Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Di Balik Nikmatnya Hobi yang Menghasilkan

hobi yang menghasilkan, di balik hobi yang dibayar


“Dari hobi jadi profesi”, “cuan karena hobi”, “hobi yang dibayar”, dan berbagai ungkapan lainnya menggambarkan betapa menyenangkannya melakukan sesuatu yang disukai sekaligus mendapatkan penghasilan dari sana. Banyak hobi yang bisa digeluti dan menjadi profesi. Sebutlah menulis, membaca, merajut dan crafting lain, fotografi, menyanyi, memasak, olahraga, main games online, penyuka burung kicau, dan sederet kegiatan menyenangkan lainnya. 

Apakah Benar Senikmat itu Menjalani Hobi sebagai Profesi?

Banyak orang yang memimpikan menjalani pekerjaan sesuai dengan hobinya. Ada juga yang mencari peluang penghasilan tambahan dengan mengerjakan hal-hal yang disukai, biasanya dilakukan oleh Ibu Rumah Tangga. Memang, hobi yang bisa menghasilkan itu terasa sangat menggiurkan. Sudahlah senang ketika menjalani, makin bahagia ketika akhirnya mendapatkan cuan. Double combo, bahagianya. 
Namun, apakah senikmat itu kenyataanya? 

Ada Kalanya Jenuh Melanda

Menjadi pekerja kreatif, seperti konten kreator di wilayah ekonomi kreatif, saat ini menjadi impian anak-anak generasi Z dan mungkin gen alfa juga memimpikan hal yang sama. Anak-anak mulai bermimpi menjadi youtuber, vlogger, TikToker, Traveler, dan pekerjaan lain dengan waktu yang fleksibel serta sesuai dengan minat/hobinya. 

Apa pun pekerjaan yang dilakukan, sefleksibel mungkin waktunya, seseorang pasti punya target untuk mencapai tujuan tertentu yang diinginkannya. Target itu juga harus dijabarkan menjadi pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan setiap hari, setiap pekan, bulanan, atau tahunan. Jenuh adalah sebuah keniscayaan. 

Contohnya, seorang penulis yang telah lama menggeluti dunia aksara pun, sesekali bisa mengalami writer’s block atau kebuntuan akibat kejenuhan atau hal lain. Maka ia harus berusaha bagaimana memecahkan masalahnya (baca: kejenuhan) agar tetap produktif dan tetap menghasilkan.

Menjaga Konsistensi

Dalam salah satu sesi Content Creator Academy 2021, seorang narasumber menyampaikan kalau seorang content creator harus konsisten membuat konten dan mengunggahnya di media. Katanya lagi, minimal harus mengunggah 5 konten IG setiap harinya. Belum lagi platform lain seperti YouTube, TikTok, dll. 

Bagaimana caranya “ngasih makan” semua platform media sosial itu jika tidak ada perencanaan matang dan konsistensi?

Contoh lain, seseorang yang menyukai dunia masak-memasak/baking. Tentu, jika dia tidak konsisten untuk terus mengasah kemampuan dan hobinya itu, serta terus menambah ketrampilan, lama-kelamaan dia akan tergerus.

Harus Melakukan Inovasi 

Jika konten yang diciptakan, atau hobi yang digeluti tak ada kemajuan, apakah masih akan tetap menjadi sumber penghasilan? Bisa jadi tidak jika harus menyesuaikan perkembangan teknologi dan zaman. Untuk itu, harus melakukan inovasi-inovasi, mencari ide segar agar tidak monoton. 

Contohnya, seorang YouTuber mendapatkan penghasilan dari iklan/adsense yang terpadang di setiap video yang dia unggah. Semakin banyak orang melihat videonya dan melihat apalagi mengeklik iklan yang terpasang di sana, semakin banyak penghasilan yang didapat oleh Youtuber tersebut. 

Meskipun sudah punya die hard fans, jika konten yang dibuat hanya itu-itu saja, lama kelamaan pasti akan membosankan. Orang-orang pun mulai enggan menonton karena sudah bisa menebak akan seperti apa videonya. 

Masih banyak perjuangan dan jatuh bangun yang dialami orang-orang ketika menjadikan hobi menjadi sumber penghasilannya, tapi secara umum 3 hal di atas cukup mewakili. 

Ehem! Sejatinya, hidup itu hanya “sawang-sinawang” bukan? Saling melihat tapi karena pandangan terbatas, seringkali yang terlihat hanyalah kenikmatan dan kebahagiaan saja. Jatuh/bangun, keluh kesah, dan banyak hal yang dilalui tak dirasakan oleh orang lain. Setiap hal yang terlihat “wow” bagi orang lain, terkadang juga harus melalui cara “wow” yang melebihi orang kebanyakan. Kita tidak akan pernah bisa mengukur sepatu kita dengan ukuran orang lain, bukan? 

Saya mengenal seseorang yang hobi memancing dan sering menjuarai lomba. Jika orang mengetahui nominal yang dia dapatkan saat menjuarai lomba, pasti akan terpana. Namun di balik itu, dia juga harus menyiapkan seperangkat alat pancing kualitas terbaik dengan harga fantastis, trial and error umpan agar menarik perhatian ikan, juga mempelajari teknik-teknik lainnya. Menyenangkan, tapi tak mudah untuk dilakukan. 

Setiap masa ada tantangannya, dan setiap orang memiliki masalah serta cara bahagia masing-masing. Yuk, makin semangat mengais rezeki dari hobi. 

Semoga bermanfaat, 

Salam,

Posting Komentar untuk "Di Balik Nikmatnya Hobi yang Menghasilkan "