Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Asah Kreativitas Di Tengah Gempuran Artificial Intelligence (AI)

Content creator di tengah gempuran artificial intelligence (AI)

Banyak profesi yang akan tergerus oleh artificial intelligence (AI)/kecerdasan buatan.

Pernyataan ini sempat membuat jagad maya heboh karena adanya AI yang sangat cerdas dan dengan apik meniru manusia bahkan bisa menghasilkan karya seperti cerpen dan novel. Pertanyaan yang mengganjal kemudian adalah, apakah 100% berbagai profesi seperti akuntan, ahli hukum, desainer grafis, bahkan penulis novel dan puisi akan tergerus dan tergantikan olehnya?

Sebenarnya, sebagai seorang content creator, saya yakin kita sudah lama menggunakan bantuan AI dalam membuat karya. Yang paling umum digunakan adalah berbagai tools/aplikasi untuk streaming, menerjemahkan bahasa asing, navigasi perjalanan, dll. Sudah akrab sekali dengan keseharian kita, bukan?

Artificial Intelligence (AI)

Sebagaimana dilansir dari techtarget, artificial Intelligence atau kecerdasan buatan adalah simulasi proses kecerdasan manusia oleh mesin, terutama sistem komputer. Aplikasi spesifik AI mencakup sistem pakar, pemrosesan bahasa alami, pengenalan suara, dan visi mesin.

Keberadaan AI sebenarnya sangat memberikan manfaat untuk berbagai sektor kehidupan dan ilmu pengetahuan. Bahkan urusan rumah tangga pun banyak yang terbantu dengan AI, misalnya bagi yang memiliki smart home, asisten virtual, atau berbagai piranti robotic yang memudahkan pekerjaan rumah tangga.

Dalam sektor lain, AI juga memberikan berbagai manfaat dan memudahkan pekerjaan. Dalam bidang kesehatan untuk membuat diagnosis medis, dalam dunia bisnis untuk memberikan pelayanan otomatis kepada pelanggan, dalam dunia pendidikan dapat mengotomatiskan penilaian, dll. Termasuk dalam bidang hiburan dan media, di mana AI berperan dalam penargetan iklan, merekomendasikan konten, distribusi, mendeteksi penipuan, membuat skrip, film, dll. 

Banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan dari AI seperti mengurangi waktu dalam pengelolaan data berat, menghemat tenaga dan meningkatkan produktivitas, memberikan hasil yang konsisten, dan selalu ada setiap waktu selama ada koneksi internet

Namun kekurangannya, secara ekonomis saat ini AI masih terbilang mahal. Untuk pengoperasiannya juga membutuhkan keahlian teknis yang mendalam, dll. Tak kalah penting bagi keberlangsungan ekonomi manusia adalah keberadaan AI bisa meningkatkan risiko pengangguran karena pekerjaan manusia yang tereduksi.

Bagaimana agar bisa terus bertahan? 

IRT di tengah gempuran AI

Aktualiasasi Diri IRT di Era Digital dan Gempuran AI

Seseorang pernah bertanya, apa yang membuatku ikhlas menjalani kehidupan sebagai seorang ibu rumah tangga (IRT) sementara dulu sebelum menikah adalah seorang perempuan yang bekerja. Saya katakan bahwa ada hal-hal yang menjadi prinsip kami hingga memutuskan hal tersebut. Selain itu, saya juga bersyukur suami tetap mengizinkan saya mengaktualisasikan diri. Saya didukung untuk menulis, berkarya, berorganisasi, dll meskipun tetap dalam batasan tertentu yang menjadi kesepakatan dan disesuaikan dengan kondisi kami.

Sekarang ini, banyak cara bagi ibu rumah tangga untuk berkarya di luar tugas utamanya sebagai pendidik utama bagi anak-anaknya. Terlebih, teknologi yang semakin berkembang dan arus informasi yang semakin luas. IRT pun semakin dimudahkan untuk berperan lebih banyak di luar aktivitas rutinnya. Menjadi content creator dengan akses internet yang luas dan kuat seperti IndiHome tentunya makin meluaskan aktivitas dan jangkauan pemberdayaan dirinya.

Berkembangnya dunia digital dan arus informasi menuntut kita untuk terus upgrade kompetensi. Beruntungnya, sekarang banyak kursus, pelatihan, webinar, dan sarana untuk mencari ilmu lainnya secara daring. Kelas-kelas online tersebar luas dengan narasumber yang andal di bidangnya. Berbagai aktivitas daring ini akan semakin lancar jika didukung dengan perangkat dan akses internet yang mumpuni.

Berdasarkan data yang dihimpun Hootsuite per Februari 2022, pengguna internet di Indonesia mencapai  204,7 juta. Pengguna media sosial aktif mencapai 191,4 juta dari seluruh penduduk Indonesia yang berjumlah 277,7 juta jiwa. Ponsel yang terhubung dengan internet sebanyak  370,1 juta. Rata-rata akses internet mencapai 8 jam, 36 menit/hari. Situs yang paling banyak dikunjungi adalah Google, YouTube, kanal berita, Facebook, media sosial lain, dan situs belanja. 

alasan orang menggunakan internet

Alasan orang menggunakan internet: 

Sebanyak 80,1% menggunakan internet untuk menemukan informasi.

Sebanyak 72,9% menggunakan internet untuk menemukan ide-ide baru dan inspirasi.

Sebanyak 68,2% menggunakan internet untuk berhubungan dengan teman dan keluarga.

Sebanyak 63,4% menggunakan internet untuk mengisi waktu luang.

Sebanyak 61,4% menggunakan internet untuk mengikuti berita dan kejadian terkini.

Sebanyak 58,8% menggunakan internet untuk menonton video, tv dan film.

dan lain sebagainya.

(sumber data: https://andi.link/hootsuite-we-are-social-indonesian-digital-report-2022/)

Dari data di atas, setelah Google, pengguna internet terbanyak mengakses platform audio visual YouTube. Untuk itu, saya pun ingin bisa membuat konten-konten menarik di YouTube baik yang berkaitan dengan aktivitas menulis dan blogging, traveling, maupun konten positif lainnya. Selain gawai yang mumpuni, berbagai aktivitas ini membutuhkan jaringan internet yang kuat baik untuk mengunduh berbagai sumber seperti footage, gambar, ilustrasi, dll juga untuk mengunggah karya ke berbagai platform. 

Selain itu, saya pun masih tetap ingin melanjutkan ngonten melalui tulisan alias ngeblog. Selain karena masih banyak orang yang membaca blog, juga karena berbagai alasan personal yang membuat masih betah untuk terus ngeblog. 

Bekal yang Harus Disiapkan Seiring Perkembangan Teknologi AI

1. Melek Teknologi 

Hidup di era digital, mau tak mau harus terus mengikuti perkembangannya. Sekali saja kita tertinggal, tahu-tahu sudah sedemikian jauh. Memang tidak harus menguasai semua perangkat digital, paling tidak bisa mengoperasikan sebagian dan memiliki literasi digital yang baik.

2. Upgrade Skill

Belum lama ini suami dan saya membahas seputar rencana apa yang akan dilakukan ketika anak-anak sudah besar dan kami bisa melakukan aktivitas lain, sudah tidak terfokus untuk mengurus balita. Setelah mendiskusikan beberapa target, salah satu caranya adalah kami harus upgrade skill khususnya yang sesuai dengan terget tersebut. 

Selain itu, aktivitas saya yang masih banyak membuat konten tulisan juga membutuhkan upgrade skill seperti skill membuat jenis tulisan lain (copy writing, skenario, dll), edit foto, desain grafis, dll. 

Hal ini juga berlaku bagi content creator. Agar tidak tertinggal dengan isu dan tren kekinian, harus meningkatkan kompetensi yang sesuai. Misalnya skill editing video, skill mengolah konten, membuat perencanaan, dll. 

3. Asah Kreativitas Tanpa Batas

Saat merebak pembahasan mengenai AI, jujur saya merasa kecil hati. Namun dalam salah satu diskusi membahas Artificial Intelligence (AI), pakar-pakar yang hadir sepakat bahwa secanggih apapun AI yang ada saat ini, tetap belum mampu untuk menyaingi kreativitas otak manusia. AI adalah alat yang membantu manusia dalam memudahkan berbagai aktivitas, “otak”-nya tetap pada manusia. 

Misalnya, dalam penggunaan ChatGPT, AI akan membuat personalisasi dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Hasil AI akan semakin spesifik ketika pertanyaan yang diajukan pun spesifik. Tentu, tidak semua orang memiliki kemampuan tersebut karena literasi digital setiap orang berbeda. Dibutuhkan level kecerdasan tinggi dan literasi digital yang mumpuni untuk bisa memanfaatkan AI secara optimal. 

Dari sini dapat diambil simpulan bahwa meskipun banyak pekerjaan yang tergerus AI, selama kita memiliki kreativitas tinggi, pasti akan bisa bertahan dan bahkan menghasilkan karya fenomenal hasil dari kreativitas tanpa batas dipadu dengan kecanggihan AI. AI sangat bermanfaat untuk membantu menemukan ide segar, menyusun perencanaan konten, juga saat memproduksi dan proses editing konten. 

Jangan lupa, konten yang kita hasilkan dan AI yang ada tak akan bisa berjalan tanpa akses internet yang baik. Untuk itu, harus selektif memilih internet provider dengan jaringan yang kuat yang memungkinkan kita untuk beraktivitas tanpa batas. IndiHome dari Telkom Indonesia adalah jawabannya. 

IndiHome internetnya Indonesia aktivitas tanpa batas

Ngonten Bersama IndiHome, Internetnya Indonesia

IndiHome dari Telkom Indonesia adalah satu brand nasional yang selalu mendukung perkembangan dunia digital, sebutlah para content creator. Secara konsisten IndiHome sebagai internetnya Indonesia selalu melakukan kolaborasi dengan para content creator, misalnya dalam bidang seni dan budaya. 

Dalam gelaran Indonesia Brand Forum (IBF) pada  September 2022, Vice President Marketing Management Telkom, Bapak E. Kurniawan hadir sebagai narasumber. Mengusung tema “Content Collab, Broadening the Pond”, Pak Iwan memberikan pencerahan bagi para pekerja kreatif/digital. 

IndiHome sebagai  internet provider terbaik di Indonesia juga memberikan edukasi kepada para content creator melalui webinar-webinar yang sering digelar. 

“Untuk bersaing di era saat ini, tentunya harus memiliki beberapa nilai dan karakteristik yaitu: autenticity (tidak abal-abal/asal jiplak), viralty (agar bisa diterima market dan dibagikan ke berbagai kalangan, immediacy (memanfaatkan FOMO target market), relevancy, dan validity,” kata Pak Iwan.

5 Bekal Penting Content Creator 

Menurut Pak Iwan, seorang content creator harus memiliki 5 bekal agar mampu bersaing dan memiliki kompetensi tinggi. 

1. Be Creative

Menjadi pekerja kreatif maka harus memiliki kreativitas tinggi. Ia dituntut untuk terus memproduksi karya baru yang menarik dan memberikan pengaruh positif.

2. High Passion

Seseorang dengan semangat kerja yang tinggi biasanya akan melakukan pekerjaan/aktivitasnya dengan antusias dan memberikan seluruh perhatiannya untuk hasil yang terbaik. 

3. Persistence

Satu hal yang seringkali membedakan orang cerdas dengan orang rata-rata tapi bisa sukses adalah karena ketekunannya. Kegigihannya untuk terus bangkit dari kegagalan, untuk terus belajar mengikuti perkembangan teknologi, mengikuti tren kekinian, dan menyelesaikan pekerjaan sesuai targetnya. 

4. Competence 

Selain itu, juga harus memiliki kompetensi yang mumpuni khususnya dalam bidang yang diminati dan menjadi fokus kerjanya. 

5. Open Minded 

Di era saat ini juga dibutuhkan orang-orang dengan pikiran terbuka yang bisa menerima kritik dan saran dari orang lain, juga bijak dalam menyikapi berbagai perbedaan yang ada dalam masyarakat. 

Kelima hal penting tersebut jika dimiliki oleh seorang pekerja kreatif pastinya akan menghasilkan karya yang unik, autentik, dan memiliki peluang untuk viral. Buat content creator, konten yang viral artinya membawa berkah karena biasanya mendatangkan income lebih. Lima bekal ini juga lah yang akan memudahkan kita untuk bersaing di era AI saat ini.

Kreativitas tinggi yang dimiliki seorang content creator dipadu dengan kecanggihan AI yang digunakan dan didukung oleh IndiHome dengan akses internet yang luas tanpa batas, maka akan menghasilkan karya-karya fenomenal yang memberikan dampak positif bagi Indonesia. 

Semoga bermanfaat, 

Salam, 



Sumber bacaan dan data:

1. https://www.techtarget.com/searchenterpriseai/definition/AI-Artificial-Intelligence

2. https://www.arinamabruroh.com/2022/09/5-keuntungan-kolaborasi-konten-terbaik.html

3. https://andi.link/hootsuite-we-are-social-indonesian-digital-report-2022


10 komentar untuk "Asah Kreativitas Di Tengah Gempuran Artificial Intelligence (AI)"

  1. Emang ya kita harus selalu upgrade skill biar bisa terus bertahan dalam kemajuan perkembangan zaman san teknologi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup! Kalau nggak mau upgrade bakal ketinggalan

      Hapus
  2. Setuju sih kalo kreativitas dan selalu upgrade diri adalah jawaban dari banyak pertanyaan meresahkan tentang keberadaan AI.

    Semoga dengan hadirnya Indihome dan internet yang semakin luas tanpa batas ini membuat kita semakin kreatif dan semangat untuk meningkatkan literasi.

    Btw, aku jadi inget serial/movie nya Doraemon gitu yang bercerita tentang sebuah abad dimana manusia dikalahkan oleh robot. Kemalasan manusia yg terlalu nyaman dg robot membuatnya lumpuh dan dunia dikuasai robot. Ah kangen doremon :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh iya, bener.
      Keknya di Wall-e juga ada adegan gitu. Yang manusia jadi gemuk-gemuk karena malas gerak, semuanya tergantung sama robot trus bumi juga rusak berat nggak ada pohon 😥

      Hapus
  3. AI itu emang ngeri ngeri sedap, kalo ndak menyikapi dengan baik kita yang digilas sama AI mba, dan bener harus banyak banyak belajar salah satunya ya dari internet apalagi kan IRT waktunya sedikit sekali mau keluar2 juga agak ribet dengan tugas rumah makanya internet adalah pilihan paling tepat.

    semoga aja kehadiran indihome bisa menjangkau semua pelosok jadi semua bisa belajar mudah tanpa batas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, IndiHome membantu banget aktivitas IRT.
      Bener, AI harus disikapi dengan bijak banget, dan kalau bisa malah kita collab aja sama AI. hihi

      Hapus
  4. Memang kayak dua mata pisau eh apa ding istilahnya...
    Cuma aku setuju sama bapak siapa tadi ya. 🤭 secanggih2nya ai, nggak akan mengalahkan otak kreatif manusia.
    Aku juga setuju banget sama peran internet, malah itu udah kayak kebutuhan pokok di zaman sekarang, loh. Serius.
    Thanks to IndiHome yang udah menemani hidupku... membersanai dalam galau dan bahagiaku... muaaachh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hooh, Mbak. AI pun buatan manusia, kan.

      Ihiiir! IndoHome yang paling mengerti ya judulnya

      Hapus
  5. Internet menjadi salah satu amunisi bagi konten kreator. Keberadaan IndiHome saat ini sangat membantu mereka dalam menciptakan konten-konten yang bsrmanfaat bahkan mengedukasi. Semoga kolaboraso antara IndiHome dan pekerja konten membuat Indonesia makin maju, terbebad dari berbagai berita hoax yang seringkali meresahkan masyarakat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Betul, Mbak. Makin dimudahkan sama internet tapi dampak negatifnya makin banyak hoax. Harus pinter-pinter nyaring info yang beredar

      Hapus