Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Buku Bawana Winasis Dieng, Budaya Tak Terkatakan

Pengalaman bergabung dalam proyek penulisan buku budaya Kemendikbud

Salah satu hal yang membahagiakan di tahun 2021 adalah buku “Bawana Winasis Dieng, Budaya Tak Terkatakan” yang ditebitkan oleh Kemendikbud telah selesai dicetak dan sampai di tangan. Sepertinya lebih tepat bukunya telah selesai cetak di pertengahan tahun 2021, tetapi karena terhalang pandemi, baru dikirimkan ke penulis di akhir tahun. 

Rasanya sangat bahagia ketika buku sampai di tangan dan mendapati nama lengkap saya tertera di sana sebagai salah satu penulisnya. MasyaAllah, salah satu berkah di tengah pandemi dan pengobat rasa karena sejak buku solo terbit di tahun 2020, saya malah kurang produktif menulis buku lagi.  

Lomba Menulis oleh Ibu-Ibu Doyan Nulis bersama Kemendikbud 

“Ko bisa sih ikut nulis di proyek buku-nya kemendikbud?” 

Banyak pertanyaan serupa yang sampai kepada saya. Saya sendiri pun tidak pernah menyangka akan mendapat kesempatan berharga ini. Waktu itu, Komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN) membagikan info lomba bertema Dieng. Berbagai subtema bisa dipilih agar bisa menuangkan tulisan dalam berbagai sudut pandang. 

Sebagai orang kelahiran Wonosobo dan telah menghabiskan waktu seperempat abad hidup di sana, Dieng sudah cukup akrab meskipun jarang mengunjungi wilayah ini. Saya pun memikirkan tema apa yang menarik yang bisa saya angkat. Dengan berbagai pertimbangan, saya memilih 2 subtema yaitu pariwisata dan pertanian. Alasannya, berkaitan dengan pariwisata, paling tidak saya sedikit mengetahui beberapa tempat yang menjadi tujuan wisata banyak orang. Tema pertanian saya angkat karena saya memiliki banyak teman yang tinggal di Dieng dan sekitarnya dan berprofesi sebagai petani. Saya berharap mereka bisa menjadi narasumber untuk menambah informasi. 

Jadilah saya mengirimkan 2 artikel feature tentang wisata dan pertanian kentang. Setelah itu, saya tidak memikirkannya lagi, meskipun saat mengirimkan saya juga berharap bisa menjadi salah satu penulis yang terpilih. 

Tak disangka, saat pengumuman, saya mendapatkan email bahwa saya terpilih dan diminta untuk konfirmasi kesediaan mengikuti workshop dan timeline lain yang berkaitan dengan proyek penulisan buku dari Direktorat Perlindungan Budaya Kemendikbud. Saya pun izin suami dan memastikan beberapa hal terkait workshop sebelum konfirmasi bahwa saya bersedia.

Workshop Online Kepenulisan bersama Kemendikbud 

Mengikuti workshop penulisan Buku Dieng bersama tim dari Direktorat Perlindungan Budaya Kemendikbud sungguh suatu berkah dan pengalaman berharga tak terlupakan. Berhubung masih dalam masa pandemi, workshop dilakukan secara online. 

Selama dua hari, kami digembleng terkait warisan budaya mulai dari budaya tak benda, candi, zonasi budaya kawasan Dieng, kondisi di Dieng saat ini mulai dari pertanian, wisata, dll. Kami juga mendapat asupan materi seputar teknik menulis feature. Workshop yang sangat “daging” karena selama 2 hari bertemu dan berdiskusi secara daring dengan orang-orang hebat di bidangnya. 

Dari workshop, kami diperbolehkan memilih satu sub tema tulisan dari kerangka buku yang sudah disusun. Awalnya saya ingin melanjutkan seputar pertanian kentang atau pariwisata seperti tulisan yang saya kirimkan saat seleksi. Namun saya memutuskan untuk mengambil tema Carica dan Purwaceng. 

Saya pun mencoba mengumpulkan informasi dari sumber elektronik dan wawancara langsung. Berkat bantuan teman SMA dan kenalan di Wonosobo, saya berhasil mewawancarai 2 orang petani kentang yang menanam Carica secara tumpang sari di ladang, 2 orang pelaku UMKM, dan 1 orang petani Purwaceng yang juga memiliki usaha pengolahan purwaceng dan Carica. 

Alhamdulillah, terima kasih tak terhingga kepada seluruh narasumber yang berbaik hati memberikan informasi sesuai yang saya tanyakan. Akhirnya buku tentang Dieng tersebut bisa dinikmati dengan cuma-Cuma oleh masyarakat.  

Free download e-book Budaya Dieng kemendikbud
daftar penulis dan kontributor

Free Download Buku Bawana Winasis Dieng, Budaya Tak Terkatakan

Nah, Temans yang ingin membaca Buku Bawana Winasis Dieng, Budaya Tak Terkatakan yang diterbitkan oleh Direktorat Perlindungan Budaya Kemendikbud ini, bisa mendapatkan buku elektronik (e-book)-nya gratis. Caranya, bisa dengan mengunduh free e-book Buku Dieng atau melalui akun instagram @lindungibudaya 

Semoga sedikit kontribusi ini bisa memberi manfaat untuk ilmu pengetahuan khususnya berkaitan dengan khazanah budaya di Indonesia. Saya juga berharap bisa kembali mendapat kesempatan serupa dalam penyusunan buku Kemendikbud. Aamiin. 

Semoga bermanfaat,

Salam, 

1 komentar untuk " Buku Bawana Winasis Dieng, Budaya Tak Terkatakan "

  1. Wah keren bukunya pasti collab sama kemendikbud juga, hemm. Keren-keren pasti penulisnya, apalagi buku seperti ini jarang ada.

    BalasHapus