Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Trik dan Tips Menang Lomba Menulis

Tips menang lomba menulis

Bagaimana caranya supaya bisa memenangkan lomba menulis? Apa tips dan triknya agar kita mendapatkan juara?

Nah, pertanyaan-pertanyaan di atas terjawab dalam GPC Talks bertema ‘Trik dan Trip Menang Lomba Nulis tanpa Ribet’ yang diadakan Ahad kemarin. Nggak tanggung-tanggung, pesertanya ratusan! Wajar sih, karena panelisnya memang para penulis terkenal. Ada Ali Muakhir atau yang dikenal dengan Kang Ale, Wylvera Windayana, Iwok Abqary, Dewi ‘Dedew’ Rieka, Triani Retno, Tria Ayu K, Beby Haryanti Dewi, dan moderator yang juga founder KEB, Indah Juli alias Mak Injul. 

Inilah Tips dan Trik Menang Lomba Nulis

Dari 3 panelis pertama yang membahas seputar tips dan trik menjadi juara lomba menulis khususnya lomba-lomba yang diadakan oleh kemendikbud. Tentunya ini menjadi core-nya karena Kemendikbud lah yang membawahi dunia literasi, sehingga ajangnya pasti bergengsi. Penulis di seluruh Indonesia pasti ‘turun gunung’ saat kemendikbud mengadakan lomba. Di luar itu, hadiahnya juga menggiurkan. Ups. 

Niat dan Mantapkan Hati

Syarat utama ini disampaikan oleh Mbak Wylvera yang akrab disapa Mbak Wiwiek.

Saat melihat pengumuman lomba, jika tidak ada niat dan kemantapan hati untuk mengikuti, biasanya hanya sekadar lewat saya info tersebut. Lain halnya bagi yang sudah berniat untuk berpartisipasi. Niat menjadi pijakan awal untuk melakukan suatu hal. Jika niatnya sudah kuat, rintangan yang menghadang di depan tidak mudah mematahkan semangat. 

Patuhi Aturan Lomba tanpa Tapi

Ketiga panelis menyampaikan hal yang sama: JANGAN TAWAR ATURAN LOMBA. 

Bisa jadi ini ‘penyakit’ yang sering muncul di masyarakat kita. Misal dalam aturan sudah jelas tertera, tulisan dicetak menggunakan kertas A4, masih ada yang bertanya, ‘boleh pakai folio?’ ada juga yang menawar deadline, dll. 

Penyelenggara pasti sudah memikirkan matang-matang syarat dan ketentuan lomba, sehingga patuhi saja tanpa kecuali. Jangan sampai tulisan yang dikirimkan sudah menarik hati dewan juri, tapi ada syarat yang tidak dilengkapi, sakit hati kan kalau jadinya nggak dinilai?

Siapkan Amunisi

Ibarat akan menuju medan perang, sebelum mengikuti lomba kita juga harus menyiapkan amunisi. Apa saja amunisinya? Yang pertama hal-hal umum yang berkaitan dengan kepenulisan. Misalnya mengikuti kaidah PUEBI dan KBBI, memahami alur menulis, dll. 

Jika dalam syarat lomba kita harus menyiapkan ilustrasi dan dummy book-nya, kita juga harus menyiapkan matang-matang. Biasanya, dana kita siapkan sendiri dan tergantung kesepakatan dengan ilustrator apakah akan dijual putus atau perjanjian pembagian hadiah jika menang. 

Riset, Cari Referensi dan Gali informasi

Guna mendukung tulisan, kita juga perlu melakukan riset dan mencari referensi. Menurut Kang Ale, 1 tulisan beliau minimal harus berdasarkan 5 referensi. Referensi bisa kita dapatkan dari buku, jurnal, film, maupun wawancara dengan narasumber. 

Cari Tema yang menarik dan Unik

Bagaimana menggali dan mengembangkan ide supaya menarik? 

Banyak sekali pertanyaan semacam ini terlontar dari para penulis pemula, termasuk saya. Rupanya, proses kreatif masing-masing panelis saat menggali ide berbeda-beda. Salah satu caranya adalah dengan membaca buku atau naskah pemenang lomba tahun-tahun sebelumnya. Dari sini bisa diambil gambaran keunikan masing-masing pemenang lomba sekaligus mengira-ngira selera juri. 

Bagaimana mengolah ide yang sudah terlalu biasa?

“Setiap penulis punya ciri khas masing-masing. Satu hal ini saja sudah menjadi keunikan tiap orang. Misalnya dalam menulis buku anak kisah nabi, pasti temanya itu-itu saja. Namun karena penulisnya berbeda, gayanya berbeda, hasilnya pun tidak sama,” Ujar Mbak Beby, salah satu penulis buku anak Mizan. 

“Tulisan yang menarik itu tidak harus dari ide yang gimana-gimana. Bisa unik dari karakternya, alur, dll. Jadi tak masalah jika tidak menemukan ide lain. Kemaslah bagaimana agar menjadi menarik, misalnya dengan mengambil topik yang unik,” lanjut Kang Ale. 

Hindari ‘The Power of Kepepet

Ada yang suka ngebut nulis menjelang deadline dan mengandalkan ‘the power of kepepet’?

Saya sering. Ups. 

Sebenarnya, sangat tidak disarankan menulis menjelang deadline, karena bisanya bikin kemrungsung. Terlebih jika alur lombanya panjang, misalnya ada syarat ilustrasi dan kirim dummy book-nya. 

“Selesaikan tulisan dengan paripurna,” kata Mbak Wiwiek.

“Jangan sampai naskah yang kita kirimkan itu amburadul, banyak salah tik, paragraf tidak rapi, dan hal-hal teknis lainnya karena menulis di akhir deadline,” lanjutnya. 

SELF EDITING IS A MUST! itu yang disampaikan oleh seluruh panelis. Jadi, sebelum mengirimkan naskah, harus memastikan naskah yang kita kirimkan sudah memenuhi syarat dan paripurna.

Siapkan Mental 

Ikut lomba, kalah, lalu loyo susah move on dari kekalahan? Rasa-rasanya fase semacam ini dilalui oleh setiap penulis saat masih pemula. Bedanya, mereka yang bertahan hingga mencapai puncak adalah yang berperinsip nulis – kirim – lupakan. Maksudnya, bukan serta-merta melupakan tulisan kita karena bisa jadi bahan evaluasi, tetapi bersegera menulis lagi, tidak berlarut-larut dalam kekecewaan. 

Dalam kompetisi, hanya ada 2 kemungkinan yaitu menang dan kalah. Jadi, harus menyiapkan mental untuk keduanya. 

Demikian, Temans, mengenai trik dan tips memenangkan lomba menulis yang disampaikan dalam GPC Talks via zoom meeting

Oh ya, GPC adalah Grup Penulis Ceria, yang kata Mak Injul berawal dari grup penulis buku anak. mantul, ya! para penulis kece bergabung dalam satu grup.

Alhamdulillah, setelah ikut acara ini, saya yang sedang mengalami masa-masa mager nulis dan tercerahkan dan mulai semangat nulis lagi. Semoga bisa kecipratan menang lomba kemendikbud juga. aamiin. 

Semoga bermanfaat, 

Salam,  

Posting Komentar untuk " Trik dan Tips Menang Lomba Menulis"