Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Blogger Ngirit, Why Not?!

Belum lama saya terjun di dunia blogger dan mendedikasikan diri menjadi seorang blogger. Dulunya, hanya mencoba-coba dan membuat blog just for fun yang akhirnya dikerubuti sarang laba-laba bin lumutan bin bulukan karena tidak pernah update blogpost.
Setelah lulus kuliah lalu pulang ke kota kelahiran Wonosobo saya bekerja di bagian administrasi sebuah lembaga sosial. Dari sanalah saya harus ngopeni media sosial kepunyaan lembaga. Saya yang dulunya paling malas bersosialisasi di facebook mau tak mau harus terjun juga. Untungnya kutemukan banyak hal bermanfaat salah satunya berbagai event perlombaan menulis di dunia maya yang diadakan oleh berbagai penerbit baik indie maupun mayor. Alhamdulillah, di sela-sela pekerjaan kantor dan waktu luang di rumah sering ‘berlari-lari’ mengejar deadline lomba. Mengasyikkan, karena akhirnya impian untuk mempunyai buku mulai terwujud meskipun masih buku antologi (Bisa dilihat di About Me) dan belum punya buku solo.
Setelah menikah aku pun ikut suami ke Semarang. Untuk sementara saat belum dapat pekerjaan hanya menganggur dirumah membantunya membuka jasa penerjemahan bahasa. Ternyata Allah langsung ngasih rejeki hamil setelah dua bulan menikah, dan sejak saat itu pun belum dapat izin bekerja di luar karena masih trauma untuk mengendarai motor sendiri dan saking sayangnya ibu mertua terhadap calon cucu pertamanya dan anak mantunya tentu saja. Eheh.
Saat itu benar-benar merasa galau dan bosan karena sebelumnya saya orang yang sangat mobile meskipun kemana-mana mengandalkan transportasi umum. Buka-buka facebook lagi dan ketemu lah sama komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis Semarang. Waktu itu masih jadi silent reader dan ngintip-ngintip grup sampai setelah usia Hasna sekian bulan ada workshop tentang blogging baru bisa ikut. Sebelumnya ada agenda IIDN yang lain sih tapi belum bisa gabung.

Pertama kali ikut kopdar ceria IIDN tentang blogging
Setelah itu lahir komunitas blogger perempuan Semarang Gandjel Rel yang cukup sering mendapat undangan ke berbagai event. Alhamdulillah, setelah itu makin pede dan makin semangat blogging. yang dulu aku bilang bahwa aku blogger (wannabe) di beberapa akun media sosialku, sok pede kuganti menjadi ‘Blogger’ agar menjadi semacam afirmasi dan penyemangat untuk diri sendiri.
Nah, kalau datang ke acara atau undangan blogger biasanya memang free, tinggal datang lalu ikuti acaranya sampai selesai setelah itu nulis. Tapi, untuk bisa sampai ke acara tersebut pun bagiku juga butuh perjuangan lebih. Apa saja yang biasanya kulakukan? Simak yuk.
Pertama, konfirmasi ke suami di tanggal yang sama beliau ada acara atau tidak. Karena suami mengabdi di lembaga sosial, seringkali hari minggu atau hari libur lainnya pun tetap masuk. Mengantisipasi hal ini, biasanya jika memungkinkan langsung daftar baru setelah itu merayu untuk bisa antar jemput dan berbagi tugas jaga Hasna. Jika ternyata tidak bisa mengantar, saya pun mencari barengan yang sejalur (terimakasih Mba Wati yang sering kurepotin). Kalau tidak, naik angkot atau BRT menjadi alternatif selanjutnya. Naik taksi kadang-kadang sih, saat ada uang lebih. Pelit ya? Saya bilang sih ngirit alias berhemat di tengah kondisi ekonomi yang belum stabil ini *curcol*. Semacam harus mengepres pengeluaran sesedikit mungkin demi tidak kebobolan dan ada utang di akhir bulan. Paling tidak bisa impas dan syukur-syukur ada sisa, hehe.
Datang ke sini karena Hasna dijaga Mbah kakung dan nebeng Mba Wati 

Pertimbangan kedua, tempatnya terjangkau atau tidak. Jika masih terjangkau dan masih di dalam kota biasanya sih diizinkan karena lebih mudah jika Hasna butuh bundanya terutama saat masih minum ASI. Tentu pertimbangan kedua ini pun sepaket dengan point pertama. Untuk kegiatan di luar kota meskipun untuk acaranya free saat ini saya masih memilih untuk tidak bergabung, entah nanti jika kondisi sudah lebih fleksibel.
Ketiga, ada yang siap jaga Hasna atau tidak. Jika suami tidak bisa dan ada partner lain yang bisa menggantikan, dengan senang hati akan segera meluncur ke tempat acara. Jika tidak, terpaksa harus dadah – dadah cantik sambil berharap bisa datang ke acara yang lain lagi. Kenapa nggak dititipkan ke TPA saja?! Masalahnya lagi-lagi ke poin sebelumnya dan memang belum pernah survey TPA yang dekat rumah. Hehe.
Tapi, masa iya mau selamanya nyari gratisan?! Nggak dong ya! Apalagi untuk upgrade diri dan ilmu pasti butuh biaya. Wong sekolah atau kursus aja biayanya mahal kan?! Tapi kalau ada acara yang harus berbayar, ada lebih banyak pertimbangan yang kuambil.

Sesuaikan dengan Budget

Sesuatu yang berkualitas harganya lebih tinggi dibandingkan yang lain adalah hal yang sangat wajar. Ana rega ana rupa, kata orang Jawa. Termasuk dalam hal ini adalah ilmu. Seminar, workshop, diklat, dll biasanya bertarif mahal. Jika yang akan kita dapatkan sesuai dengan yang dikeluarkan kenapa tidak?!
Namun bagi saya meskipun saya percaya bahwa semua itu adalah investasi tapi tidak mau mengambilnya jika sampai berhutang.

Skala Prioritas

Misalnya sebagai ibu rumah tangga maka yang paling utama adalah mendidik anak dan mengurus rumah tangganya. Namun jika supporting system dalam keluarga bisa dikondisikan, itu bisa jadi anugerah yang luar biasa.
Prioritas yang lain berkaitan dengan tema/materi yang disampaikan apakah sesuai dengan yang kita butuhkan saat ini? Juga tentang waktu misalnya sudah memiliki janji dan agenda penting lainnya.

Pastikan Benar-benar Bisa Datang

Sayang kan jika sudah membayar tapi di hari H tidak bisa datang? Tak masalah jika bisa diwakilkan. Namun jika ada halangan tiba-tiba yang tidak bisa terhandle, mau bagaimana lagi?.

Dapat Relasi Baru

Bertemu orang baru dapat kenalan baru artinya dapat relasi baru. Tapi biasanya poin penting ini terlupa karena saking hebohnya bertemu teman-teman yang sudah kenal, temu kangen, rumpi-rumpi dan lain-lain. Pengingat buat saya nih, kudu punya kartu nama yang bisa dibagikan ke teman baru meskipun baru say hello.

Ada Value Pasca Acara

Kalau dapat goodie bag, dapat seminar kit, snack, lunch, doorprize dan lain-lain itu sudah biasa kan dalam sebuah acara?. Namun tidak semua mengakomodasi adanya ada follow up pasca acara. Senangnya bisa datang ke Workshop Fun Blogging awal bulan yang lalu karena setelahnya ada follow up yang sangat bermanfaat. Waktu itu membayar Rp.100.000, bagiku uang segitu sudah sangat berarti dan berat untuk mengeluarkannya karena sama artinya harus terjual 10 pcs gamis, hehe. Namun demi ilmu, relasi dan masa depan *cie* akhirnya berhasil merayu suami untuk memberi izin dan menjaga Hasna dari pagi sampai maghrib. Alhamdulillah, semoga makin semangat untuk menulis dan blogging. Aamiin...
Ngirit itu boleh, tapi jangan pelit apalagi pelit ilmu. Happy weekend all :) 
Bareng Para Cikgu Fun Blogging

21 komentar untuk "Blogger Ngirit, Why Not?!"

  1. setujuuu banget, value pasca acara. Bayar cuma 100rb tapi ilmunya ngalir terusss...

    BalasHapus
  2. yang jelas jangka panjang'

    contohnya nih yaa Fun Blogging, acara pertama datang emang bayar 100 rb, tapi itu selamanya loh, kaan setelah itu kita masuk ke grup dan bebas tanyaaaa sampeeeee puaasss

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju banget, yang model begini nih yang diharapkan sama kita smeua :)

      Hapus
  3. Paling enak itu memang hidup pas-pasan, pas butuh pas ada, hehe... Pas butuh ngangkot buat gathering, pas ada duitnya.. pas butuh duit buat ikut fun blogging, pas ada yang transfer.. hehe....

    untuk ilmu kejar terus selagi masih ada kesempatan, waktu, tenaga dan kesehatan.

    BalasHapus
  4. siiip, selalu luruskan niat, semoga semua acara yang kita ikuti penuh manfaat di dunia maupun di akhirat *komentarberima

    BalasHapus
  5. Kalau dapat ilmu kece, kenapa ga ya mba untuk datang ke event. Ilmu lebih berharga, rezeki bisa datang lagi ya.

    BalasHapus
  6. Setuju mbak. Akupun sama sepertimu.
    Salam kenal.

    BalasHapus
  7. Senang ya mbak bisa ikut fun blogging. Saya pun pengin banget ikutan tapi jauh dan berat di ongkos. Moga suatu saat bisa ikut :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin...

      semoga berkesempatan ikut Mba..

      ini jg krn ad d semarang jd ikut, kalo di luar kota udah nyerah dulu saya Mba.. hehe

      Hapus
  8. Wah, kenal lagi ama salah seorang #BloggerSemarang. Temenku ada juga disana Mbak, namanya Asmari. Blognya www.dotsemarang.com, anak Komunitas Blog Semarang. :-)

    BalasHapus
  9. Sukses yaa, salam kenal dari Jakarta. Semoga ilmu bloggingnya juga bisa dibagi di blog ini ^__^

    BalasHapus
  10. baru mampir.. kece banget tulisannya mbak. Membuatku semangat nulis lagi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih Mba Wahyu.. akhirnya ketemu di sini ya :)

      Yuk, semangat!

      Hapus
  11. karena di daerahku belum ada event blogger yang bisa dihadiri, jadi saya hanya "iri" (dalam arti positif) ketika melihat teman-teman blogger lain saling kopdar :(

    semoga suatu hari nanti saya juga bisa kopdar sama teman-teman blogger lainnya, amin..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin.. insyaAllah Mba :)

      bikin komunitas daerah aja Mba, hihi

      Hapus