Belajar dari Ibrahim
Daftar Isi
Idul Adha, salah satu perhelatan di bulan haram saat umat islam dari seluruh dunia berkumpul menunaikan satu kewajiban, berhaji ke Baitullah.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, saat musim haji selalu muncul
rasa senang melihat saudara-saudara yang mendapat panggilan kesana. Ada juga
rasa iri, kapan giliranku, Yaa Rabb... sembari tak henti berdo’a agar diberi
kesempatan untuk menunaikan rukun islam ke lima itu.
Idul adha kali ini, keluarga kecil kami belum bisa menunaikan
ibadah qurban. Uuh.. malu rasanya dengan mereka yang bisa berqurban setiap
tahun dengan berbagai usaha. Semoga pahala dari hewan qurban yang dikeluarkan
adik ipar dan bapak mertua tahun ini terciprat juga untuk kami. Semoga
tahun-tahun berikutnya kami bisa beribadah dengan segala keutamaannya. Aamiin..
Menunggu disembelih |
Idul Adha, hari raya yang maknanya begitu besar, tentang
pengorbanan, tentang keikhlasan, tentang perjuangan dan tentang tawakkal kepada
Allah. Ah, merinding tubuh ini kala mengingat kisah perjalanan Ibrahim. Ibrahim
yang seorang anak tukang patung tapi mencari kebenaran hakiki dan akhirnya
dengan bimbingan Allah menegakkan tauhid.
Tentang perjuangan, betapa Hajar yang ditinggalkan hanya bersama
bayi Ismail di tengah gurun harus berlarian menuju bukit shafa dan marwa untuk
mencari air, dan Allah memberikan kuasaNya saat Hajar sampai pada titik dimana
dia tak mampu lagi mencari. Allah semburkan mata air di dekat kaki kecil
Ismail. Allahu akbar!
Beliau orang yang kekayaannya melebihi orang-orang di
sekitarnya. Unta, domba dan binatang ternak lainnya jumlahnya ribuan. Namun
saat ditanya oleh syetan yang meragukan gelar ‘khalilullah_kekasih Allah’ yang disematkan kepadanya. Beliau
menjawab bahwa semua harta, binatang ternak dan semua yang dimilikinya adalah
titipan Allah yang Ia berhak mengambilnya kapan saja. Bahkan jika Allah
mengambil anaknya, Ismail pun akan diberikan. Maa syaa Allah... betapa ia
adalah orang yang selalu menyandarkan segala sesuatunya hanya kepada Allah.
Hingga akhirnya Allah memerintahkannya untuk menyembelih
Ismail, putra kesayangan hasil penantian selama puluhan tahun. Sami’na wa atha’na, begitulah Ibrahim
menerima perintah Allah.
Mungkin selama ini kita (eh, saya) terlalu manja, dan terlalu
malas untuk beribadah lebih banyak dari yang dipikirkan. Jika mendengar
kisah-kisah perjuangan rasulullah, sahabat-sahabiyah terdahulu, para nabi dan
rasul di zamannya... maa syaa Allah... hanya bisa menutup muka rapat-rapat
karena tak ada seujung kukunya pun.
Mendengar khutbah idu adha tadi pagi, saya berlinang air
mata. Betapa tidak? Khatib mengingatkan tentang ketaqwaan kita kepada Allah
dengan Ibrahim sebagai teladannya. Tak lupa beliau menyampaikan bela sungkawa
kepada syahid-syahidah di masjidil haram khususnya yang wafat dalam tragedi crane. Bahkan baru beberapa jam terakhir
layar kaca dan media sosial didominasi berita seputar musibah di Mina, ratusan
jama’ah haji meninggal karena berdesak-desakan. Subhanallah... Englaulah yang
mengatur semuanya, Rabb... termasuk kapan dan di mana hamba-hambaMu kau
panggil. Ditengah banyaknya musibah dalam ibadah haji tahun ini semoga mereka
menjadi haji mabrur dan menjadi syahid di sisi Allah. Aamiin.. Saya pun berfikir, jika suatu saat Allah memanggil sudah
siapkah? Astaghfirullah...
Sebuah lagu nasyid lawas tiba-tiba berdendang di otak saya,
yang membuat air mata makin menderas mengalir.
Belajar Dari Ibrahim (Nasyid by Snada)
Sering kita merasa
taqwa
Tanpa sadar terjebak rasa
Dengan sengaja mencuri-curi
Diam-diam ingkar hati
Pada Allah mengaku cinta
Walau pada kenyataannya
Pada harta, pada dunia
Tunduk seraya menghamba
Reff:
Belajar dari Ibrahim
Belajar taqwa kepada Allah
2x
Belajar dari Ibrahim
Belajar untuk mencintai Allah
Malu pada Bapak para Anbiya
Patuh dan taat pada Allah semata
Tanpa pernah mengumbar kata-kata
Jalankan perintah tiada banyak bicara
Tanpa sadar terjebak rasa
Dengan sengaja mencuri-curi
Diam-diam ingkar hati
Pada Allah mengaku cinta
Walau pada kenyataannya
Pada harta, pada dunia
Tunduk seraya menghamba
Reff:
Belajar dari Ibrahim
Belajar taqwa kepada Allah
2x
Belajar dari Ibrahim
Belajar untuk mencintai Allah
Malu pada Bapak para Anbiya
Patuh dan taat pada Allah semata
Tanpa pernah mengumbar kata-kata
Jalankan perintah tiada banyak bicara
Posting Komentar
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam