Saya Pecinta Backpack, Kalau Kamu?
Daftar Isi
"Yah, antara tas yang ini sama yang ini bagusan mana?"
"Buat siapa?"
"Buat aku dong! Tas
slempangku udah rusak talinya, kalo kemana-mana masa pakai tas punggung
terus. Pergi ngaji pakai backpack, acara blogger juga, mau
silaturrahim iya, pokoke selalu bawanya backpack
termasuk kondangan" jawabku sambil manyun.
"Tapi 2 tas ini nggak cocok buat Bunda,"
"Apanya yang nggak cocok? Ini warnanya cakep, kalem. Bahannya juga
lumayan. Harganya masih masuk budget lah, nggak terlalu mahal."
"Bunda itu cocoknya pakai backpack.
Lagian lebih mudah, kedua tangan bisa bebas. Tahu sendiri anaknya aktif kalau
diajak pergi suka lari-lari ko mau rempong beli tas selempang. Ntar malah nggak
kepakai."
Dan saya makin manyun meski akhirnya (lagi-lagi) saya harus kembali ke backpack tercinta. Atau sewaktu-waktu
butuh tas yang kapasitasnya besar, tinggal pinjam tas punya do'i yang maskulin
banget.
Sejak sekolah dulu pun saya lebih suka backpack dibanding tas selempang. Maklum, saya anak yang rajin
((rajin)) banget bawa buku paket
pelajaran yang dipinjamkan dari perpustakaan sekolah. Sehari bisa bawa 3-4 buku
paket, ditambah buku tulis, payung, dll. Trus kalau musim hujan bawa sandal jepit
karena punya sepatu hanya sepasang.
Sewaktu kuliah pun sama. Bawaan wajib saya adalah binding notes (kalo
nggak salah akrab disebut 'binder' ah lupakan) buat nyatat materi kuliah,
payung agar tidak kepanasan/kehujanan, mukena, Al-Qur'an (ini karena ngikut
kakak-kakak kelas dan teman-teman padahal belum tentu dibaca di kampus), botol
isi air putih, dan sesekali membawa modul kuliah/kamus saat materi kuliah
translation.
Dan saya masih pakai kamus Hasan Sadili yang tebel bin berat itu dong,
nggak kuat Cyn mau beli kamus elektrik. Hihi.
Pernah waktu dapat rejeki, beli tas selempang multi fungsi yamg bisa
ditenteng mirip koper, tapi akhirnya
jarang dipakai juga karena bahu jadi pegal sebelah.
Bayangin aja tas-nya sudah besar dan berat, ditambah isi segambreng trus
jalan kaki lebih dari 15 menit. Paling cepat sih dari rumah ke kampus 15
menit, itu jalannya macam orang dikejar
mantan plus takut pintu kelas ditutup sama dosen killer jika terlambat sedetik.
Lagi-lagi saya kembali ke pangkuan *eh memilih backpack.
Selalu nyaman membawa backpack saat beraktivitas bersama si Kecil |
Kenapa sih cinta mati sama backpack?
Alasan saya lebih suka backpack adalah lebih nyaman. Beban
di dalam tas ditanggung oleh dua bahu dan ditopang punggung sehingga tidak
begitu terasa capeknya. Apalagi jika bisa memiliki backpack yang desain bagian punggungnya sudah disesuaikan agar Pengguna
merasa nyaman.
Alasan kedua, lebih aman. Saat
naik angkutan umum terutama bis, backpack
saya pakai di depan sehingga menutupi bagian dada. Ini saya rasakan efektif
untuk menghindari tangan jahil yang berniat jahat melecehkan perempuan maupun
yang hendak berlaku jahat lainnya, seperti mencopet.
Ketiga, kompartemennya lebih besar
sehingga muat banyak barang yang saya butuhkan. Apalagi menjelang punya bayi
dan masih memiliki balita, otomatis saat pergi barang bawaan saya akan lebih
banyak dari biasanya.
Diaper bag yang sudah punya
tidak lagi cukup menampung, akhirnya harus memilih backpack si Ayah lagi untuk dipakai.
Backpack unik |
Model backpack wanita sekarang juga beragam
sekali ya, mulai dari yang simpel, maskulin, anti theft, sampai yang feminin,
cantik dan imut. Tentunya, backpack
pun tak kalah untuk melengkapi gaya fashion kekinian.
Kalau saya sih lagi naksir banget diaper backpack di salah satu online shop, tapi harganya masih cukup mahal
buat kantong saya. Berdoa aja deh moga ada yang berkenan ngasih endorsement atau tiba-tiba dikirimin.
Wkwkwkwk. Jangan mimpi siang bolong, Cyn!
Tambahan lagi nih, pakai Backpack
itu lebih mudah saat kita bepergian naik
kendaraan umum.
Kami sekeluarga pernah melakukan perjalanan cukup mendadak ke Surabaya.
Waktu itu sebenarnya yang hendak ke Surabaya adalah bapak dan ibu mertua,
beliau akan mengunjungi mbah (ibunya bapak) yang sudah sakit-sakitan.
Karena ibu sudah lama tidak ke sana, jadi menyempatkan diri untuk ikut
berkunjung. Rencananya beliau berdua akan naik bis untuk perjalanan PP Semarang
– Surabaya.
Tiba-tiba suami saya mengusulkan untuk naik kereta dan kami ikut membawa
serta si Kecil yang baru berusia 9 bulan. Sekalian ketemu Mbah buyut dan
keluarga Surabaya, begitu alasan suami.
Tas bapak dan ibu yang sudah siap pun harus dibongkar ulang. Kami berbagi
tugas untuk bersiap. Saya dan ibu packing
lagi, sedangkan suami saya pergi ke stasiun membeli tiket kereta.
Hm.. Waktu itu memang gawai
kami belum mendukung untuk membeli tiket melalui situs beli tiket kereta api Indonesia, sehingga harus datang langsung ke stasiun.
Akhirnya kami membawa 2 backpack,
1 koper dan 1 tote bag. 1 backpack
menjadi tanggung jawab bapak mertua, 1 totebag milik ibu beliau yang membawa, 1
koper kecil tanggung jawab suami, 1 backpack
tanggung jawab kami berdua, bergantian sambil menjaga si Kecil.
Pergi dengan cara seperti ini ternyata sukup seru dan menyenangkan.
Sampai di stasiun bisa menyewa taksi non argo untuk sampai ke tempat tujuan. Dan perjalanan naik kereta selalu memberikan kesan tersendiri, meskipun dulunya pernah memiliki pengalaman tak mengenakkan. Sejauh ini, kendaraan umum yang paling nyaman dan cepat adalah kereta, karena saya belum pernah naik pesawat terbang :D
Saya pun dimudahkan saat harus bertanggung jawab membawa backpack meskipun di gendongan depan ada
si Kecil. Kelihatan rempong tapi sebenarnya cukup nyaman. Maunya sih emak ga
perlu gendong gitu ya, tinggal melenggang
kangkung nggak bawa beban berat. Tapi kan nggak mungkin, si Kecil mau dibawa
siapa?
Pokoknya backpack itu selalu
membantuku banget banget! Makanya saya
selalu jatuh cinta dan kadang lupa status dan umur, kemana-mana bawa backpack. Hihi.
Kalau kalian, lebih suka tas model apa, Temans? Atau seperti saya yang penggemar berat backpack?
Sesekali pakai tas selempang juga, tapi tetap backpack yang ada di hati.
Semoga bermanfaat,
Salam,
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam