Meluaskan Manfaat Bersama Lembaga Amil Zakat
Multilevel Manfaat dan Pahala
"Ada 5 anak yatim/dhuafa yang butuh beasiswa masuk SMA. Tolong ditampung, ya. Nanti kami ikut mengupayakan mencari donatur lagi."
Ucapan salah seorang relawan zakat ini membuatku tergugu. Pasalnya, belum lama bersama Pak Kepala Cabang (Kacab) kami membahas mimpi dan misi pemberdayaan: PESANTREN YATIM. Saking terpesonanya dengan sebuah hadits yang mengatakan bahwa Rasulullah akan bersama di surga dengan orang yang menyantuni anak yatim ibarat jari telunjuk dan jari tengah, sangat dekat.
Setelah melakukan rapat dan berkoordinasi dengan pimpinan pusat, kami pun sepakat untuk membuat embrio pesantren yatim dengan kelima anak lulusan SMP itu.
Saya pun mendapat tugas untuk mengawal mereka mendaftar ke sekolah SMA terdekat dengan lokasi yang akan menjadi tempat tinggal mereka. Beruntung saat itu belum berlaku zonasi sehingga meskipun mereka asalnya dari kecamatan yang jauh dari kota kabupaten, mereka tetap bisa diterima.
Seorang penanggung jawab ditugaskan untuk mengawal dan membimbing anak-anak itu. Beliau bertugas menjadi semacam "bapak asuh" yang menjalankan program harian, melakukan evaluasi dan melaporkan kepada kami sebagai Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang menaungi. Tentunya untuk kami laporkan kepada para donatur. Biaya sekolah dan biaya hidup mereka ditanggung oleh LAZ, dengan dana dari donatur. Saat itu kami memiliki program sedekah khusus untuk dana pendidikan juga.
Setiap hari, anak-anak dikondisikan dengan kegiatan agama, belajar rutin, juga ikut membantu mengajar Al-Qur'an di Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) terdekat. Saat liburan sekolah dan ada kegiatan LAZ, mereka pun tak segan untuk ikut berperan. Kegiatan outbound bersama anak-anak Taman Pintar binaan, kegiatan pelayanan kesehatan gratis, Tebar Qurban, penyaluran zakat fitrah, dll. Masyaallah, 5 orang anak dengan karakter yang berbeda itu bisa bekerja sama dan saling mendukung untuk kesuksesan kegiatan LAZ.
Selama tiga tahun mendapatkan binaan dari LAZ, selepas lulus SMA mereka pun kembali ke rumah masing-masing untuk melanjutkan cita-citanya. Saat itu, memang penghimpunan dana LAZ kami belum memenuhi untuk memberikan beasiswa perguruan tinggi.
Dua dari 5 anak itu mampu melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, seorang lagi mengikuti pendidikan pelayaran dan bekerja di kapal, dua orang lainnya memilih bekerja di kampung halaman dan menemani ibu serta saudaranya.
Lama tak bersua terlebih setelah saya memutuskan untuk resign dari LAZ, kami pun kehilangan kontak. Hingga suatu hari saya mendapati foto di Instagram, seseorang yang sepertinya saya kenal.
"Ini S yang dulu di pesantren LAZ Xx?" Kutinggalkan komentar di postingan instagramnya.
"Betul, Mbak Arina. Sekarang saya kuliah di Semarang," jawabnya melalui komentar juga.
Ya, saya tahu dia melanjutkan pendidikan di salah satu universitas negeri ternama di Kota Semarang setelah menelusuri unggahannya di Instagram.
Masyaallah, tak henti saya merasa kagum dengan kegiatan-kegiatan yang diikutinya dan sederet prestasi yang telah diraih. Tak hanya sekali-dua kali dia mengunggah foto mendapatkan juara dalam berbagai lomba baik kelompok maupun individu.
Anak yang dulu terlihat pendiam dan selalu bersedia ketika diminta bantuan itu, telah menjelma menjadi pemuda penuh percaya diri dan berprestasi. Tak hanya itu, yang makin membuatku terharu adalah, Ia juga rutin mengumpulkan donasi untuk berbagi nasi kotak.
Masyaallah, bisa dibilang ini seperti multilevel pahala, multilevel manfaat. Dulu menjadi seorang penerima manfaat sedekah, sekarang menjadi perantara sedekah, tak menutup kemungkinan kelak menjadi donatur/muzakki.
Meski dulu peran kami hanyalah sebagai amil zakat, yang menyalurkan donasi dari para donatur kepada mereka yang berhak menerima, melihat anak-anak itu tumbuh dengan baik menimbulkan rasa hangat dalam hati.
Tak sia-sia dulu pontang-panting pagi-pagi melihat pengumuman pendaftaran sekolah, mencari penjahit yang bisa ngebut mengerjakan jahitan seragam, melobi calon donatur, dan berbagai hal penuh kenangan lainnya.
Kini ia meneruskan semangat kami untuk memberikan manfaat kepada masyarakat luas. Amal jariyah, pahalanya tak terputus. Donasi yang dikeluarkan oleh para donatur dulu, Insyaallah pahalanya terus mengalir lewat perantaranya, berlanjut kepada orang yang dia bantu (yang mungkin suatu saat melakukan hal yang sama dengannya), terus menyambung melalui orang yang melanjutkan amal kebaikan itu. masyaallah.
Sebaik-baik Manusia Adalah yang Paling Bermanfaat
"Dadio wong sing iso manfaat," (jadilah orang yang bisa bermanfaat, Bhs.Jawa)
Begitulah salah satu pesan bapak dan kakek kami. Beliau tak pernah menyuruh kami untuk rajin belajar agar menjadi orang yang begini-begitu, punya pangkat ini-itu, tapi selalu menekankan untuk bisa memberi manfaat.
“Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia (H.R. Thabrani dan Daruquthni).
Khairunnaas anfa’uhum linnaas, begitu redaksi asli hadits tersebut. Hadits yang sering diucapkan bapak di depan saya dan adik-adik dalam rangka mengajarkan kami_anak-anaknya_ untuk menjadi orang yang bisa memberi manfaat bagi orang lain. Entah dengan ilmu yang dimiliki, waktu, pikiran, tenaga, harta maupun kontribusi bermanfaat lainnya.
Pompa Sepeda Full Manfaat
Seperti yang diucapkan bapak saya dulu, kita memberikan manfaat kepada orang lain tak melulu harus dengan materi. Iya, utamanya memang materi, tapi juga bisa dengan kontribusi lain seperti sumbangsih pikiran berupa ide misalnya, bantuan tenaga dengan menjadi relawan, bahkan dengan doa-doa dalam sujud-sujud kita yang tidak diketahui oleh orang-orang yang kita doakan.
Saya pernah mendapatkan pelajaran ini dari suami saya sendiri. Waktu itu selepas bapak mertua membeli sepeda gayung lengkap dengan pompa sepedanya, suami membiarkan pompa sepeda itu di teras dan menjadi langganan pinjam oleh para tetangga khususnya anak-anak kecil saat ban sepedanya kempes.
"Yah, itu pompa cepet rusak kalau dibiarin di situ dan dipakai anak-anak hampir tiap hari," ujarku.
"Nggak apa-apa, biarkan pompa itu jadi lebih bermanfaat, toh kita nggak tiap hari pakai, kan? Daripada nganggur, pinjamnya juga sebentar," jawabnya santai.
Benar juga. Meski "hanya" sekadar alat untuk memompa angin saat ban kempes, rupanya dia telah berbakti. Melihat anak-anak kembali ceria setelah sepedanya bisa dipakai lagi untuk bermain, lagi-lagi membuat hati senang. Tak jarang juga tetangga meminjamnya untuk memompa roda sepeda motor saat kempes dan akan menuju lokasi tambal ban. Masyaallah.
Kita punya pilihan untuk meluaskan manfaat atau membiarkannya hanya berguna untuk kita sendiri.
Meluaskan Manfaat Bersama LMI
Apa jadinya jika kita sebagai seorang yang mampu mendonasikan harta, hanya menyalurkan secara individu? Kita menyalurkan kepada A,B,C, dst. Ternyata, ada donatur lain yang juga menganggap A,B,C, dst itu adalah orang yang berhak mendapatkan donasi, dan ia pun memberikan donasinya ke sana. Maka donasi akan menumpuk hanya di 1 kantong, sementara masih ada D,E,F, dst yang juga membutuhkan uluran tangan tapi tak terjangkau oleh kita, karena kita tidak tahu, tidak mengenalnya.
Di sinilah fungsi Lembaga Amil Zakat (LAZ) seperti Lembaga Manajemen Infaq (LMI) yang mengelola dana zakat, infaq, sedekah dan wakaf. Dengan adanya LAZ, donasi yang terkumpul bisa disalurkan kepada masyarakat yang lebih luas, karena jangkauan LAZ tentu lebih luas dibandingkan jangkauan individu.
Selain itu, LAZ juga memiliki program-program dalam penyaluran dana yang terkumpul. Tak hanya untuk proyek-proyek penyaluran langsung, tetapi juga untuk program produktif seperti pendidikan, kesehatan (termasuk layanan ambulans), ekonomi produktif, dll.
Saya ingat, saat dulu melakukan kegiatan tebar hewan Qurban dan Qurban bersama Yatim, ada seorang ibu yang membantu kami berujar, "baru kali ini kami bisa menikmati daging qurban seperti ini. Tahun-tahun sebelumnya tidak pernah ada yang qurban di sini, adanya di kampung sebelah."
Subhanallah, lewat perantara LAZ, hewan qurban yang menumpuk di satu area bisa disalurkan ke tempat-tempat yang minim atau bahkan tidak ada sama sekali. Jadi, masih bimbang untuk meluaskan manfaat bersama LMI?
sumber: Wesite LMI |
Sebagian dari Program LMI
LMI telah berdiri sejak tahun 1995 di Surabaya dan bergerak dalam kegiatan penghimpunan dan pendayagunaan zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF). Pada tahun 2005 LMI mendapat SK sebagai LAZ provinsi. Lalu semakin melebarkan sayap menjadi LAZ nasional dengan diterbitkannya SK Kemenag pada tahun 2006. Hingga saat ini, LMI telah memiliki 8 perwakilan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Adapun program pendayagunaan yang dilakukan oleh LMI antara lain:
1. Program pendidikan: berupa pemberian beasiswa SMA, PT dan merdeka belajar
2. Program Ekonomi: kegiatan serap gabah, budidaya sayur hidroponik, peternakan kambing, lele, dll
3. Program Kesehatan: menyediakan layanan ambulans jenazah, layanan ambulans kesehatan dan layanan kesehatan untuk masyarakat
4. Program Kemanusiaan: Membentuk LMI Rescue Team untuk diterjunkan di berbagai lokasi bencana di dalam dan luar negeri.
LMI terus aktif berperan dalam bidang kemanusiaan baik lokal maupun internasional. Sejak tahun 2015-2020 telah menyalurkan dana sebesar Rp.238.051.353.060 dan mencapai 896.689 jiwa yang mendapatkan manfaat.
Di Bali, tepatnya di Kota Denpasar, berdiri kantor perwakilan LMI Bali-Nusra. Salah satu kegiatan LMI yang saya suka adalah kerap kali bekerja sama dengan komunitas anak muda maupun lembaga lain untuk melakukan kegiatan peduli lingkungan seperti bersih-bersih pantai, penanaman dan perawatan mangrove, kegiatan melepas tukik/penyu bersama anak-anak, dll. Selain itu, kegiatan-kegiatan kemanusiaan lainnya tetap dijalankan.
Kegiatan untuk mencintai dan melindungi lingkungan ini harus diterapkan sejak dini. Berbagai pihak, termasuk LAZ juga berperan penting dalam memberikan edukasi kepada masyarakat dan aksi nyata seperti penanaman dan perawatan hutan bakau. Memberi manfaat untuk lingkungan, dampaknya akan kembali kepada manusia juga.
Ini hanya sekelumit kegiatan LMI yang saya ketahui. Teman-teman bisa mengakses website LMI, Instagram lmizakat, dan Facebook lmizakat untuk mengetahui lebih jauh tentang program pendayagunaan ZISWAF, atau berniat untuk menyalurkan donasi melalui LMI.
Dana ZISWAF yang kita kelola sendiri, akan memberikan manfaat kepada segelintir orang. Namun jika kita menyalurkannya melalui LAZ seperti LMI, kemanfaatannya akan lebih luas, lewat berbagai program dan kegiatan untuk para mustahik (orang yang berhak) dan lingkungan.
Kitalah yang punya pilihan, membuatnya sempit atau meluas tak terhingga.
Tips Sederhana Meluaskan Manfaat dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Membayar ZISWAF melalui Lembaga Amil Zakat seperti LMI
2. Menerapkan sustainable living, gaya hidup berkelanjutan dengan mengurangi penggunaan sumber daya bumi dan produk-produk yang dapat merusak bumi.
3. Menerapkan gaya hidup zero waste atau setidaknya mengurangi produksi sampah
4. Menerapkan cara one in one out dalam membeli pakaian. Pakaian yang dikeluarkan dari lemari bisa disumbangkan
5. Lebih peka terhadap sekitar, berdayakan potensi diri-sendiri dan lingkungan dengan membuka taman baca atau TPQ
6. Memberikan les gratis atau pelatihan keterampilan tertentu kepada masyarakat kurang mampu
7. Mewakafkan tanah/barang bagi kepentingan kemanusiaan atau yang membutuhkan
8. Menanam pohon. Jika bukan kita yang mendapatkan manfaat, maka anak cucu kita nanti
9. Menjadi relawan ZISWAF dan relawan pemberdayaan LAZ seperti LMI
Sejatinya, hidup di dunia hanya sementara, kita hanya sedang berhenti sejenak sembari mengumpulkan bekal untuk kehidupan akhirat yang abadi. Harta yang kita kumpulkan, ilmu yang tak diamalkan, akan berakhir sia-sia.
Hanya amal shalih yang akan menemani kelak di alam kubur, hanya amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, yang akan menjadi penerang.
Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah bersabda: "Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang mendoakan kepadanya." (HR Muslim)
Lomba Blog FLP-LMI |
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog "Meluaskan Manfaat" yang diselenggarakan oleh Lembaga Manajemen Infaq dan Forum Lingkar Pena.
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam
termasuk LmI ini
banyak potensi ziswaf yg tersalurkan dgn optimal
begitu banyak ya langkah yang bisa kita lakukan untuk meluaskan manfaat dalam kehidupan sehari-hari ini, sederhana sih sebenarnya tapi terkadang masih sering diabaikan.
LMI ini salah satu lembaga ziswaf yang amanah ya. Udah kenal lembaga ini sejak kuliah.