Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pelatihan Menghafal Alquran Metode Tikrar



Ber-Quran adalah Perjuangan Sepanjang Hayat

“Sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran. Maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (Q.S AL-Qamar 54:17, 22, 32, 40).
Beberapa waktu yang lalu saya merasa tertampar setelah seorang sahabat bertanya, “Bagaimana hafalanmu?” tepat ketika saya tengah mengumpulkan informasi seputar jadwal dan teknis untuk mengikuti program tahfidz Alquran di Lembaha Tahfidz Alquran tak jauh dari rumah.
Dulu kami sama-sama memiliki mimpi untuk menjadi seorang hadifzah Alquran. Saat di kampus, ia berhasil mengambil peluang beasiswa tahfidzul Quran dan bisa selesai menghafal dalam waktu kurang lebih 3 tahun meski dengan kesibukan kuliah dan aktivitas organisasi kampus.

Sedangkan saya, semangat itu perlahan memudar tergerus aktivitas. Terlebih setelah memilihi 2 anak. Saya tahu ini bukan alasan, hanya sekadar mencari pembenaran. Makanya saya tengah mengumpulkan semangat untuk kembali menghafal, dan mengulang hafalan yang belum banyak itu. 
“Berquran adalah perjuangan sepanjang hayat’. Kalimat ini saya sitir dari sahabat saya itu, yang menjadi pemantik untuk berusaha menjadi sahabat Alquran dalam kondisi apapun.
Maka ketika mendapat informasi akan diadakan pelatihan menghafal Alquran metode Tikrar, saya pun memikirkan cara untuk bisa berangkat karena jadwalnya berbarengan dengan jadwal kerja shift pagi suami yang artinya tidak ada yang mengantar/jemput dan jaga anak-anak. Beruntung, Allah mudahkan karena kakeknya anak-anak masih di Bali bersedia menemani hingga acara selesai. Alhamdulillah, meskipun dengan risiko akan sedikit terganggu polah anak-anak.
Bertempat di mushalah Al-Amanah Gedung Keuangan Negara (GKN) 1 Denpasar, sebagian peserta sudah bersiap di tempat saat saya datang. Tak lama menunggu acara pun dimulai. Ustadz Agus Yulianto sebagai pembina Lembaga Tahfidz Quran Baitul Quran memberikan sambutan setelah sebelumnya diawali dengan pembacaan ayat suci Alquran.
Ustadz Yuli, sapaan akrab beliau, menjelaskan seputar kegiatan pelatihan tahfidz Quran yang bukan sekali ini dilaksanakan. Beliau juga mengingatkan untuk istiqomah, konsisten untuk menghafalkan dan senantiasa tergabung dalam halaqah Quran supaya terbentuk budaya saling mengingatkan.
Ya, saya merasakan sendiri, ketika tidak tergabung dalam halaqah khusus Alquran, semangat untuk menghafal seolah menguap perlahan-lahan.
Then, acara yang ditunggu pun tiba. Dipandu oleh ustadz Darmidi, SE dari Surabaya. Beliau memaparkan kondisi dan fenomena yang terjadi diantara penghafal Alquran maupun masyarakat pada umumnya.


Mitos Seputar Menghafal Alquran

Beberapa mitos yang terjadi dan seringkali menjadi penghambat untuk menghafalkan Alquran:

  • Menghafal itu sulit
  • Hanya orang khusus/pilihan yang bisa menghafal
  • Terlalu sibuk/repot sehingga tidak ada waktu untuk hafalan
  • Membutuhkan waktu lama
  • Sudah tua
  • Mudah lupa, hilang hafalan
  • Kalau lupa dosanya besar
  • Masih kecil, belum baligh/belum wajib
  • Tidak punya biaya untuk belajar
  • Tidak punya guru tahfidz
  • Harus mondok di pesantren
  • Sudah berkeluarga
  • Orang lain hafal karena otaknya cerdas
  • Menghafal membuat otak tumpul
  • Penghafal Alquran itu malas bekerja
  • Lebih utama membaca Alquran dengan mushhaf dibanding membaca dengan hafalan
  • Penghafal Alquran itu bacaannya tidak tartil
  • Menjaga hafalan lebih berat daripada proses menghafalnya
  • Godaan lawan jenis/maksiat
  • Godaan penyakit


Dan banyak lagi mitos atau anggapan-anggapan yang membuat semangat tahfidzul Quran menciut. Tentunya dengan ilmu dan semangat tanpa berlepas dari memohon kemudahan dari Allah, setiap orang bisa menghafal Alquran. Termasuk baru-baru ini ada berita seorang nenek berusia 80 tahun yang khatam menghafal. MasyaALlah.

Keutamaan Menjadi Sahabat Alquran

  • Pekerjaan terbaik, sebagaimana hadist: Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya,” (HR. Bukhari 5027).
  • Tasyrif nabawi, penghargaan khusus dari Nabi Muhammad SAW. Sesuai dengan hadits: “Yang menjadi imam suatu kaum adalah yang paling banyak hafalannya,” (HR. Muslim)
  • Ciri-ciri orang yang diberikan ilmu
  • Alquran sebagai obat, penawar sakit dan penguat jiwa. Sebagaimana dalam Alquran firman Allah surat Al-Isra’/17:82: “Dan kami turunkan dari AlQuran (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang dzalim (Alquran itu) hanya akan menambah kerugian”.
  • Orang yang paling banyak mendapat pahala dari Alquran. Sabda Rasulullah Saw: “Siapa yang membaca satu huruf dari Alquran, maka baginya satu kebaikan/hasanah dan kebaikan itu akan dilipatgandakan sepuluh kali. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf. Namun alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf,” (HR. At-Tirmidzi).


Keutamaan Orang yang Menghafal Alquran

  • Meninggikan derajat di Surga. Sabda Rasulullah Saw: “Abdullah bin Amir bin AL Ash menceritakan bahwa dari Nabi SAW bersabda: “Akan dikatakan kepada shahih Alquran, bacalah dan naiklah serta tartilkanlah sebagimana engkau dulu mentartilkan Alquran di dunia. Sesungguhnya kedudukanmu di akhir ayat yang kau baca.” (HR Abu Daud dan At-Tirmidzi).
  • Bersama para malaikat. Sabda Rasulullah SAW: “Perumpamaan orang yang membaca Alquran hafal ayat-ayatnya adalah bersama para malaikat yang mulia dan taat.” (Muttafaq Alaihi).
  • Tajul Karomah/Mahkota kemuliaan. Rasulullah SAW bersabda: “Mereka akan dipanggil, dimana orang-orang yang tidak terlena oleh menggembala kambing dari membaca kitab-Ku. Berdirilah mereka dan dipakaikan mahkota kemuliaan kepada salah seorang diantara mereka, diberikan kepadanya kesuksesan dengan tangan kanan dan kekekalan dengan tangan kirinya.” (HR. Ath-Thabrani).
  • Kedua orangtua penghafal Alquran mendapat kemuliaan. Sabda Rasulullah saw: “Siapa yang membaca Alquran, mempelajarinya dan mengamalkannya, akan dipakaikan mahkota dari cahaya di hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orangtuanya dipakaikan DUA JUBAH (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan du dunia. Keduanya (orang tua) bertanya, ”Mengapa kami dipakaikan jibah ini?” dijawab, “karena kalian memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Alquran.” (HR. AL-Hakim).


Usaha agar Bisa Menghafal Alquran

“APA YANG SEDANG DAN SUDAH KITA LAKUKAN UNTUK BISA MENGHAFAL ALQURAN?” pertanyaan dari Ustadz Darmidi ini sontak membuat saya dan beberapa peserta terdiam. Jujur saya malu karena semakin lama upaya untuk menghafal justru semakin menipis. Yeah, semoga masih ada waktu untuk memperbaiki. Aamiin.

Beberapa usaha yang umum dilakukan agar bisa hafal Alquran:

  • Membaca berulang-ulang sambil melihat mushhaf
  • Menulis ayat Alquran seperti mushhaf. “Ikatlah ilmu dengan menulisnya,” (Hadits Marfu, Silsilah Ash-Shilihah 2026)
  • Mendengar/menyimak bacaan orang lain
  • Mengikuti bacaan melalui murottal (MP3, video, dll)
  • Mengkaji/ belajar Alquran
  • Menjadi imam/makmum shalat
  • Mengajarkan Alquran
  • Murojaah dengan orang lain



Mengonsumsi Makanan untuk Menguatkan Daya Ingat, untuk mendukung proses menghafal Alquran, seperti:

  • Madu
  • Daging kambing
  • Kurma
  • Kismis/manisan alami
  • Kacang-kacangan
  • Sayuran hijau

 
Alquran Tikrar, sumber: Syaamil Quran

Menghafal Alquran dengan Metode Tikrar

Menurut Ustadz Darmidi, secara umum ada banyak metode menghafal Alquran menggunakan potensi panca indera, misalnya disesuaikan dengan gaya visual (penglihatan), auditory (pendengaran), kinestetik (peraba).
Hal utama yang sering dilupakan orang ketika akan menghafal Alquran adalah RAJIN MEMBACA ALQURAN. Sebagaimana perintah Rasulullah, seorang muslim/muslimah paling tidak menghatamkan 1 kali Alquran dalam sebulan (jika dirutinkan, bisa dibuat rata-rata 1 juz perhari atau One day One Juz).
Banyak ayat yang berhubungan dengan keutamaan membaca Alquran, seperti:
“Dan bacalah apa yang diwahyukan kepadamu yaitu kitab Tuhanmu (Alquran). Tidak ada (seorangpun) yang dapat mengubah kalimat-kalimatNya. Dan kamu tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain dari padanya.” (Q.S Al-Kahfi 18:27).
“Dan bacalah Alquran itu dengan perlahan-lahan,” (Q.S AL-Muzzammil 73:4).
Selain itu, tak sedikit pula hadits yang membahas tentang keutamaan membaca Alquran, diantaranya:
“Dari Abu Musa Al-Asy’ari ra Rasulullah Saw bersabda: “Bacalah selalu Alquran ini. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya. Sungguh, Al-Quran itu lebih mudah lepas daripada seekor unta dalam ikatannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
“Saya tidak menemukan cara menghafal yang lebih efektif selain dengan cara terus-menerus melihat tulisan dan mengulang-ulang perkataan, karena itulah sejatinya hafalan.” (IMAM BUKHARI).
Al Hasan Ibn Abu Bakr An-Naisaburiy berkata: “Tidak akan berhasil sebuah hafalan sehingga diulang-ulang sebanyak lima puluh kali.” Bahkan ada diantara para ulama dan Fuqaha yang mengulang-ulang hafalannya hingga ribuan kali.

Alquran Tikrar Syaamil Quran

Jadi, bagi yang belum tahu, menghafal Alquran metode tikrar ini sebenarnya sepaket dengan Alquran khusus untuk menghafal yang diterbitkan oleh Syaamil Quran. Tikrar sendiri artinya mengulang-ulang bacaan.
Alquran tikrar adalah mushhaf yang disusun secara sistematis, aplikatif, dan terukur untuk memudahkan calon dan para hadifz/ah supaya para pembaca Alquran bisa rutin menghatamkan Alquran, para penghafal Alquran senantiasa semangat dalam proses hafalannya, dan sebagai sarana untuk murajaah/mengulang-ulang  dan mutabaah hafalan.
Di dalam setiap halaman Alquran tikrar, dirancang sedemikian rupa sehingga tiap 1 halaman terbagi menjadi 4 bagian besar yang disebut dengan istilah Maqro, dan terdiri dari 8 bagian kecil yang dinamakan Maqtho. Artinya, tiap 1 halaman ada 4 maqro atau 8 maqtho.
Tagline Alquran tikrar adalah HAFAL TANPA MENGHAFAL. Bagaimana bisa?!
“Tentu bisa, karena menghafal Alquran dengan metode ini bukan dengan cara diingat-ingat dalam pikiran, melainkan dengan dibaca berulang-ulang (bit tikrar wat ta’aahud),” ujar Ustadz Darmidi.
Secara logika memang tepat, karena ketika rajin tilawah, secara tidak langsung memori akan selalu mengingat bacaan Alquran. Termasuk merasa ‘aneh’ ketika tengah menyimak bacaan orang lain dan ada yang kurang tepat, meskipun si penyimak belum hafal keseluruhan Alquran.
Dengan panduan Alquran tikrar ini, kita bisa membuat target hafalan dan meluangkan waktu khusus untuk menghafal minimal 15 menit/hari.
Di dalamnya, ada penanda untuk tilawah (misalnya kita telah selesai tilawah 1 halaman, maka di kolom tilawah diisi/centang, seterusnya sampai penuh). Selain itu, ada penanda untuk hafalan. Caranya dengan membaca minimal 1 maqtho dalam sekali duduk, lalu dibaca berulang minimal 5 kali. Jika masih belum nyantol, baca kembali 5 kali, dan seterusnya sampai puluhan bahkan ratusan kali. Setelah itu, bisa melajutkan maqtho seterusnya.
Kami sempat belajar menggunakan lembaran kertas salinan isi Alquran tikrar halaman 313, surat Thaha ayat 13 – 37. Selama 5 menit kami diberi kesempatan untuk membaca 1 maqtho sebanyak-banyaknya, lalu dites oleh ustadz tanpa membuka mushhaf. MasyaAllah, hampir semua peserta bisa hafal dengan lancar.
Saya mencoba menantang diri sendiri untuk membaca 1 maqro, dan ternyata memang cara ini lebih efektif karena otak diajak untung mengulang terus-menerus bacaan yang sama. Jika 1 maqtho sudah hafal, bisa melanjutkan ke maqtho selanjutnya.
Jika konsisten setiap hari bisa menghafal 1 halaman, dalam waktu kurang lebih 3 tahun kita bisa menghatamkan hafalan Alquran. MasyaAllah, tak ada yang mustahil, bukan? Atau jika hanya bisa menghafal 1 maqtho/hari, kita akan selesai dalam waktu 25 tahun. Tak apa, asal kita menikmati setiap prosesnya dalam rangka merajut cinta terhadap Alquran dan menjadi sahabatnya, menjadi ahlul quran. Karena ahlul quran itu tak melulu seorang hafidz/ah, namun mereka yang senantiasa berinteraksi dengan Alquran tanpa henti.





Tips Menghafal Alquran

Dalam kesempatan tersebut, ustadz Darmidi juga memberikan tips supaya memudahkan kita dalam proses menghafal Alquran.
  • Menggunakan satu cetakan mushaf. Karena dengan satu mushhaf akan memudahkan mengingat gambaran posisi ayat di dalam Alquran
  • Hafalan yang saling berikatan. Ibnu Umar ra berkata, “Rasulullah saw bersabda: sesungguhnya perumpamaan orang yang menghafal Alquran bagaikan pemilik unta yang diikat. Jika dirawat dengan baik/telaten tetap dapat dipertahankan dan bila dilepas akan hilang.” (HR. Bukhari dan Muslim).
  • Memahami makna ayat yang dihafal
  • Hafalan tidak tergesa-gesa, sabar
  • Tilawah yang berkesinambungan, misalnya 1 juz/hari
  • Kuatkan hafalan dalam shalat sunnah
  • Wirid dan doa dalam Alquran
  • Memohon doa dari kedua orang tua, imam yang shalih, anak yatim, dll
  • Menjadi imam shalat
  • Mengajarkan kepada orang lain, da’wah/syiar islam
  • Mendengar bacaan orang lain
  • Mendengarkan murattal melalui kaset, video, dll
  • Membaca sejarah para penghafal Alquran
  • Mempunyai halaqah Alquran
  • Berhati-hati dengan sifat munafiq. Rasulullah saw bersabda: “Orang-orang yang munafiq di kalangan umatku kebanyakan adalah qori’ dan qori’ah mereka.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani).
  • Berhati-hati dari tergelincir perbuatan maksiat. Rasulullah Saw bersabda: “Akan terjadi pada akhir zaman nanti, orang-orang yang beribadah tetapi tidak tahu cara-cara beribadahnya, dan qori-qori’ahnya yang berbuat maksiat.” (HR. Al Hakim dan Abu Naim). Hal ini juga ditegaskan oleh Imam Syafi’i, ketika mengadu tentang hafalannya kepada sang guru, beliau memberi nasihat untuk meninggalkan maksiat dan mengatakan bahwa ilmu itu cahaya dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang selalu bermaksiat.
  • Banyak berdoa kepada Allah dengan segala permintaan terbaik dan terus-menerus
  • Bersiwak

Syarat Sukses Menggunakan Alquran Tikrar

  • Niat
  • Ikhlas
  • Istiqomah membaca Alquran setiap hari
  • Sabar mengulang bacaan per maqtho, per maqro, per halaman, dan seterusnya.
  • Murajaah sendiri dan bersama orang lain.

Ustadz juga tak lupa mengingatkan bahwa sebelum memulai menghafal, terlebih dahulu kita memperbaiki bacaan Alquran/tahsin supaya sesuai dengan tahapan berinteraksi dengan Alquran, juga lebih memudahkan ketika hafalan.
Simpulan ringan saya, metode tikrar ini cocok untuk digunakan oleh semua kalangan dan semua usia. Catatan pentingnya, selalu ISTIQOMAH, KONSISTEN dengan waktu yang kita sediakan untuk menghafal setiap harinya.
Bismillah, tak ada yang mustahil, termasuk bagi kita yang bermimpi menjadi hafidz/ah asal istiqomah dan selalu memohon kemudahan dari Allah, juga menjauhkan diri dari sebab-sebab sulitnya Alquran sampai di hati kita.
Allahua’lam bish shawab, mohon maaf jika ada bagian yang kurang.
Semoga bermanfaat,
Salam,

6 komentar untuk "Pelatihan Menghafal Alquran Metode Tikrar"

  1. Alhamdulillah
    Ilmunya telah lengkap tertis di sini.
    Semoga memjadi amal jariyah sbg ilmu yg bermanfaat, berpahala terus menerus dari para pembacanya.

    BalasHapus
  2. Wah bener banget nih kak memang kalau membaca Al-Qur'an juga bisa menenangkan hati ya

    BalasHapus
  3. Bener banget nih Mbak tipsnya. Bisa dicoba nih kalau mau menghafal Al-Qur'an ini

    BalasHapus
  4. Wah yang mau belajar menghafal Al-Qur'an bisa nih melalukan tips yang ada di atas ini nih ya

    BalasHapus
  5. Wah bemanfaat banget nih Mbak tipsnya. Memang kita harus ikhlas nih ya Mbak kalau mau menghafal

    BalasHapus
  6. Wah ternyata kacang-kacangan ini bisa membuat daya ingat kita bagus ya. Alias tidak mudah lupa

    BalasHapus