Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Melahirkan di RSIA Puri Bunda Denpasar dengan BPJS

pengalaman melahirkan menggunakan BPJS di RSIA Puri Bunda Denpasar

Sudah menjadi rahasia umum, ibu hamil akan “shopping” provider/nakes dan rumah sakit untuk mencari rumah sakit dan penolong persalinan yang paling nyaman baginya. Saya sendiri, sebelum memutuskan untuk melahirkan di RSIA Puri Bunda Denpasar dengan BPJS, telah melakukan survei rumah sakit dan dokter kandungan di sekitar Denpasar. 

Setiap bulan, saya periksa ke Fakses 1 di Klinik Penta Medica Denpasar. Di sini, bidan yang menangani selalu ramah. Setiap periksa dan mendapat bidan yang berbeda, mereka selalu mendukung ketika saya mengatakan akan ikhtiar persalinan normal.

“Oh iya, Bu. Apalagi anak kedua juga normal. Tapi nanti tetap dikonsultasikan dengan dokter kandungannya, Bu. Karena Ibu pernah sesar jadi persalinan harus di rumah sakit,” ujar Bu Bidan. 

Saya pun bernapas lega, karena mereka tidak pernah mengatakan saya harus sesar lagi karena alasan pernah sesar. Hanya saja, ketika memasuki usia kandungan ke 29 pekan, dokter kandungan mendiagnosa plasenta previa yang membuat saya down yang kemudian memaksa saya untuk siap mental jika harus kembali menjalani operasi sesar. 

Alasan Memilih Puri Bunda 

Kenapa saya memilih Puri Bunda sebagai pilihan faskes 2 tempat melahirkan? Berikut alasannya:

1. Dokter yang saya pilih hanya praktik di Puri Bunda

Meskipun provider/nakes bukanlah penentu keberhasilan VBAC, namun saya tetap mencari dokter yang paling nyaman bagi saya. Bagaimana tidak? persalinan adalah bukan perkara main-main. Saat prosesnya, akan tersingkap aurat, pun saat konsultasi rutin juga harus terasa nyaman dan terjalin komunikasi yang baik. Saya menemukan dokter muslimah yang menjadi kesayangan para bumil di Denpasar. Alhamdulillah, kami nyaman dengan beliau meskipun sempat “disemprot” ketika tidak membawa rekam medis waktu kontrol. Maklum, faskes 1 memberlakukan aturan paperless dan saya tidak mendapatkan buku KIA termasuk setelah mendatangi puskesmas terdekat. 

2. Direkomendasikan oleh Banyak Teman

Bahkan sebelum memutuskan untuk program hamil, saya sudah mencari informasi terkait rumah sakit yang direkomendasikan. Banyak yang menyarankan di Puri Bunda Denpasar, karena selain mudah untuk mengurus BPJS, fasilitasnya juga baik, begitu kata teman-teman saya. Akhirnya saya pun memilih karena alasan ini terlebih saya belum menemukan dokter lain yang nyaman di RS lain yang dekat dengan lokasi tempat tinggal.

3. Masih Masa Pandemi

Hamil dan melahirkan di masa pandemi tentunya sangat membuat hati was-was. Saya pun memutuskan untuk melahirkan di rumah sakit khusus ibu bersalin untuk memperkecil risiko terpapar virus. Jika di RS umum, di mana lebih banyak orang yang periksa (tidak hanya ibu hamil dan anak-anak) maka kemungkinan tersebarnya virus covid-19 pun lebih besar.

4. Bisa Menggunakan BPJS

RSIA Puri Bunda merupakan salah satu rumah sakit bersalin yang cukup elit di Kota Denpasar. Jika tidak menggunakan BPJS, pastinya saya akan memilih tempat lain. Bersyukur, di sini bisa memanfaatkan BPJS meskipun biasanya disarankan untuk naik kelas dan membayar selisih biayanya. 

5. Jaraknya Tidak Terlalu Jauh dari Tempat Tinggal

Alasan lain memilih RS ini adalah jaraknya yang tidak terlalu jauh. Dibanding saya harus melaju hingga Gianyar ke tempat bidan yang sebenarnya sangat sesuai di hati, RS ini lebih mudah terjangkau. Berjarak kurang lebih 7KM dari kost, masih memungkinkan untuk ditempuh dengan sepeda motor sewaktu-waktu tanda persalinan muncul.  

6. Bisa Membawa Anak dengan Surat Pernyataan (Khusus VIP)

Awalnya, plan A kami adalah anak pertama dan kedua ikut serta ke RS selama saya melahirkan. Di mana di RS ini diperbolehkan dengan membuat surat pernyataan. Alhamdulillah, akhirnya ada bapak dan ibu mertua sehingga rencana ini tidak dilakukan, anak-anak bersama eyangnya di rumah. 

Mengurus Persiapan Persalinan dengan BPJS di RSIA Puri Bunda Denpasar

Sebelumnya, saya juga mengumpulkan informasi dari teman yang pernah melahirkan di sana dan seorang teman yang bekerja di RSIA Puri Bunda. Kemudian, menjelang waktu persalinan, kami mendatangi customer service-nya untuk mendapatkan informasi mengenai prosedur penggunaan BPJS dan biaya-biaya lainnya yang harus dikeluarkan.

CS dengan detail menjelaskan biaya persalinan per kelas, biaya tambahan jika naik kelas, dan biaya lain-lain, fasilitas yang didapat, barang-barang yang harus dibawa, dll. Pihak RS juga membantu mengurus pendaftaran BPJS untuk bayi yang baru lahir. Perlengkapan pengurusannya diberitahukan saat reservasi.   

Sayangnya, jika sesuai dengan kelas BPJS kami (kelas 1), aturan di Puri Bunda tidak bisa memilih dokter. Jadi, persalinan dengan BPJS kelas 1 akan ditangani oleh dokter piket. Suami tidak berkenan jika saya ditangani oleh dokter laki-laki, dan saya pun kurang nyaman. Daripada mengambil risiko ini (dokter kandungan di Puri Bunda 50%-nya laki-laki), kami memilih untuk naik kelas agar tetap bersama dokter pilihan saya.

Kurang lebih sebulan sebelum HPL, kami pun reservasi kamar dengan membayar uang muka 1 juta rupiah. Perkiraan biaya tambahan untuk persalinan sesar adalah 7,5 juta dan 4 juta untuk persalinan normal. Biaya perkiraan ini untuk persalinan yang tidak ada penyulit baik ibu maupun bayi selama 3 hari 2 malam untuk SC dan 2 hari 1 malam untuk normal. 

Tentu saja, perkiraan biaya ini membuat perasaan embuh sekali, BPJS kelas 1 tapi bayar tambahannya masih cukup besar juga, haha. Bismillah, saya pun memohon kepada Allah agar dimudahkan rezeki untuk membayar biaya persalinan, dan dimudahkan untuk VBAC kedua, serta bersemangat ikhtiar untuk memudahkan persalinan. Alhamdulillah, akhirnya saya melahirkan normal dan biaya yang harus dibayarkan kurang lebih 3,5 juta.

Setelah  reservasi, saya dihubungi oleh pegawai Puri Bunda untuk menindaklanjuti reservasi saya dan menjelaskan jika ada yang perlu ditanyakan atau ada keluhan bisa menghubungi nomor tersebut. Namun saya tidak menghubungi karena tidak ada yang perlu saya sampaikan. 

Fasilitas yang Didapatkan di Kelas VIP Kausalya

Saya memilih naik kelas dari BPJS ke VIP 1 (Kamar Kausalya), artinya “hanya” naik 1 tingkat, itu pun sudah ngos-ngosan dengan biayanya. Haha. 

Sebelum persalinan, kami mendapat voucher untuk konsultasi laktasi sebelum melahirkan, free 1x spa di RS, dan voucher untuk foto newborn di studio foto Inggrid Angelia Denpasar. Sayangnya, semua voucher itu belum pernah saya gunakan (expired hingga 2 bulan setelah persalinan untuk voucher spa dan foto).

Di kelas Kausalya ini, kami mendapat kamar nomor 416. Di dalam kamar terdapat bed pasien lengkap, sofa panjang dilengkapi bantal untuk pendamping pasien, lemari ukuran besar, dan lemari ukuran lebih kecil yang berisi kulkas mini dan laci. Dilengkapi dengan AC, TV, jam dinding, dan terdapat informasi mengenai syarat dan aturan yang berlaku di Puri Bunda. Kamar mandinya cukup luas, berisi kloset duduk, shower (air panas dan dingin), dan washtafel. Perlengkapan kamar mandi berupa sabun mandi yang sudah tersedia di dalam kamar mandi, toiletries, dan handuk bersih. 

Saya memilih untuk menyewa perlengkapan ibu dan bayi dari RS, sehingga saya hanya menyediakan pakaian dalam dan perlengkapan cadangan jika dibutuhkan, serta pakaian untuk pulang dari RS. Setiap pagi dan sore selama di RS saya dan bayi dibekali pakaian ganti dari RS.

Kamar VIP 1 kausalya RSIA Puri Bunda

kamar mandi di kamar VIP 1 Puri Bunda Denpasar

Bayi juga mendapat box bayi yang dilengkapi dengan kelambu. Saat akan memasuki kamar perawatan dari ruang bersalin, kami diantar oleh seorang perawat menggunakan kursi roda. Perawat juga menjelaskan setingan AC yang aman untuk bayi agar tidak kedinginan/kepanasan. Saat pulang kami dibekali 1 set pakaian bayi dengan 1 pc popok sekali pakai, surat keterangan lahiryang dibuat mirip dengan akta kelahiran, dan 1 foto bayi berfigura. 

Untuk menu makannya, saya bilang B aja. Pagi hari biasanya disediakan sarapan dengan menu simpel seperti soto atau sop. Sedangkan untuk makan siang dan malam, menunya selalu ayam dilengkapi dengan sayur, buah, dan air mineral kemasan. Kudapan diberikan 2x sehari. Ada menu yang tidak sesuai dengan selera, tetapi saya memilih untuk menghabiskan karena saya butuh asupan untuk pemulihan sekaligus menyusui.

Selain itu, dokter dan seluruh pegawai RS pun ramah dan komunikatif. Saat visite baik dokter maupun perawat, saya biasanya rajin bertanya apalagi waktu itu saya mengalami hipertensi. 

RSIA Puri Bunda Denpasar sangat direkomendasikan sebagai pilihan tempat untuk bersalin, itu simpulan saya dengan pengalaman melahirkan anak ketiga di RS ini. Alhamdulillah, selama di RS saya bisa beristirahat dengan tenang, quality time dengan suami, adaptasi dengan bayi, dan menikmati mandi sedikit lebih lama dari biasanya di bawah kucuran shower air hangat. Maklum, kalau sudah sampai rumah bakalan sulit mandi berkualitas :D 

Adakah Temans yang melahirkan di RS ini juga? bagi yang belum atau sedang mencari informasi, semoga bermanfaat, ya. 

Salam,  

5 komentar untuk " Melahirkan di RSIA Puri Bunda Denpasar dengan BPJS"

  1. Mantep rumah sakit VIP memang fasilitasnya lebih lengkap, apalagi melahirkan dengan BPJS. Semangat, Mbak.

    BalasHapus
  2. halo kak, lagi cari-cari info buat melahirkan nih. jadi walaupun tanpa indikasi gawat darurat kita bisa melahirkan di sini pakai BPJS tanpa rujukan dari faskes 1 ya kak atau gimana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo kak, terkait pertanyaan kakak apakah sudah ada jawaban kak ? Kebetulan saya juga rencana mau melahirkan di RS Puri Bunda DPS, Jika pakai bpjs apakah bisa tanpa rujukan faskes 1 ?

      Hapus
    2. Halo, Kak.
      Mohon maaf ternyata saya lupa balas.
      Kalau tidak kondisi darurat tidak bisa, Kak.
      Kalau kondisi saya, sebelumnya pernah sesar, jadi secara umum sudah masuk kondisi darurat.

      Sebaiknya Kakak periksa dulu minimal sekali ke Puri Bunda, nanti sekalian konsultasi soal penggunaan BPJS dengan dokter dan bagian administrasi. Biasanya diarahkan untuk booking kamar juga.

      Hapus