Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

My Hobby is Stalking


Stalking is unwanted or obsessive attention by an individual or group towards another person. Stalking behaviors are related to harassment and intimidation and may include following the victim in person or monitoring them. The term stalking is used with some differing definitions in psychiatry and psychology, as well as in some legal jurisdictions as a term for a criminal offense.
Ada yang sering menggunakan kata ‘stalking’? sebenarnya, kata ini mengacu pada kata ‘menguntit’ dalam bahasa Indonesia. Yang mana pihak yang dikuntit merasa terganggu atau dirugikan. Hm, saya jadi mikirnya malah seperti peeping tom, yang suka nguntit dan ngintip-ngintip itu.
Nah, setelah saya googling apa itu stalking (sebenarnya), saya menemukan penjelasan yang jelas seperti ini:

Stalking adalah kata yang digunakan dalam menunjuk pada suatu perhatian yang tidak diharapkan dari seseorang atau mungkin sekelompok orang terhadap orang lain. Dalam dunia psikologi sendiri kata stalking digunakan untuk mendefinisikan suatu bentuk perilaku yang cenderung bersifat gangguan, hal ini juga digunakan pada bidang hukum dimana stalking didefinisikan sebagai salah satu bentuk tindakan kriminal. Pada awalnya Stalking digunakan dalam mengartikan tindakan mengganggu yang didapati oleh para orang terkenal, seperti selebritis, dari seseorang yang tidak ia kenal dimana orang tersebut yang mana para pelakunya telah memiliki suatu bentuk obsesi tersendiri kepada para korbannya. Hal ini pertama kali digunakan dalam sebuah tabloid di Amerika. (sumber: psikoterapis. com)
Selanjutnya, di dalam artikel di sumber di atas menyebutkan bahwa seorang penguntit (stalker) memiliki obsesi terhadap korban dan terkadang memiliki masalah kejiwaan dimana dia memiliki rasa percaya diri tinggi dan orang yang dia kuntit adalah orang yang menaruh perhatian terhadapnya. Tindakan stalking ini bisa berujung pada manipulasi atau hal-hal lain yang merugikan.
Serem banget ya, sering kan kita temui ada orang yang terobsesi kepada seseorang lalu dia kepo-in segala media sosialnya, kontak handphone, email, atau bahkan jika perlu dikuntit sampai rumah dan tempat kerjanya. Hiii... serem bayanginnya.
Stalking on Social Media
Penggunaan kata ‘stalking’ ramai akhir-akhir ini adalah mengacu pada ingin tahu terhadap seseorang lalu menelusuri media sosialnya lewat mesin pencari di internet. Perkembangan teknologi dan kemudahan aksesnya membuat setiap orang makin mudah mendapatkan informasi yang diinginkan termasuk mencari profil seseorang.
Coba saja, misalnya Teman-teman kepo dengan Arina Mabruroh (aduh, siapa gue...! haha! Habis bingung mau ngasih contoh siapa. Kalau selebriti kan sudah banyak bertebaran tanpa perlu googling terlebih dahulu :D). Ketikkan keyword di mesin pencari, lalu muncul semua akun media sosial dan apa-apa yang tersimpan di dunia maya, semua file digital (kecuali yang diamankan). Nah, pasti udah biasa begini kan? *ups.
Stalking di Medsos mungkin lebih aman bagi stalker karena si pengguna media sosial yang menjadi ‘korban’ tidak pernah tahu sesiapa yang kepo akun-akunnya. Jadi, kita sendiri lah yang punya batasan terhadap media sosial kita. Jika ingin dikepoin banyak orang (dengan risiko disalahgunakan atau berujung pada penipuan dll) silakan posting semaunya dan semuanya. Namun jika kita ingin menjadi pengguna media sosial yang bijak, bijak pula lah untuk memosting segala sesuatu. Saring before sharing itu penting.
Jadi, salah dong kalau kita stalking? Menurut saya nggak salah selama kita tidak mengganggu ketenteraman orang yang kita kepo-in. Hanya saja, harus berhati-hati karena hati seringkali menjadi lebih rapuh saat melihat orang begini-begitu sementara kita sendiri belum bisa. Wang sinawang, kata orang Jawa.
Sesekali saya pun stalking akun orang/selebriti atau berita terbaru hanya sekadar agar saya bisa nyambung saat ngobrol dengan tetangga sewaktu momong si Kecil di sore hari. Untungnya tetangga sekitar bukan orang yang doyan banget bergosip sih. ada lah beberapa yang suka curcol sambil ngomongin orang, tapi kalau sudah nemu yang begini biasanya saya lebih memilih menghindar.
Kembali lagi ke stalking, menurut saya istilah ini mengalami perkembangan dan generalisasi, sehingga perilaku apapun yang intinya menguntit/ngintip/kepo bisa dibilang stalking antah tujuannya baik atau buruk.
So, jika ingin stalking, stalkinglah ke akun-akun yang bermanfaat. Kalau emak-emak macam saya sih biasanya stalking akun jualan gamis, aksesoris, tas, perkap anak, dll meskipun cuma cuci mata. Haha. Sesekali stalking akun seleb medsos terutama jika di dalamnya banyak quote, ilmu parenting atau kisah-kisah/caption dan apalah yang menarik dan menggugah.
Jadi, siapa sih yang hari gini nggak pernah stalking? *ups

18 komentar untuk "My Hobby is Stalking"

  1. Aku dong hobi stalking.. sampai kadang nggak sadar lupa nulis, kebanyakan scrolling scrolling hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwkwk. sama MBa, apalagi stalking olshop. wuuih!

      Hapus
  2. wah sama dong mbak aku juga suka stalking ig 2 ...asyik banget n suka lupa waktu he he

    BalasHapus
  3. Hahaha.. sekarang stalking identik dg scrolling, emang suka lupa waktu!

    BalasHapus
  4. Hahaha...dulu pernah hobi banget stalking-in akun seseorang. Uhuk! Hahaha. Sekarang mah ogah banget. Soalnya ....tit.....*keluar gambatlr hati yang patah*

    Hahaha.

    BalasHapus
  5. Hahaha... stalking itu kadang jadi hiburan juga kok. Apalagi kalau butuh pencerahan. Sana sini. Random aja gak ada target mau kepoin sapa. Cuman kadang lupa, eh tadi liat ada sesuatu yang oke tapi akun sapa ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi. hiburan gratis ya mba, asal nggak lupa waktu aja :D

      Hapus
  6. Iya saya suka juga kadang-kadang kalau pas ada waktu mbak, tapi mending waktunya buat ngedraf dan BW deh hehe..

    Setuju sekali mbak, boleh kepoin akun orang tapi untuk diambil manfaatnya :)

    BalasHapus
  7. Wkwkwk. Stalkingan kita sama mba arina. Meski pada akhirnya gapernah beli juga 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. leboh sayang isi dompet yang tipis sih mba kalo aku *ups

      ya... bijaknya sih beli karena butuh bukan karena pengen ((meskipun nyatanya memang nggak ada budget.wkwkwk))

      Hapus
  8. Aku sukanya stalking toko online maklum emak-emak onliner :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. memang lebih praktis ya belanja online, udah gitu sering ada diskon yang menggoda *eh

      Hapus
  9. Aku aslinya jarang stalking selebgram, makanya suka kudet. Kecuali online shop sepatu atau sandal, nah itu aku suka banget, hahahaa

    BalasHapus