Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Serunya Workshop Shibori Bersama Seratan Studio



Assalamu'alaikum, Temans.
Paling asyik menikmati akhir pekan tentu dengan berkumpul bersama keluarga atau sahabat. Apalagi ngumpul untuk mempelajari hal baru yang menyenangkan.
Beberapa waktu yang lalu bersamaan dengan launching menu baru the rising stars menu di Hokben Paragon Semarang, kami dari komunitas Gandjel Rel mendapat undangan untuk datang sekaligus mengikuti workshop membuat kain Shibori bersama Seratan Studio.

Mba Deya dan peserta dalam workshop shibori

Shibori adalah seni pewarnaan kain dari Jepang dengan cara mencelupkan kain ke dalam pewarna sehingga membentuk beragam pola. Proses ini konon sudah ada sejak abad ke 8. Teknik dasarnya adalah dengan mengikat, melipat, memutar dan menekan sehingga ketika kain polos dicelupkan ke dalam pewarna, bagian yang diikat/dilipat/ditekan akan menghasilkan pola warna yang unik dan beragam karena tidak menyerap pewarna.
Teknik pewarnaan celup tidak hanya ada di Jepang tetapi juga di negara lain termasuk di Indonesia. Ikat celup (tie dye) populer di Amerika sejak tahun 1960-an.
Di Indonesia, ikat celup dengan berbagai nama di tiap daerah. Jumputan di Jawa, Sasirangan di Banjarmasin, Cinde di Palembang, dll.
Tekniknya tidak jauh berbeda yaitu dengan melipat dan mengikat kain dengan karet gelang, tali rafia atau plastik lalu mencelupkannya ke dalam pewarna. Sebagian menggunakan pewarna alami, namun sekarang untuk alasan ekonomis dan keragaman warna, banyak yang menggunakan pewarna sintesis seperti naphtol dan remashol.
Teknik shibori yang paling sering digunakan adalah Kanoko Shibori, Miura Shibori, Kumo Shibori, Nui Shibori, Arashi Shibori, Itajime Shibori.

Credit printexmag.com

Sebagaimana dirilis oleh printexmag.com, teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut:
Kanoko Shibori
Teknik ini dibuat dengan mengikat bagian-bagian kain sesuai yang diinginkan. Jika ingin lebih rapi, kita bisa melipat kain sebelum mengikatnya agar pola yang tercipta lebih teratur. Jika mengikatnya secara acak, maka pola yang dihasilkan pun merupakan bulatan-bulatan acak.
Arashi Shibori
Teknik ini dibuat dengan melilitkan kain pada pipa atau kayu atau semacamnya. Kain yang telat membalut pipa tersebut kemudian dililit dengan benang disepanjang pipa. Ikat kuat – kuat supaya polanya lebih terlihat. Setelah lilitan habis sepanjang benang, dorong kain agar membentuk kerutan. Teknik Arashi Shibori ini akan menghasilkan kain lipit berpola serong yang terlihat seperti hujan dikala badai.
Itajime Shibori
Secara tradisional, teknik ini dibuat dengan cara kain dijepit diantara dua potong kayu kemudian diikat dengan tali.
Miura Shibori
Teknik ini dikenal juga dengan istilah ikatan loop atau lubang. Merupakan teknik menghias kain yang dilakukan dengan cara mencabut bagian-bagian tertentu pada kain menggunakan jarum jahit. Benang tersebut tidak disimpul mati melainkan dikencangkan. Hasil akhir dari proses ini berupa selembar kain yang memiliki kemiripan dengan pola air.
Kumo Shibori
Teknik ini melibatkan bagian lipatan kain yang halus dan merata. Kain diikat sangat rapat sehingga dihasilkan desain berbentuk mirip sarang laba-laba.
Nui Shibori
Teknik ini dilakukan dengan membuat jahitan jelujur sederhana pada selembar kain kemudan menariknya seketat mungkin untuk menghasilkan sebuah kerutan yang rapat. Nui Shibori merupakan teknik yang sudah cukup tinggi.

Contoh kain shibori
Dalam workshop bersama Seratan Studio ini, kami masing-masing diberi selembar kain katun seukuran pashmina dan perlengkalan untuk mengikat mulai dari karet gelang, sumpit, potongan kayu segi empat, persegi panjang dan segitiga, kelereng dan sarung tangan plastik untuk melindungi tangan dari pewarna tekstil.
Mba Deya, dari Seratan studio memandu kami. Ia menjelaskan mulai dari awal mengenai teknik shibori hingga praktik membuatnya dipandu 2 orang rekannya.
Oia, seratan studio adalah komunitas anak muda pecinta seni dan budaya dan melayani workshop berbagai kerajinan tangan.
Setelah mendapat penjelasan dan 'alat perang', 40 blogger yang hadir segera berkutat dan berkreasi dengan kainnya. Masing-masing sibuk melipat, mengikat, juga menekan kain dengan potongan kayu atau sumpit lalu mengikatnya kuat-kuat dengan karet gelang.
Semuanya menikmati kreasi sederhana itu. Namun hasilnya tentu menakjubkan karena kita tidak akan tahu seperti apa hasil akhir setelah diwarnai nanti. Pantaslah jika teknik ini akan menghasilkan pola kain yang hampir tidak pernah sama persis.
Setelah selesai memainkan teknik awal, tahap selanjutnya adalah mencelupkan kain ke dalam pewarna. Jika ingin memadukan beberapa warna pun bisa, caranya cukup dengan menyisakan bagian yang akan diberi warna lain dan bergantian mencelupkan ke dalam pewarna.
Tahap selanjutnya mendiamkan kain yang telah dicelup sampai airnya berkurang dan warnanya lebih meresap ke dalam serat kain. Sekitar 20 menit kemudian kami sudah diperbolehkan membuka ikatan dan pola-pola yang kami buat. Hasilnya memang menakjubkan! Seperti mendapat kejutan di hari ulang tahun. *eh.

Shibori hasil karyaku
Selanjutnya kain harus dijemur terlebih dahulu agar bisa digunakan. Sebelum dimanfaatkan untuk scarf, hijab, atau lainnya sebaiknya disetrika terlebih dahulu kemudian dicuci dengan tangan dan jemur dengan dianginkan saja.
Oia, pilih bahan kain polos yang menyerap pewarna. Sebaiknya menggunakan bahan yang 90%katun karena jika serat kainnya lebih banyak bahan poliester, warna akan sulit menempel dan terlihat pudar.

Kain-kain cantik peserta workshop yang menunggu kering
Seru sekali acaranya!
Rasanya ingin mengulangi keseruan yang sama. Mungkin kapan-kapan perlu diagendakan membuat shibori alias jumputan ke dalam kaos putih polos. Seru dan cantik pastinya.
Kamu pengen juga nggak Temans? Buat sendiri yuk!




Semoga bermanfaat ya,

Salam,


18 komentar untuk "Serunya Workshop Shibori Bersama Seratan Studio "

  1. Nagih pengin bikin shibori lagi huhuhu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayuk Mba, kita bikin sendiri keknya asyik juga ya

      Hapus
  2. Kapan ya Hokben mbuka gerai nang Lombok, njuk nggawe event blogger plus ngajar teknik jumput --eh kleru-- shibori ngene.

    *nebengrikueskeHokBen ^_^

    BalasHapus
  3. awalnya aku agak kurang tertarik mb sm yg beginian, eh setelah jadi ko malah pengen bikin lagi dengan mengonsep bentuknya...btw punya mb arina bagus bingit hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seru ya Cha..

      CUma aku bingung mau dimanfaatin jadi apa. pakai buat pashmina kurang lebar, dijadikan outer juga kesempitan. hm..

      Hapus
  4. Seru bgt y mb acr kmrn..pingin bikin shibori lg

    BalasHapus
  5. Ouw.. ternyata jenisnya shibori banyak yaaa..
    *barutahu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba, aku juga baru tahu kalau tekniknya ternyata beragam banget

      Hapus
  6. Gegara flu berat gagal deh ikutan acara ini. Syedih

    BalasHapus
  7. Pengen bikin shibori lagi ya, belum move on, soapnya beli ama bikin sendiri itu beda rasanya 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. coba komunitas kita bikin workshop shibori juga ya Mba, pasti seru

      Hapus
  8. Aku mau aku mau, cobain bikin sama temen-temen ah heheh.. Makasih mbaa step stepnya membantu sekali :D

    BalasHapus
  9. Aduuuh aq seneng banget ikut bikin shibori ini...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaah... ini pertemuan terakhir kita sebelum mba pindah Sulawesi.. seneng sekaligus sedih..

      Hapus