kiri)
Tori tori ramen (kanan)

Berhubung promo 17K hanya berlaku untuk dine in dan maksimal pemesanan 2 porsi, maka saya hanya bisa bersama suami dan si Bayi. Di kesempatan lain, memanfaatkan diskon 20% kami datang sekeluarga. Tentu, menu yang kami pesan adalah si Tori tori Ramen. Suami saya ingin mencoba menu lain, akhirnya mencoba menu Tori Ebi Ramen, base kuah ramen-nya sama dengan tori tori lalu diberi tambahan minyak ebi/udang. 

Saya ingin tetap ada rasa pedas tapi tak berlebihan supaya rasanya makin nendang, maka saya mengambil bubuk cabai seperlunya. Alhamdulillah, dengan cara ini saya bisa menikmati ramen dengan pedas yang sesuai dengan kemampuan (lidah dan perut) dan selera saya. 

Selian menu ramen yang saya pesan, ada juga varian spicy beef curry ramen. Namun saya belum berminat mencobanya, sudah telanjur cocok sama si Tori-tori. Hihi. Ada juga menu lain berupa nasi, yaitu Gyudon, nasi dengan lauk beef slice dan telur omega setengah matang. Eh, ada Katsudon juga buat yang lebih suka menu ayam. 

Makan ramen, pas-nya memang didampingi minuman ocha, yes. Saya pun memesan segelas es ocha dan teh varian lainnya. Buat saya sih ocha-nya pas karena tidak manis, terasa segar dan tidak mengganggu ketika diminum saat belum selesai makan ramen. Anak-anak lebih memilih lemon tea, dan blackcurrant tea, yang menurut saya terlalu manis. Untunglah waktu itu saya juga memesan air mineral sehingga bisa ditambahkan ke dalam gelas. Sst! Tenang, minumnya sharing ko, nggak segelas diminum 1 anak. 

Rupanya, anak-anak pun doyan makan ramen-nya Jonkira. Sepertinya bakalan jadi resto favorit keluarga kami juga, nih, meskipun datangnya juga jarang-jarang. Hahaha.

Adanya Ramen Halal Jonkira di Denpasar Bali ini menambah daftar restoran halal di Pulau Dewata. Ini menjadi kabar gembira bagi Temans yang masih khawatir mengenai makanan halal saat akan berkunjung ke Bali. So, wajib dicoba!

Semoga bermanfaat, 

Salam, 


1 komentar untuk " [Review] Ramen Halal Jonkira Hadir di Bali, Wajib Coba!"

  1. Wah pecinta ramen nih ya, Kak. Tapi memang kelihatannya enak banget nih hihi

    BalasHapus