Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tragedi Kanjuruhan, Duka yang Takkan Terlupa

 


Kerusuhan Suporter di Kanjuruhan Malang, 127 Orang Meninggal Dunia.

Pagi itu, hal pertama yang saya lihat saat membuka aplikasi WhatsApp (WA) adalah berita yang dibagikan oleh seorang teman. Ada apa ini? Mengerikan sekali, batinku. Meskipun seringnya badan lemas dan kepikiran setelah baca/dengar berita serupa, saya tetap memberanikan diri membaca isi beritanya.

Melihat kenyataan ada 127 korban dan belakangan menjadi 180 orang meninggal dunia, rasa campur aduk tak karuan. Sedih, miris, menyesalkan beberapa hal. Namun kita hanya bisa mengambil pelajaran, tak akan mungkin waktu dikembalikan.

Pelajaran dari Tragedi Kanjuruhan

Setidaknya, beberapa hal bisa menjadi pengingat/pelajaran bagi kita dari Tragedi Kanjuruhan ini. 

1. Dzikrul Maut (Mengingat Mati)

Kematian akan menghampiri kapan saja dan di mana saja ketika jatah hidup kita di dunia sudah habis.

"Kasihan, mereka hanya mau nonton bola, pulang tinggal nama."

Kalimat di atas yang terlontar dari banyak orang menanggapi tragedi Kanjuruhan. Sesaat terlupa, bahwa maut tak kenal usia bahkan waktu. Bahkan seseorang yang tengah tidur, tengah khusyuk dalam sujud, atau asyik masyuk dengan kegiatan lain, bisa saja dijemput malaikat maut jika itu sudah waktunya. 

Saat melihat daftar korban, hati kembali teriris karena didominasi anak-anak muda belasan dan 20an tahun, juga seorang balita. Subhanallah.. 

Dzikrul maut kembali menyentil kemarin pagi. Masih dalam kondisi setengah sadar setelah menyusui bayi sambil terkantuk-kantuk, kabar duka datang dari seorang adik kelas di kampus. Kami di jurusan dan organisasi yang sama sehingga cukup dekat bahkan setelah sama-sama lulus dan berkeluarga. Kami cukup lama tidak saling berkabar karena kesibukan masing-masing. Betapa terkejutnya ketika tiba-tiba datang kabar duka, dia telah dipanggil Allah. Sakit TB kelenjar menjadi lantaran kematiannya.

Tak ada seorang pun yang kukenal yang punya kenangan buruk dengannya. Semuanya mengatakan ia adalah perempuan shalihah yang super sabar, ringan tangan tidak pernah keberatan untuk mengambil peran dalam berbagai kegiatan, care dengan teman dan adik-adik kelasnya, sosok kakak yang tangguh dan istri shalihah.

Kematian 127 orang lebih di Kanjuruhan Malang dan Kepergian adik kelas membuatku merenung, akan seperti apa akhirku nanti? Sudah cukupkah bekal yang kubawa?

Hiks. Mohon maaf jika ada salah sama Temans semua, ya

2. Ikuti Aturan yang Berlaku

Kembali ke topik tentang tragedi Kanjuruhan, beredar kabar bahwa panitia pelaksana (panpel) menyelenggarakan big match Arema x Persebaya itu melebihi kapasitas stadion yang seharusnya. Entah praktik ini memang biasa terjadi dalam penyelenggaraan event semacam sepakbola/kegiatan besar lainnya, tetapi akibatnya baru kita rasakan sekarang. Ketika terjadi kekacauan di dalam stadion, jalur untuk menyelamatkan diri terbatas karena overload penonton.

Beredar kabar juga tak sedikit penonton yang dalam pengaruh minuman keras, yang seharusnya tidak diperkenankan.

Seloroh yang mengatakan "aturan dibuat untuk dilanggar" tak perlu dijadikan pembenaran bagi siapa pun. Aturan dibuat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan antisipasi apabila terjadi kaos.

3. Jangan Menggantungkan Harapan pada Manusia

Menurut beberapa versi, kekacauan terjadi diawali oleh 2 orang Aremania (sebutan untuk suporter Arema) yang turun ke lapangan karena merasa kecewa, idolanya mengalami kekalahan, tak seperti yang diharapkan.

Pastinya, tim Arema sudah melakukan usaha terbaiknya sejak menit pertama hingga peluit pertandingan berakhir. Mereka sudah sedemikian bekerja keras memperjuangkan kemenangan, tetapi setiap pertandingan akan ada tim yang kalah dan menang.

Hikmah dari kejadian ini, jangan pernah menggantungkan harapan pada manusia, karena saat kita kecewa, kita akan sakit dan bisa jadi juga melukai orang lain.

Turut berduka atas tragedi Kanjuruhan yang akan selalu menjadi kenangan. Duka yang tak akan terlupa terlebih bagi keluarga yang ditinggalkan. Semuanya menjadi pengingat bagi kita yang masih memiliki jatah usia di dunia.

Allahu a'lam bishshawab

Semoga bermanfaat,

Salam,

9 komentar untuk "Tragedi Kanjuruhan, Duka yang Takkan Terlupa"

  1. bener banget sih. tragedi ini membuat kita jadi lebih memikirkan ulang banyak hal lagi. terima kasih inspirasi paginya yang keren ini

    BalasHapus
  2. Semoga hal seperti ini tidak terulang lagi. Semoga penyelenggara sepak bola atau pertunjukan apapun itu, mau memikirkan prosedur untuk keamanan, kenyamanan penonton dan tidak hanya memikirkan keuntungan saja.

    BalasHapus
  3. Tragis banget kejadian Kanjuruhan semoga jadi pelajaran berharga, jangan sampai terulang lagi kisah pilu ini kasihan para korbannya ya Allah

    BalasHapus
  4. Semoga nggak ada kejadian lagi seperti ini ya mbak. Banyak berdo'a. semoga selalu diberikan keselamatan oleh Allah SWT

    BalasHapus
  5. paling ngeri kalau ada yang mabok, itu bikin keadaan jadi ga terkontrol. semoga ke depannya baik penonton dan penyelenggara sama-sama memperhatikan protokol keamanan

    BalasHapus
  6. Selalu ada hikmah dari setiap kejadian, ya, Mba. Tergantung kita melihat dari sisi mana. Semoga menjadi pembelajaran bersama.

    BalasHapus
  7. Sekarang korbannya bertambah jadi 133 Mbak, semoga bukan menjadi kematian yang sia-sia ke depannya bisa jadi pelajaran buat kita semua. Persiapan selalu kematian .betul Mbak, kita tak tahu kapan maut itu datang

    BalasHapus
  8. Semoga bisa jadi pelajaran bagi suporter dan semua orang. Kanjuruhan jadi sejarah tragedi kelam yang ga boleh terulang lagi di masa depan

    BalasHapus
  9. Terima kasih pengingatnya, Mbak. Kita tidak pernah tau kapan ajal menjemput. Semoga masih ada kesempatan untuk persiapkan dengan baik. Aamiin.

    Masih nyesek kalau baca tragedi di Kanjuruhan

    BalasHapus