Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengulik Purwaceng, Tanaman Herbal khas Dieng

tanaman herbal khas dataran tinggi Dieng, Purwaceng afrodisiak khas Dieng
Tanaman Purwaceng
sumber gambar: kompas health

Minuman Penghangat di Dinginnya Udara Dieng

Membicarakan seputar Dieng, banyak orang yang langsung teringat dengan Carica dan Purwaceng, tanaman yang sangat khas di sana.

Purwaceng (Pimpinella Pruatjan) merupakan tanaman endemik Dieng. Dulunya, tanaman ini hanyalah gulma yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional yang salah satu khasiatnya adalah menghangatkan badan. Makin lama, pamor purwaceng makin naik seiring naiknya pariwisata Dieng. Terlebih, tanaman ini memiliki khasiat afrodisiak atau meningkatkan gairah pria dewasa. Meski begitu, purwaceng juga bisa dikonsumsi oleh perempuan.

Tanaman purwaceng bisa dimanfaatkan baik daun maupun akarnya, namun yang memiliki khasiat lebih banyak adalah bagian akar. Akar purwaceng biasanya dimanfaatkan sebagai minuman yang menghangatkan. Selain itu tanaman ini juga berkhasiat menghangatkan tubuh, saraf dan otot, menghilangkan masuk angin dan pegal linu, melancarkan buang air kecil, obat analgesik (menghilangkan rasa sakit), menurunkan panas, obat cacing, antibakteri serta anti kanker.

Fisiologis tanaman purwaceng hampir mirip dengan pegagan, namun tidak merambat. Akarnya identik dengan gingseng hanya saja lebih berserabut, tidak berbonggol besar sebagaimana ginseng yang dikenal masyarakat. Bunganya berbentuk payung dengan mahkota yang kecil dan berwarna putih kehijauan. Tanaman herbal ini bisa dipanen di usia 7 hingga 12 bulan setelah tanam. 

Purwaceng bisa tumbuh subur di dataran tinggi, sehingga tanaman ini juga tumbuh di Gunung Lawu dan Bromo, tetapi masyarakat menyebutnya dengan nama berbeda. Oleh karena itu, hingga saat ini purwaceng masih identik dengan Dieng. 

Rasanya pasti akan lebih berkesan ketika bisa menikmati secangkir minuman purwaceng langsung di tengah dinginnya udara Dieng. Pagi hari, sembari menikmati keindahan alam atau sembari melingkar di depan tungku api dan menikmati sepotong ubi bakar. MasyaAllah... perpaduan yang pas dan nikmat. 

Tenang, jika belum bisa menikmatinya langsung di Dieng, kini kita juga bisa mengonsumsi purwaceng instan dalam berbagai varian produk, misalnya serbuk purwaceng, teh, kopi, susu, dll.

Beberapa pabrik jamu terkenal juga membuat produk dengan bahan baku purwaceng. Hal ini dikarenakan purwaceng juga bisa dibudidayakan dalam polybag di dalam green house. Budidaya cara ini juga bisa meningkatkan produksi bahan baku purwaceng. Kualitasnya lebih baik, tidak tergantung pada musim, dan kuantitasnya pun meningkat. 

Melirik Home Industry Olahan Purwaceng 

Saat ini, kita bisa dengan mudah mendapatkan purwaceng dan olahannya ketika berkunjung ke Dieng. Terkadang, produk purwaceng juga bisa didapatkan di toko oleh-oleh dalam jaringan UMKM, misalnya di gerai dinas koperasi provinsi. 

Bapak Mustain, adalah salah seorang pengusaha olahan carica dan purwaceng. Kita tahu, carica (carica pubescens) adalah salah satu komoditas pertanian khas Dieng. Buah yang masih famili pepaya ini sangat khas Dataran Tinggi Dieng karena tidak tumbuh dan berbuah di daerah lain. 

Saat ini, ratusan orang membuka usaha rumahan olahan carica baik dengan merek dagang sendiri maupun membuat produk white label untuk dijual kepada pemilik brand. Berbeda dengan carica, usaha pengolahan purwaceng terbilang lebih sedikit sementara permintaan semakin meningkat dari hari ke hari. Itulah salah satu alasan Bapak Mustain beralih menjadi pengusaha carica dan purwaceng. 

Dulunya, beliau adalah petani kentang yang juga menanam carica dan purwaceng. Saat ini alih profesi menjadi pengusaha. Namun beliau masih menanam purwaceng meski jumlahnya tak banyak. Guna memenuhi kebutuhan produksi, beliau mengambil bahan baku dari petani di sekitar Dieng. 

produk olahan purwaceng khas Dieng Plateu
Olahan Purwaceng 'Zhahira'

Carica dan Purwaceng Merek Dagang ‘ZHAHIRA’

Bapak Musta’in menggunakan merek dagang ‘Zhafira’ untuk produk olahan Carica dan purwaceng miliknya. Saat ini, selain memproduksi manisan carica (carica in syrup) beliau juga memproduksi olahan purwaceng berupa purwaceng serbuk, teh, susu, kopi, dll. Kemasannya pun terbilang beragam, mulai dari ukuran sachet kecil hingga menggunakan botol kaca. 

Carica dan purwaceng ‘Zhahira’ sudah sering menerima kunjungan baik dari media cetak maupun televisi. Selain itu, berbagai event pameran UMKM pun diikuti guna meningkatkan product awareness dan mencari target market baru yang lebih luas. 

Jadi, jika Temans berkunjung ke Dieng bisa datang langsung dan memborongnya sebagai buah tangan untuk dibawa pulang dan dibagikan kepada keluarga dan kolega. Namun jika belum ada kesempatan datang langsung ke Dieng dan penasaran dengan carica dan purwaceng ‘Zhafira’ ini, bisa juga mendapatkannya secara online. 

Semoga bermanfaat, 

Salam,

3 komentar untuk " Mengulik Purwaceng, Tanaman Herbal khas Dieng "

  1. Mendengar namanya, saya pikir bermanfaat buat obat kuat nganu, ternyata saya salah hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa mampir ke tempat producsi...gratis he he he

      Hapus
    2. Wah, kalau mudik ke Wonosobo semoga bisa mampir ke sana

      Hapus