Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Berani Tunjukkan Aksi Sayang Bumi?

Lingkaran Setan Masalah Sampah

Barangkali kita pernah melihat meme yang menggambarkan kondisi mental sebagian masyarakat kita terutama yang berkaitan dengan sampah. Warga dengan entengnya membuang sampah ke sungai, lalu ketika terkena banjir, mereka teriak-teriak mempertanyakan kinerja pemerintah. Ya, masalah sampah ibarat 'lingkaran setan' di negara kita. Seharusnya, ada sinergitas antara masyarakat dan pemerintah dalam menangani masalah tersebut.

Indonesia sendiri berada di posisi ketiga sebagai negara dengan penyumbang sampah terbesar di dunia. Berdasarkan data dari indonesia.go.id produksi sampah di Indonesia mencapai angka 67,8 juta ton per tahun. Sampah terbesar yang dihasilkan adalah sampah rumah tangga, yaitu 38,2% dan komposisi sampah yang berasal dari sisa makanan sebesar 39,9%.

Miris ya, dengan kenyataan yang ada. Terlebih saat bulan Ramadhan seperti sekarang ini, umumnya produksi sampah semakin meningkat baik dari pembelian makanan yang menggunakan kemasan sekali pakai maupun makanan sisa.

Oleh karena itu, momen Hari Bumi Sedunia tanggal 22 April harus kita manfaatkan sebagai momen untuk menunjukkan aksi kita menjaga lingkungan, menyelamatkan bumi untuk masa depan anak cucu kita kelak.

Talkshow Hari Bumi bersama Demfarm

Demfarm menggelar Talkshow untuk memperingati Hari Bumi Sedunia dengan mengusung tema “Cerita Pejuang Lingkungan, Bersama Berinvestasi Menjaga Bumi” pada 22 April 2022.

Senang rasanya saya bisa menyimak talk show yang disiarkan secara langsung di Instagram demfarm.id, menjadi bagian dari 207 orang yang mengikuti.

Narasumber yang kompeten di bidangnya pun dihadirkan. Paskalina Agus Monika selaku Owner Seife Indonesia dan Hasman selaku Kepala Bidang Kebersihan dan Pemanfaatan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bontang dipandu oleh host yang asyik, Khai.

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kepedulian generasi muda terhadap lingkungan, dimulai dari hal-hal kecil yang dapat dilakukan di rumah. Harapannya, ke  kedepannya akan menciptakan lingkungan bersih, nyaman untuk kita tempati bersama-sama.

Inspirasi Pengelolaan Sampah DLH Kota Bontang

Kepala Bidang Kebersihan dan Pemanfaatan Sampah DLH Kota Bontang, Hasman memberikan edukasi tentang pengelolaan sampah. Disampaikan Hasman, sampah adalah sisa buangan dari suatu produk atau dari barang yang sudah lama tidak digunakan.

“Sampah dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sampah organik dan anorganik.
Sampah organik merupakan limbah yang berasal dari sisa kotoran makhluk hidup (manusia, hewan dan tumbuhan) sedangkan Sampah Anorganik merupakan sampah yang dihasilkan dari bahan non hayati berupa produk sintetik atau hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang, sampah anorganik juga memiliki tingkat ketahanan dalam panas yang berarti sampah ini tidak mudah terbakar,” katanya.
"Saat ini, lanjut Hasman, sudah ada beberapa program pengelolaan sampah yang dikerjakan DLHK Kota Bontang. Program tersebut merupakan kerja sama dengan PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT).
“DLH Kota Bontang bersama PKT membuat Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) 3R dengan menjalankan program menggunakan hewan lalat yang diberi nama Black Soldier Fly (BSF), dan hewan maggot BSF yang dikembangbiakkan karena bermanfaat bagi lingkungan dan manusia,” katanya.
Menurut Hasman, program Maggot BSF ini yang dikembangbiakkan pada TPST 3R menghasilkan protein yang sangat tinggi sehingga banyak digunakan sebagai pakan ternak.

Program BSF ini mulai dijalankan pada Februari 2021. Sebagai informasi, TPST 3R merupakan Program CSR Pupuk Kaltim yang berawal dari pembangunan. Program ini menjadi salah satu bentuk komitmen PKT dalam mendukung Pemerintah Kota untuk menjadikan Bontang sebagai Green City. Dengan adanya program ini diharapkan dapat mengurangi volume timbunan sampah di TPA Bontang Lestari.

Membangun Bisnis Sustainable dari Sampah

Sejalan dengan Hasman, Owner Sustainable Life (Seife) Indonesia, Paskalina Agus Monika menyebutkan bahwa menjaga kelestarian dan memperbaiki lingkungan merupakan kewajiban bersama. Ia sendiri telah membuktikan dengan mengubah sampah minyak jelantah menjadi produk yang bisa digunakan dan memiliki nilai jual lebih.

Saat ini, Seife Indonesia menjadi pelopor bisnis sustainable yang mengubah minyak jelanta menjadi produk baru, seperti sabun dan lilin aroma terapi.

“Salah satu alasan Seife membuat produk dari minyak jelantah adalah semakin banyak jumlah minyak sisa penggorengan tidak pakai yang dibuang begitu saja menjadi limbah dan mencemari lingkungan,” katanya.
Menurut Monika, kehadiran produk sabun
organik Seife dapat membantu kelestarian lingkungan, memperbaiki lingkungan, dan tidak memperburuk lingkungan. Sebab, kata Monica, sabun organik yang ia produksi dapat terurai dengan baik dan mudah.
“Sabun organik ini juga tidak menimbulkan busa yang tidak bisa diurai ketika mengalir di selokan atau pembuangan,” katanya.

“Harapanku, Seife tidak akan hanya membangun suatu bisnis yang menghasilkan secara finansial. Bukan hanya membantu finansialku, tetapi juga menjadi bisnis yang sustainable,” lanjutnya.

Tips Menjaga dan Menyelamatkan Bumi secara mudah ala Monika

Sedikit tips dari Monika untuk menjadi bagian dalam menjaga dan menyelamatkan bumi dengan cara lain yang lebih simple agar peserta Talk Show dapat menerapkannya di rumah, di antaranya:
1. Membersihkan sampah di sekitar rumah
2. Mematikan lampu dan alat lainnya saat tidak digunakan
3. Menanam tanaman di rumah
4. Matikan keran air ketika tidak digunakan
5. Membeli barang dengan kemasan minimalis

Demfarm Sayang Bumi Movement

Tentang Demfarm.ID

Demfarm.ID merupakan website yang berisi informasi terkini tentang pertanian Indonesia, tips bercocok tanam, hingga orang-orang yang telah sukses menjadi petani.

Demfarm berasal dari semangat positif yang berkelanjutan untuk bersama-sama mendayung kemajuan pertanian Indonesia melalui konten edukasi dan informatif tentang pertanian, pupuk, pertanian, dan info pangan.

Demfarm juga mengulas dari sisi petani sukses atau UMKM pengolah makanan sebagai inspirasi bagi pembaca.
Kami berani mencoba untuk terus menghadirkan konten yang segar dan baru serta aktif menyelenggarakan program-program yang mendukung industri pertanian.
Salah satu program yang kami dorong adalah Urban Farming. Kami mengajak masyarakat untuk dapat memanfaatkan lahan sekitar atau lahan terbatas untuk kebutuhan pangan dan tanaman, baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun sebagai profesi dan bisnis.
Demfarm saat ini juga tengah mengadakan social movement bertajuk "Demfarm Sayang Bumi" so, wajib banget Temans ikutan #DemfarmChallenge ini. Caranya dengan menunjukkan aksi menyelamatkan bumi ala kalian, share di media sosial dan jangan lupa untuk mention dam menandai akun IG demfarm. Pastikan juga Temans mengisi form yang ada di bio untuk mendapatkan merchandise gratis. Kapan lagi coba, kita mengajak kebaikan dan dapat hadiah juga? Yang pasti InsyaAllah bakal dapat pahala apalagi jika menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama dalam rangka mencintai lingkungan.

Tips Kurangi Sampah dan Sayang Bumi ala Emak Blogger IRT

Kalau tadi ada tips peduli lingkungan dari pelaku bisnis berkelanjutan, Monika, kali ini saya bagi tips ala emak blogger yang ibu rumah tangga, ya.

Semoga tips ini bisa dilakukan juga oleh banyak orang mulai dari anak muda, dewasa muda, hingga orang tua.

1. Ganti sedotan plastik sekali pakai dengan sedotan ramah lingkungan (reusable straw) baik dari bahan stainless steel, bambu, silikon, kaca, dll
2. Selalu sediakan kantong belanja di tas dan di kendaraan sehingga ketika membutuhkan kantong belanja sewaktu-waktu sudah ada. Saya sudah melakukan ini sejak lama, terinsipirasi dari seorang dosen yang mengampu mata kuliah umum "Ilmu Sosial Dasar." Waktu itu beliau mencontohkan untuk menggunakan kembali plastik kresek atau memasukan barang belanjaan ke dalam tas yang kita bawa.
Saya senang sekali ketika suatu saat melihat tas unik yang bisa dilipat menjadi bentuk strawberry dan bisa digantung di tas seperti gantungan kunci.
Saya kompori sepupu yang pandai menjahit untuk meniru membuat tas serupa. Wala! Hasilnya adalah tas berbentuk strawberry yang sudah saya gunakan hampir 9 tahun ini.
Sayang karena produksi skala rumah tangga sehingga harganya cukup tinggi, produk sepupu saya ini tidak berlanjut. Apalagi di luaran pun banyak produk yang sama dengan harga lebih terjangkau meskipun bahannya kurang kuat dibanding produk homemade.
3. Mengumpulkan minyak jelantah ke dalam wadah (botol/jerigen) agar tidak mengotori saluran pembuangan air.
4. Mengolah minyak jelantah menjadi sabun cuci atau produk lain.. Jika tidak, bisa mengumpulkannya ke bank sampah/pengepul. Baru-baru ini, saya menukar minyak jelantah sebanyak 8 liter dengan mini gold 0.025 gram. Minyak jelantah itu saya kumpulkan lebih dari 1 tahun lamanya. Maklum, kadang juga malas masak. Hehe.
5. Membawa wadah sendiri saat membeli makan di luar sehingga mengurangi sampah dari kemasan sekali pakai
6. Membawa wadah sendiri saat belanja ikan
7. Mengolah sisa bahan makanan/limbah menjadi kompos
8. Memilah sampah organik dan anorganik
9. "Mengunci" sampah plastik yang sudah tidak bisa digunakan menjadi ecobrick
10. Selalu membawa tumbler saat keluar

Sayang saat ini saya belum bisa berperan dalam pengelolaan sampah rumah tangga yang lebih detail. Saya masih terus berusaha untuk mengurangi sampah, menggunakan kembali barang-barang yang ada dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Tak kalah penting, mendidik anak agar membuang sampah ke tempat sampah dan belajar memilah sampah secara sederhana.

Banyak cara bisa kita lakukan. Tak perlu dipikirkan ribet dll, mana yang bisa kita lakukan, lakukanlah dengan senang dan konsisten.

Hal kecil yang kita lakukan untuk bumi, jika dilakukan oleh banyak orang maka akan berdampak besar untuk masa depan.
Jadi, sudah siap menerima tantangan aksi sayang bumi?

Semoga bermanfaat,

Salam

4 komentar untuk "Berani Tunjukkan Aksi Sayang Bumi?"

  1. Nah bener banget, semakin ke sini semakin banyak banget sampah kalau ga kita kurangin pasti bakalan numpuk padahal bisa dimanfaatkan jadi barang yang lebih berguna. Wah, bagus ini materinya, eh hasil daur ulangnya juga cantik.

    BalasHapus
  2. aku selalu membawa tumbler saat keluar :D hemat juga jadi tidak usah beli air minum lagi hehe

    BalasHapus
  3. Aku sekarang setor minyak jelantah lebih dekat karena ada kader di lingkungan RT yang terima jelantah.

    BalasHapus
  4. InsyaAllah sedang belajar menerapkannya mba Rin
    semangat kita

    BalasHapus