Ingin Jadi Ibu Bahagia? Terapkan 5 Kunci ini
Daftar Isi
Menjadi seorang ibu yang bahagia itu adalah kunci utama agar anak dan
keluarga bahagia. Coba deh, rasakan sendiri saat menjadi seorang anak atau saat
sudah menjadi ibu. Saat ibu sedang badmood
atau kurang bahagia, rasanya rumah berubah menjadi memanas dan bertemu ibu
seperti akan diterkam monster. Jangan
harap bisa bercanda seperti biasanya, yang ada tersulut sedikit, taring ibu
makin panjang dan omelannya ngalahin
panjangnya jalan tol yang baru diresmikan.
Baiklah, saya mau sharing 5
kunci yang bikin ibu tetap waras. Eh,
bahagia.
1. Selalu Bersyukur
Bersyukur atas semua pemberian Allah baik yang langsung diterima maupun
yang dilewatkan suami, akan membuat hidup jadi lebih tenang. Nggak ada lagi
namanya tengak-tengok kanan kiri trus jadi julid
memandang kenikmatan orang lain.
2. Melihat ke Bawah, Bukan ke Atas
Melihat ke bawah akan selalu membawa kita menjadi orang yang bersyukur.
Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, ya Temans. Makin bersyukur artinya
makin bahagia.
Kalau kita melihat gelaran Asian
Para Games beberapa waktu yang lalu, rasanya malu banget kan? Malu dengan
diri sendiri yang dikaruniai fisik dan psikis sempurna jika tidak bisa
memanfaatkan segala potensi yang ada. Mereka yang (mohon maaf) memiliki
kekurangan fisik saja bisa sedemikian berjuangnya, apalagi kita? Ya kan?
Lalu cobalah sesekali melewati kawasan kumuh, niscaya tidak akan
melewatkan sedikitpun syukur atas rejeki dari Allah.
3. Me Time
Meskipun kata orang me time itu
salah satu propaganda komersil masa kini, bagi saya me time itu penting. Ibarat gawai yang jika digunakan akan habis
baterainya, ia butuh waktu untuk kembali mengisi daya. Begitulah otak, hati dan
jiwa perempuan (baca: ibu). Setelah berpacu dengan rutinitas rumah tangga
ataupun pekerjaan lain, ia butuh untuk recharge
energi dan good mood. Tak perlu
terlalu lama dan dengan biaya mahal untuk me
time. Taruhlah seperti iklan kopi saset
yang cukup dengan waktu 5 menit untuk me
time nyruput kopi. Setuju
4. Positive Thinking
Pikiran akan sangat memengaruhi jiwa dan fisik. Jika pagi hari sudah
terisi dengan hal negatif, sepanjang hari rasanya akan badmood. Lain halnya jika selalu dalam suasana yang positif, pasti
berbagai kegiatan pun akan lancar dan kita menjadi lebih produktif.
Saya beberapa kali mengalami hal ini. Jika ada pikiran negatif, rasanya
jadi cepat marah dan khawatir. Jadi lebih banyak istighfar aja deh. Hehe
Intinya kalau dari pikiran sudah bahagia, insyaAllah beneran jadi
bahagia.
5. Pura-pura Bahagia
Duh, ngasal banget sih. Hehe.
Nggak ko, ini mirip seperti poin no 4 yes.
Tentang bahagia sejak dalam pikiran.
Jadi, saya pernah ikut seminar tentang bahayanya seorang ibu yang
mengalami depresi setelah melahirkan, semacam baby blues contohnya. Salah satu
narasumbernya adalah psikolog. Beliau mengatakan seorang ibu harus bahagia
supaya bisa tenang dan lancar mengasuh dan mengASIhi anak. Dukungan dari
keluarga sangat penting, dan si ibu juga harus menanamkan rasa bahagia dari
diri sendiri. "Jika masih belum cukup, pura-puralah bahagia agar bahagia
beneran," sambung beliau.
Jadi 'pura-pura bahagia' supaya bisa positive
thinking, bukan untuk tujuan lain seperti pamer, misalnya.
Btw ada yang masih mau nambahin
point lagi? Silakan.. Dengan senang
hati. Selanjutnya saya mau sharing
kebahagiaan receh alias sederhana ala saya.
Sebenarnya ketika mendapatkan kebahagiaan yang besar, pasti rasa syukur
dan bahagianya jauh lebih besar juga. Tapi, jika tidak mensyukuri dan menikmati
kepingan kebahagiaan yang remeh bin sederhana, kapan lagi kita buat diri
menjadi bahagia?!
1). Bahagia saat anak sehat, bisa
makan dengan lahap, apalagi mau makan sayur.
Duh, sedih banget deh lihat si Kakak semalam banyak mengigau dan mengeluh
sakit. Rasanya akan lebih damai saat melihat anak-anak tidur pulas. Hanya
memandangi wajahnya sudah bisa bikin hati meleleh bahagia.
2). Melihat anak-anak tertawa
bermain dengan ayahnya.
Si ayah yang kerjanya sistem shift,
kadang membuatnya berangkat sebelum anak bangun dan pulang saat anak sudah
capek bermain. Jadi ketika ada kesempatan libur, dimanfaatkan sebaik-baiknya
untuk kembali menciptakan bonding dengan keluarga. Senang sekali melihat mereka
bisa tertawa sementara saya masak atau menyelesaikan pekerjaan rumah tangga
lainnya.
3). Piknik tipis-tipis low budget
Seperti kemarin, kami jalan mengajak kakek dan neneknya anak-anak. Tidak
perlu ke tempat yang jauh dan mewah, yang penting traveling dan menikmati suasa baru untuk recharging soul.
Bajet-nya diatur sedemikian rupa
biar aman di kantong. Hati senang, kantong tak perlu sampai bolong, hehe.
4). Bahagia ketika invoice recehan cair
"Halo Mba, fee sudah saya
bayarkan ke rekening, silakan dicek."
Ketika dapat notifikasi seperti ini, buru-buru cek mutasi rekening. Dan
melihat ada dana masuk itu, bahagiaaa banget. Meskipun yang masuk itu paling
hanya nominal 50 ribu, 100 ribu. Masih jarang dapat fee yang cukup banyak, tapi tetep kudu disyukuri. Udah beruntung
banget ini mah. Di rumah ngasuh anak,
masih dapat duit sesekali.
5). Makan Makanan Kesukaan
Hayo, siapa yang nggak hepi banget kalau bisa menyantap indomie
panas, kasih tambahan cabai rawit, sayur dan sebutir terlur? Masih ditambah
suasana mendung, dingin dan rasa lapar. Glekh!
Saya juga jadi lapar nih.
Makan apa yang disuka memang bisa bikin bahagia. Good food good mood. Setuju?! Cuma makan sebatang coklat murah atau
beli donat di toko terdekat yang 35rb dapat 6 biji gede-gede dengan topping meleleh tumpeh-tumpeh udah bikin hepi
selangit. Hihi.
Yuk ah, bahagia meski dengan hal sederhana.
Salam,
Posting Komentar
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam