Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ini Alasan Saya Datang Reuni



Kalau ditanya seputar reuni, apa yang pertama Kamu ingat?!
  1. Sekolah
  2. Masa-masa menggila dengan putih-abu
  3. Mantan (uhuk!)
  4. Semuanya

Bukan mau ngadain kuis, ya Temans.. hanya mau bahas seputar reuni aja. Kalau malas bahas reuni sehubungan dengan seseorang berlabel ‘mantan’ di masa lalu, berarti kudu #LupakanMantan dulu. Move on, Beib! 
Ada sebagian orang yang bersemangat datang ke reuni, ada pula yang malas atau tidak suka sama sekali menghadirinya. Saya termasuk yang biasa saja, sedang si Cinta (ish. Tumben pake panggilan ini :P) termasuk yang tidak begitu suka reuni.
Alasan untuk datang/tidak pun beragam, ya. Mulai dari minder yang berlebihan, nggak ingin mendapat banyak pertanyaan seputar dirinya, dll. Oia, ada teman blogger Semarang, Mba Anjar Sundari, yang pernah mengulas tentang reuni. Waktu saya baca di blognya, asli beneran bikin ngikik dan setuju dengan apa yang disampaikan beliau. Ada yang datang/tidak karena alasan kesuksesan karier, penampilan yang berubah, mantan, dll. Bisa dilihat di blognya Mba Anjar deh ya J
Kalau saya, datang ke sebuah reuni yang pertama saya pertimbangkan adalah WAKTU. Kadang teman kuliah mengagendakan reuni sembari berbuka bersama saat bukan ramadhan. Bagi saya, sulit sekali meluangkan waktu untuk acara buka bersama. Jadwal suami yang selalu padat saat ramadhan, akses mobilitas yang terbatas, juga kesulitan shalat maghrib dan tarawih di warung makan dll membuat saya mengurungkan niat untuk datang meskipun ingin sekali bergabung dengan teman-teman kuliah dulu dan bernostalgia. (hiks. Nangis di pojokan)

Kedua, IZIN SUAMI. Iya dong, status saya sekarang sudah menjadi istri orang jadi apapun yang kulakukan harus dengan izinnya. Kalau dulu sih sebelum menikah, jika ada gathering bareng teman-teman yang penting ada doku, ortu ngizinin, langsung bablas deh kelayapan. Kalau sekarang, selain harus memastikan anggaran juga perlu izin suami dan mempertimbangkan si Kecil.
Jika suami mengizinkan (dan bisa menemani) saya pun semangat 45 untuk hadir. Jika tidak, ya sudah saya (lagi-lagi) cukup menjadi penggembira dan silent reader di grup dunia maya alumni.
Ketiga, MEMUNGKINKAN MEMBAWA ANAK. Ini pertimbangan penting sekali lho, mengingat si kecil yang sedang masa-masanya ingin tahu terhadap segala hal. Kalu bisa sih harus nyari info sebanyak-banyaknya bin detail mengenai tempat acara.
Kebetulan, bulan syawal kemarin, masih dalam suasana idul fitri kami mengadakan reuni SMA. Reuni yang pembahasannya hampir seperti antara ya dan tidak. Beberapa personel panitia tinggal di luar kota, sementara reuni akan diadakan di sekolah, supaya lebih hemat tanpa membayar sewa gedung.

MAN Kalibeber Wonosobo, almamater kami

Sejek menjelang ramadhan, setelah beberapa orang berkumpul dan membahasnya, kami pun sepakat jika reuni akan diadakan pada tanggal 5 Syawal, bertepatan dengan hari Ahad. Panitia teknis pun mulai bergerak. Mengumpulkan data alumni, membuat undangan, merancang persiapan konsumsi, dll. Terimakasih ya buat tim rempong yang sudah menyiapkan banyak hal meskipun masih disibukkan dalam suasana lebaran.
Hari Sabtu setelah mengikuti halal bihalal keluarga, kami meluncur ke Wonosobo. Paginya, si kecil demam dan kami pun harus izin terlambat. Untunglah setelah dibujuk-bujuk suami mau juga ikut ke acara sampai selesai. Apalagi ada bulik Hasna yang ikut menemani dan ingin bernostalgia juga di sekolah. Yup! Kami berempat sekolah di tempat yang sama :D
Acara yang diadakan di masjid sekolah berjalan lancar, ada sesi ramah tamah dan anjangsana dengan guru, dengan karyawan dan sesama alumni. Yang paling asyik selain acara rumpi-rumpi sama yang datang adalah acara makan-makan. Habis makannya mie ongklok sama Nasi megono lengkap dengan tempe kemulnya. Mantaaab! Apalagi buat kami yang jarang sekali menemukan makanan khas Wonosobo.
A photo posted by Arien Salsabiila (@arinamabruroh) on

Kenapa saya datang reuni? Yang jelas bukan karena over PD atau apalah-apalah lainnya karena justru saya sering merasa minder di hadapan teman-teman. Ya, saya dan suami punya alasan untuk datang ke acara reuni, diantaranya:

Reuni = Menyambung Silaturrahim
Niat awalnya harus seperti ini, supaya saat datang ke reuni tidak sekedar temu kangen dengan sesama teman yang telah lama berjauhan.kita juga bisa juga dapat plus-nya yaitu ibadah (baca: silaturrahim).
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. ( QS. An-Nisa : 1 )

Tempatnya Memungkinkan
Apalagi sih yang dipikir selain waktu dan tempat? Hehe. Jika waktunya pas tapi tempatnya jauh di seberang pulau misalnya, tentu saja kami harus mempertimbangkan banyak hal. Kecuali kalau disediakan tiket PP dan akomodasi free ya. Wkwkwk
Karena reuni SMA terakhir kami di sekolah yang notabene masih satu kecamatan dengan saya, saya pun bersemangat untuk berangkat. Terlebih bisa terjangkau dengan angkutan umum jika suami tidak bisa mengentar.  
Barangkali jika tempatnya di restoran/hotel dll, harus ditanyakan dulu kepada panitia mengenai fasilkitas yang ada di sana. Misalnya mushala untuk yang muslim, ruang menyusui bagi yang masih memiliki bayi, toilet yang nyaman dan mudah diakses, dll. Makanan yang dihidangkan pun sebisa mungkin ditanyakan terutama bagi yang memiliki alergi.

Bernostalgia
Kadang nostalgia itu bikin bahagia lho.. hihi. Mengingat masa-masa berseragam dan kekonyolan selama di sekolah, atau mengingat prestasi selama di sekolah pasti mengasyikkan.
Boleh dong sekali-kali mengingat masa lalu, yang penting tidak terpaku dan terjebak sehingga tidak mau menatap masa depan.
Nah, gimana kalu ternyata nostalgianya itu ya sama mahkluk bernama ‘mantan’?
Hm.. hati-hati lho, namanya juga cerita lama bisa banget untuk tumbuh lagi alias CLBK. Atau bahkan saking bencinya jadi nggak mau bertemu dan menyambung pertemanan lagi? Jangan sampai ya, nggak baik kan? kalau bertengkar boleh lah, tapi cukup maksimal 3 hari aja.

Bagaimana Harus Bersikap Jika Bertemu Mantan Saat Reuni?  
Duh, beratnya #MelupakanMantan. Tapi, namanya hidup harus terus berjalan mau nggak mau kita juga kudu bisa move on dari masa lalu.

Dia Sudah Punya Kehidupan Sendiri, Begitu Juga Kamu
Harus banget diperhatikan nih, kalau misalnya Kamu masih suka mikirn dia, memangnya Kamu yakin dia juga melakukan hal yang sama? Buang energi kan jadinya jika kita terus memikirkan sesuatu yang tidak berguna. Padahal di hadapan kita banyak pekerjaan, banyak agenda yang harus segera digarap.
Jika kamu sudah punya pendamping, maka itulah yang (in Syaa Allah) terbaik buat Kamu, nggak perlu mikirin dia lagi yang sudah punya ‘kerajaan’ sendiri.

Jangan Menanyakan ‘Kapan Nikah’
Ini berlaku khusus untuk mantan yang belum menikah yes. Nggak enak tahu ditanyain ‘kapan nikah?’ apalagi sama mantan. Deuh..! lebih baik ngumpet bergelung di balik selimut daripada harus datang ke reuni jika akhirnya mendapat ‘siksaan berat’ itu.

Nggak Usah Kepo
Ingin mengetahui segala macam terkait si mantan? Lebih baik jangan deh. Salah-salah Kamu malah CLBK atau jadi membandingkan pasanganmu dengannya. Daripada bikin hubungan keluarga merengang, lebih baik tidak usah kepo sama mantan.
Menjaga silaturrahim dan berhubungan baik dengan keluarganya itu boleh banget, dianjurkan malah (lihat lagi tentang silaturrahim di atas J ) tapi jangan sampai mengotori hati sendiri atau membuat pasangan si mantan dan pasangan kita jadi cemburu.
Fyuuh.. nggak enak ya bahas tentang mantan, saya nggak punya deh keknya. Apalagi mantan teman, jangan sampai deh. Eh ada ding, mantan teman tapi sekarang jadi suami :P
Intinya sih kalau mau datang ke reuni atau ke manapun kudu hepi, nggak boleh baper dan dilarang kepo. Niatin buat silaturrahim dan menjalin hubungan baik dengan teman lama.
Yuk mari, kalau ada reuni lagi, datang yuk..! J
Salam,

9 komentar untuk "Ini Alasan Saya Datang Reuni"

  1. Kapan nikah? Pertanyaan yang menjadi momok bagi para Jomblower saat akan menghadiri reuni. Bawaannya malah bikin baper hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Kak Didik.. ga cuma di reuni aja sih ya :D emang bikin baper!

      Hapus
  2. Saya termasuk yg paling males mbak ikutan kayak gini. Banyak alasannya sih. Mulai dari waktu, biaya, dan urusan bawa anak. Oh iya tempatnya yg sering gak pas buat Kak Ghifa buat saya pikir2 buat ikutan kayak gini. Beda pas masih jaman sekolah. Saya dulu yg paling suka ngadain acara kumpul2 gini. Embuh kenopo saiki malah wegah bgt.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba, kalau sudah ada anak Mah apa-apa kudu nyesuaiin. yang penting anak riang ortu senang :D

      wegah remponge mesthi.. hihi

      Hapus
  3. Reuni ? jadi inget sama temen club kelas futsal nihhh... kalau masalah mantan 100 persen saya gak inget lhoo ya karena gak punya mantan satu kelas.. bukan nya gak laku lhoo tapi karena kelas saya cowok semua... :-D gak enak banget ya cowok semua kek gtu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha. sekolahnya di sekolah agama ya Mas? seperti sekolah yang se yayasan sama pesantren gitu? di Wonosobo banyak sekolah gitu. dulu saya malah pengen.. tapi jadinya sekolah yang negeri biar bisa nyari beasiswa :)

      iya, ga lucu ya kalo temennya cowok semua tapi punya mantan. ups :P

      Hapus
  4. Kalo tempatnya masih bksa dijangkau kereta sejam dua jam masih oke ya mba, kalo udah berjam-jam dan membutuhkan biaya tidak sedikit. Patut diperhitungkan juga, tapi kemarin ada teman yang dari Sumatera datang ke Surabaya loh. Mungkin dia emang kangen berat udah hahahaha, jauh sih ya perantauannya :D

    BalasHapus
  5. Memang kalau udah punya buntut yang dipikirin jadi banyak... Berhubung kalau reuni SMA harus ke luar kota (padalo yo mung Salatiga thok), tetep nggak bisa ninggal anak, jadilah boyongan sekeluarga. Hihi, tapi seru sih berasa napak tilas :)

    BalasHapus