Waspada! Ancaman Kematian Akibat Hepatitis
Daftar Isi
Waspada! Ancaman Kematian Akibat
Hepatitis
Assalamualaikum, Temans!
Ada yang tahu kalau tanggal 28 Juli itu ditetapkan sebagai hari hepatitis
sedunia? Kalau belum, sekarang sudah tahu dong ya!
Masih dalam suasana hari Hepatitis sedunia tersebut, pada Rabu, 31 Juli
2019 Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) mengadakan temu blogger kesehatan di
Denpasar, Bali dengan mengusung tema Eliminasi Hepatitis Selamatkan Generasi Bangsa. Bertempat di hotel Grand
Palace Bali kurang lebih sejumlah 70 blogger dan Netizen antusias mengikuti serangkaian
acaranya.
Pagi itu cuaca cerah tak seperti hari-hari sebelumnya. Saya bersemangat
bersiap sejak pagi untuk bertemu teman-teman dan datang ke acara tersebut. Sampai
di sana sudah sebagian blogger dan netizen yang menempati kursinya. Tak
menunggu lama saya langsung mengisi form registrasi. Setelah itu melakukan cek
kesehatan gratis yang dilayani oleh tim dari Kimia Farma. Berhubung waktu yang
terbatas, saya hanya melakukan cek darah. Alhamdulillah hasilnya masih normal.
Petugas kesehatannya berseloroh katanya kalau terlalu rendah paling karena
belum sarapan.
Sebelum acara dimulai, kami pun melakukan pemanasan otak dan fisik supaya lebih fresh saat menerima materi dari narasumber. Tentunya, pemanasan dilakukan dengan fun dan menerapkan salah satu kegiatan Germas, yakni olahraga.
Waspada Hepatitis sebagai Penyakit Endemis di Indonesia
Penyakit hepatitis terutama A dan B adalah penyakit endemis di Indonesia.
Apa Itu hepatitis? bagaimana pencegahannya serta penanganannya? itulah yang akan dibahas dalam acara ini.
Temu blogger kesehatan dan warganet mahasiswa ini menghadirkan narasumber yang berkompeten di bidangnya. Para pakar tersebut yaitu Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat drg.Widyawati,MKM; Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes; Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr.Ketut Suarjaya, MPPM; serta Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) Cabang Denpasar, Prof.Dr.dr. I Dewa Nyoman Wibawa,SpPD,KGEH. Bertindak sebagai moderator adalah Kepala Bagian Hubungan Media dan Lembaga, Indra Rizon, SKM, M.Kes.
Narasumber foto dokumentasi pribadi Arina Mabruroh |
Yuk, kita bahas lebih lanjut tentang Hepatitis sebagaimana yang disampaikan oleh para narasumber khususnya dr.Wiendra dan Prof. Nyoman.
Secara harfiah hepatitis berasal dari kata hepar- yang berarti hati dan -itis yang berarti radang sehingga artinya adalah peradangan hati.
Secara harfiah hepatitis berasal dari kata hepar- yang berarti hati dan -itis yang berarti radang sehingga artinya adalah peradangan hati.
Penyebab hepatitis paling besar adalah karena virus virus hepatitis.
Selain itu bisa disebarkan oleh obat-obatan, parasit, lemak yang ada di hati,
virus lain seperti virus dengue dan herpes, serta jika seseorang mengonsumsi
alkohol.
"Penyakit hepatitis ada 5 macam yakni hepatitis A, B, C, D, dan E masing-masing
memiliki karakteristik yang berbeda. Tingkat penyakitnya pun bisa kronis atau
akut. Penyakit ini sangat sulit diketahui dari gejalanya, sehingga harus
melalui skrining laboratorium. Jika tidak teratasi, bisa berakibat sirosis dan
kanker," terang dr.Wiendra.
Sebanyak 1 dari 4 pengidap hepatitis meninggal karena kanker atau gagal hati. Mengerikan sekali, bukan? Maka tak berlebihan jika kemudian ia disebut sebagai silent killer.
Sebanyak 1 dari 4 pengidap hepatitis meninggal karena kanker atau gagal hati. Mengerikan sekali, bukan? Maka tak berlebihan jika kemudian ia disebut sebagai silent killer.
Hepatitis, The Silent killer |
Jangan Biarkan Hepatitis Merenggut Kebahagianmu!
Setiap orang tentu mendambakan kehidupan yang sehat dan bahagia hingga
ajal tiba. Sayangnya tanpa disadari, penyakit seringkali datang tiba-tiba. Munculnya
penyakit yang tanpa disadari inilah ancaman yang lebih berbahaya, karena
sebenarnya ia telah ada di dalam tubuh namun gejalanya tidak terasa. Hal inilah
yang mendasari pentingnya setiap orang melakukan check up kesehatan rutin,
sehingga ketika terjadi masalah dalam organ tubuhnya, bisa diatasi sedini
mungkin sebelum bertambah parah.
Saat ini, sebagian masyarakat masih menganggap hepatitis adalah penyakit
yang sepele, berbeda dengan HIV/Aids dan kanker, padahal beberapa jenis
hepatitis bisa juga mengakibatkan kanker hati. tentu kita tidak ingin bukan,
mengalami kejadian seperti ini? sudah menderita dan harus keluar biaya banyak
untuk pengobatan, bahkan ada yang harus melakukan transplantasi organ hati.
Selain itu, sebagian masyarakat juga masih menganggap bahwa hepatitis
adalah penyakit keturunan, nyatanya ia memang bisa ditularkan dari ibu
penderita ke bayinya, namun bukan penyakit bawaan.
Ingin tahu lebih jelas tentang hepatitis? yuk kita bahas satu-persatu.
Hepatitis A
Hepatitis A merupakan penyakit hepatitis yang paling sering diderita oleh
masyarakat. Baru-baru ini di tahun 2019 terjadi KLB atau kejadian luar biasa di
Kabupaten Pacitan, yakni ratusan orang terkena Hepatitis A. Setelah dilakukan
riset secara menyeluruh terbukti penyebabnya bukan dari air melainkan makanan.
Penyakit ini bisa ditularkan melalui makanan atau air minum yang
terkontaminasi virus hepatitis A dari feses penderitanya. Gejala umum
penderitanya antara lain kelelahan, muntah, hidung tersumbat, sakit atau rasa
tidak nyaman yang muncul di bagian perut di bagian ulu hati, hilang nafsu
makan, dan urin yang berwarna gelap. Gejala tersebut bisa bersifat ringan dan
hilang dalam beberapa minggu, namun bisa juga cukup parah hingga berbulan-bulan.
"Berbeda dengan penyakit hepatitis lainnya, Hepatitis A tidak
mengakibatkan kerusakan hati yang parah dan tidak berkembang menjadi penyakit
kronis. Imunitas terhadap hepatitis A akan muncul setelah penderitanya sembuh. Namun
hal ini tidak membuatnya kebal terhadap virus hepatitis lainnya," lanjut dr. Wiendra.
Upaya pencegahan hepatitis A dan sangatlah mudah yakni dengan menerapkan perilaku Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) dan bersih seperti cuci tangan pakai sabun, selalu menutup makanan, dan tidak buang air
sembarangan. Selain itu, bisa juga dicegah dengan memberikan vaksin hepatitis
A.
Hepatitis B, C, dan D
Selanjutnya kita bahas hepatitis B, C, dan D. Penularannya melalui kontak
darah dan cairan tubuh. Bisa juga ditularkan secara vertikal dari ibu ke anak
dari anak ke anak, atau dari dewasa ke anak. Risiko yang lain melalui transfusi
darah, penggunaan jarum yang tidak aman,
hubungan seksual dan juga kontak dengan
darah.
Berdasarkan data yang dihimpun Kemenkes RI, 1 dari 10 penduduk penduduk
Indonesia mengidap Hepatitis B namun sebagian besar tidak menyadari sampai
muncul komplikasi yakni telah sangat terlambat. Penyakit ini memang tidak
memunculkan gejala yang berarti hanya bisa diketahui melalui skrining
laboratorium.
"Hepatitis C adalah penyakit hati yang menular dan disebabkan oleh infeksi
virus hepatitis C. Hepatitis C bisa disembuhkan dan tingkat kesembuhannya
tinggi. Waktu pengobatannya pun tidak lama dan cukup mudah yakni dengan tablet
oral direct acting antiviral (DAA). Catatan
pentingnya, ketika pasien penderita hepatitis mengonsumsi obat tersebut, ia
tidak boleh minum obat lain karena bisa mengakibatkan kontra-indikasi. Layanan
pengobatan hepatitis C telah mencakup sebanyak 37 rumah sakit di 15 provinsi di
seluruh Indonesia," jelas Prof. Nyoman.
Source: guesehatcom |
Program Pemerintah untuk Eliminasi Hepatitis
Kesehatan masyarakat menjadi salah satu faktor kesejahteraan dan keberhasilan
negara. Oleh karena itu, pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk
mewujudkan Indonesia sehat. Hepatitis merupakan salah satu penyakit yang menjadi perhatian bagi pemerintah. FYI, pengobatannya membutuhkan biaya
yang besar ekonomi yang cukup besar bagi negara. Jangan sampai ya Temans, kita
menjadi beban negara karena penyakit yang kita derita.
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi risiko
Hepatitis B yang diderita oleh masyarakat. Targetnya adalah pada tahun 2030
virus hepatitis B dan C telah tereliminasi. Program pengendalian ini telah
dimulai sejak tahun 2017 melalui skrining hepatitis pada ibu hamil.
"Jika ibu hamil terdeteksi mengidap hepatitis, maka setelah bayinya lahir
ia harus melalui proses bertahap untuk memunculkan antibodi terhadap virus
hepatitis jika tidak, maka sekian tahun lagi bayi itu akan menderita hepatitis," lanjut Prof. Nyoman.
Semoga program pencegahan dan eliminasi hepatitis bisa terus meningkat
sehingga cakupannya semakin luas di seluruh wilayah Indonesia.
Semoga masyarakat umum pun makin sadar untuk melakukan deteksi dini
hepatitis. Jika telah terbukti mengidap hepatitis dilakukan pemeriksaan dan
pengobatan secara rutin supaya bisa menyelamatkan kehidupannya.
Sumber: Kemenkes RI |
Bagaimana dengan Kondisi dan Penanganan Hepatitis di provinsi Bali?
Perwakilan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali memaparkan tentang
situasi hepatitis dan penyakit infeksi saluran pencernaan di Bali.
"Sebanyak 9 kabupaten dan kota di provinsi Bali telah melakukan kegiatan
deteksi dini Hepatitis B bagi ibu hamil. Berbagai program lain pun telah
dilaksanakan sebagai sarana penanggulangan hepatitis," terang dr. Ketut.
Kedepannya, pemerintah melalui dinas kesehatan setempat akan meningkatkan
kegiatan deteksi dini Hepatitis B dan C di semua fasilitas Pelayanan Kesehatan
baik pemerintah maupun swasta.
Peran Netizen sebagai Duta Kesehatan
Acara temu blogger di Bali ini mengundang juga netizen alias warganet dan mahasiswa kesehatan. Duta kesehatan tersebut
nantinya akan berperan dalam penyebaran informasi yang benar dan valid seputar
dunia kesehatan terutama dari Kemenkes RI. Duta kesehatan juga diharapkan bisa melakukan
konter terhadap hoax yang tersebar
di masyarakat terutama yang berkaitan
dengan informasi kesehatan atau pseudoscience
dan informasi yang meresahkan.
Foto bersama blogger dan narasumber credit: Wardah Fajri |
Pentingnya warganet menjadi duta kesehatan adalah karena pemerintah tidak
dapat bekerja sendiri. Kita tahu berbagai informasi kesehatan beredar di
masyarakat tanpa bisa kita bendung. Sementara kita juga tidak bisa mencegah
informasi hoax kesehatan yang diambil
dan dibagikan oleh banyak pihak.
Parahnya lagi, informasi tidak benar seputar dunia kesehatan itu bisa
menimbulkan kepanikan dan keresahan yang luar biasa di masyarakat. Contohnya
mengenai kasus cacar monyet yang baru-baru ini terjadi, padahal setelah
dikonfirmasi cacar monyet ini masih diteliti.
Bagaimana langkah kita untuk mendapatkan informasi seputar dunia
kesehatan yang valid? Sebagaimana yang disampaikan oleh Ibu Widyawati, pertama kita bisa
memintanya ke Dinas Kesehatan setempat. Selain itu bisa mengakses website kementerian Kesehatan di www.sehatnegeriku.kemkes.go.id,
media sosial resmi yang dikelola oleh Kemenkes, serta melalui konten yang benar
dari narasumber yang terpercaya.
Nah, sudah siap menjadi seorang duta kesehatan?! Lanjutkan!
Nah, sudah siap menjadi seorang duta kesehatan?! Lanjutkan!
Alhamdulillah, acara berlangsung dengan lancar dan semoga kami tetap berkomitmen untuk menyampaikan informasi yang benar dan bermanfaat khususnya dalam dunia kesehatan.
Semoga bermanfaat,
Salam Germas! Salam sehat!
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam
Memang benar, pas ibuku kena hepatitis itu, semua alat makan minum, mandi, semua dipisahin dengan anggota keluarga lainnya.
Pokoknya lebih baik mencegah deh daripada mengobati.
Jadi bisa menjaga diri dari hepatitis, plus jadi tahu juga jenis-jenis hepatitis.