REVIEW dan Pengalaman Menggunakan G Menstrual Cup
Daftar Isi
REVIEW
dan Pengalaman Menggunakan G Menstrual Cup
Ketika Terus Ragu untuk Beralih ke Mens Cup
Sudah
beralih ke menstrual cup?
Takut....!
Begitu biasanya reaksi orang saat sebelum mencoba beralih dari disposable menspad (pembalut sekali pakai) ke mens cup.
Saya
pun mengalami hal serupa. Sudah mendengar ada teman yang memakai mens cup sejak tahun 2014, tetapi waktu itu
saya sekadar kepo dan ngeri membayangkan cara kerjanya.
Saya
baru mulai kepo lagi setelah beberapa teman memberikan review positif terkait
penggunaan mens cup. Terlebih sekitar
2 tahun terakhir kampanye untuk mengurangi produksi sampah makin gencar.
Orang-orang berbondong-bondong beralih menggunakan barang-barang ramah
lingkungan, termasuk menstrual cup.
Saat
itu saya belum mencoba karena 3 alasan utama: masih menggunakan washable mens pad (pembalut kain yang bisa dicuci ulang), harga mens cup belum terjangkau untuk kantong saya,
dan ngeri membayangkan pemakaiannya.
Awal
tahun 2019, seorang teman memberi tahu jika ada mens cup merek lokal yang harganya cukup terjangkau, 125ribu/pc. Tentu
dibandingkan merek impor yang direkomendasikan teman saya, harganya terpaut
jauh (teman saya pakai Organicup
seharga 350rb-an, dan Mooncup harga
600rb-an).
Sayangnya,
saya masih kebanyakan mikir apalagi dia bilang bahan yang merek lokal sedikit
lebih kaku. Hm.. makin ngeri membayangkan ada benda yang dimasukkan ke organ
kewanitaan selama masa menstruasi.
Saat
flash sale 12.12, saya tidak membuka marketplace sama sekali karena tidak ada
barang yang dibutuhkan dan sedang masa berhemat.
Hampir
jam 12 malam saya bersiap tidur, tiba-tiba ada keinginan membuka instagram.
Tepat ketika membuka, yang terpampang di depan mata adalah flash sale G mens cup seharga 99K. Tanpa pikir panjang
saya 'meluncur' lalu check out.
Lumayanlah, 99K sudah sampai alamat karena dapat voucher free ongkir juga.
Alhamdulillah, rezeki mamak modis ((modal diskon)).
Oh
ya, saya pilih ukuran L, karena pernah melahirkan pervaginam/normal. G mens cup
ini menyediakan 2 ukuran, S untuk yang belum pernah melahirkan dan L untuk yang
pernah melahirkan pervaginam.
Sewaktu
barangnya datang, kemasannya rapi dan dibungkus dengan wadah dari plastik
berbentuk bulat pipih. Bentuknya mirip dengan wadah yang biasanya digunakan
untuk kemasan scrub atau krim.
Di
dalamnya, G Mens cup tersimpan di
dalam plastik kecil yang dilengkapi dengan keterangan ukuran. Bahannya dari
silikon dan menurut saya masih cukup lembut, tidak sekaku yang saya bayangkan.
Saya
pilih warna biru karena suka biru. Sempat galau sih mau biru atau putih, tapi
akhirnya pilihan jatuh ke si Biru.
Begitu
barang datang saya langsung DM IG @g_menstrual_cup untuk tanya apa bisa dicoba saat
kondisi normal/tidak mens? Mimin-nya jawab lebih baik dicoba saat mens karena
kondisi daerah kewanitaannya beda.
Okesip!
Saya pun menunggu 'waktu yang tepat' untuk mencoba.
Pengalaman Menggunakan G Menstrual Cup
HARI PERTAMA Haidh, pertama kalinya mencoba G mens cup
(Disclaimer dulu ya, kalau saya pakai
kata 'ganti' seperti saat kita ganti pembalut, itu maksudnya ngosongin mens cup untuk dibuang isinya lalu dipakai
lagi, ya. Jadi cukup punya 1-2 mens cup tak perlu punya banyak seperti
pembalut).
Sore
ketika mandi dan bersiap mengikuti acara bakda maghrib, rupanya ada noda
kecoklatan di celana dalam. Berhubung buru-buru dan saya yakin darah yang
keluar masih sedikit, saya menyiapkan washable
mens pad, bukan mens cup yang saya beli. Jadi sejak keluar
darah sampai pagi hari saya masih menggunakan pembalut kain.
Pagi
harinya saya merasa darah yang keluar semakin deras, saya pun segera menyiapkan
G mens cup.
Pertama,
saya lakukan sesuai prosedur pra pemakaian, yakni disterilkan. Cara
sterilisasi-nya cukup mudah yaitu dengan merebusnya selama kurang lebih 2
menit. Setelah itu dibiarkan dingin dan dikeringkan.
Saat
mau mencoba rasanya degdegan nggak karuan. Takut sakit, takut ganjel, dll.
Bismillah, coba rileks lalu lipat mens cup
seperti yang dicontohkan.
Pertama
saya coba lipat C (C fold), ternyata
setelah masuk, di dalam nggak mau terbuka, tetap ada bagian yang melesak.
Karena masih belum ada efek vakum-nya, jadi lebih mudah waktu saya keluarkan
lagi.
Langsung
saya coba lipat ke dalam (Punch down fold),
dan alhamdulillah berhasil terpasang.
Disarankan
masih menggunakan pembalut atau pantyliner
untuk first time, karena bisa jadi
belum menemukan cara yang pas sehingga masih bocor. Nah, saya nih over pede,
karena nggak ada rencana mau pergi sebelum dhuhur jadi saya pakai celana dalam
tanpa pembalut lagi. Kalau bocor segera ganti CD, gitu sih mikirnya.
Sumpah
pertama kali pakai ini setiap berapa menit saya intipin tuh.. wkwkwk. "Bocor nggak ya?"
Sambil ngeliatin. Eh, ternyata ada bocor sedikit. Saya biarkan sampai sekitar 1
jam tenyata bocornya tidak bertambah, hanya ada sedikit noda. 2 jam berlalu,
karena ngerasa nggak nyaman banget _biasanya 3 hari pertama banjir_ jadi coba
lepas dan kosongin dulu.
Waktu
ngelepas juga saya sesuai panduan aja sih. Pokoknya rileks, saya tambahin baca
basmalah dan doa dalam hati, pegang ujung mens cup, lalu perlahan tarik sambil mengejan. Eh ngejannya bukan ngejan
sekuat orang melahirkan, ngeden kek
mau pup gitu deh pokoknya. Agak kuat
sih nariknya karena dia di dalam kan vakum gitu.
Baru
2 jam sudah isi 10 ml coba! Huh! Agak
ngeri gimana gitu waktu mau buang isi darah mens ke closet. Tahu sendiri kan darah haidh warnanya merah kehitaman dan
kental gitu.. weslah nggak perlu
diceritain semua sudah paham.
Habis
itu saya bawa tidur karena perut nyeri banget. Tidur sekitar 2 jam, waktu mau
berangkat ke acara saya keluarin lagi, isinya juga kurang lebih 10ml.
Nekat
juga ini, pertama pakai langsung berani bawa pergi. Saya juga lihat-lihat sih,
ini karena perginya mau ngaji di tempat teman dan diantar/jemput suami makanya
saya berani, sekalian mau test dibawa aktivitas gimana rasanya.
Pulang
ngaji, sekitar 4,5 jam dari pemakaian, waktu dibuka sudah isi kurang lebih
20ml. Banyak kan?! Saya aja ngeri lihatnya. Setelah itu saya bawa tidur lagi
sebentar lanjut aktivitas di rumah.
Agak
worry menjelang tidur, takut
kebablasan dan bangun sampai pagi tanpa sempat ganti, saya tanya ke admin via
DM IG. Disarankan pakai pantyliner
daripada takut bocor, dan untuk menghindari pemakaian terlalu lama, ganti dulu
sebelum tidur. Praktis selama sehari penuh saya 'ganti' kurang lebih 6 kali.
Pemakaian
hari pertama alhamdulillāh cukup lancar. Ada sih di 2 sesi pemakaian yang ujung
mens cup-nya menonjol keluar jadi
agak mengganggu. Sepertinya nanti harus dipotong saja saat periode mens ini
sudah selesai.
Oh
ya, saya merasa lebih nyaman melepasnya
dengan posisi jongkok di atas closet
sedangkan saat memasang dengan jongkok di lantai.
Hari kedua
Pagi
hari seperti biasanya saya ganti pembalut sekaligus mandi. Nah, urusan ganti
pembalut ini biasanya agak ribet karena harus nyuci untuk membuang darahnya.
Lebih-lebih ketika menggunakan pembalut kain. Memang nyaman banget dipakai,
tapi kekurangannya memang saat membersihkan butuh waktu lebih lama dan memakan
banyak air.
Urusan
jadi lebih simpel dengan mens cup.
Tak sampai 10 menit sudah selesai mulai dari lepas sampai pasang lagi.
Berhubung
darahnya sudah tidak terlalu deras,
sekitar jam 12 baru saya ganti lagi. Oh ya, sewaktu ganti ini saya
penasaran dengan aroma darahnya. Well,
biasanya ketika membuang darah haidh pasti ada bau anyir nggak sedap gitu kan,
tapi pas pakai mens cup ko nggak.
Beneran
saya cium aroma darahnya, dan memang hanya aroma darah biasa, bukan aroma anyir
yang biasanya muncul ketika haidh.
Sayangnya,
saat akan saya ganti lagi di sore harinya, ada bocor di CD. Entahlah, rasanya
waktu pakai nyaman dan aman saja, tapi ternyata bocor sedikit. Setelah saya
ganti lagi, alhamdulillāh nggak bocor lagi.
Selain
itu, sampai malam keluar darahnya makin sedikit, jadi saya pakai lebih lama
sampai lepas/pasang lagi.
Hari ketiga
Di
hari ketiga, darah haidh yang keluar hanya sedikit sehingga pemakaian lebih
lama. Sehari hanya 2x ganti (kurang lebih 12 jam ganti). Setelah itu di hari ke
empat saya putuskan tidak memakai G Cup,
hanya menggunakan celana dalam tanpa pantyliner/pembalut.
Memang
enak banget pakai mens cup, karena
nggak kerasa darah ngucur keluar terutama saat berdiri setelah duduk. Beda
sekali dengan saat kita menggunakan pembalut.
Tips Menggunakan Mens Cup
1.
Biasanya, yang belum mencoba karena ngeri membayangkan. Solusinya, COBA dulu!
Saya aja nyesel kenapa nggak dari dulu mencoba.
2.
Untuk pemakaian awal, akan lebih aman jika tetap menggunakan pembalut/pantyliner karena jika belum pas, akan
rawan bocor. Jika masih bocor juga, bisa jadi harus ganti ukuran.
3.
Rileks saat memasang dan melepas
4.
Rajin mencari informasi seputar mens cup
Pokoknya
semakin lama memakai, akan semakin mahir dan memahami tubuh sendiri. Bagi
temans yang masih ragu, yuk, bulatkan tekad untuk beralih karena selain
mengurangi sampah, banyak manfaat untuk diri kita sendiri juga.
Ssst! Baru-baru ini saya tahu di marketplace ada beragam merek mens cup dari Tiongkok yang harganya sangat
miring. Mungkin bisa jadi alternatif, yang penting rajin mencari informasi
seputar merek tersebut, karena akan digunakan di organ intim, tentunya nggak
boleh main-main, ya! Harus memerhatikan banyak hal.
Edited (9/01/2020)
Tadi saya bergabung di grup obrolan seputar Gcup di IG @g_menstrual_cup. Obrolannya all about G Cup. Simpulannya, setiap orang itu unik termasuk kondisi rahimnya. Ada yang posisinya pas di tengah, kanan, atau kiri. Ada yang tinggi dan rendah sehingga akan memengaruhi penggunaan mens cup. Misalnya bagi yang posisi serviksnya rendah, ujung mens cup bisa membuat tidak nyaman. Sebaliknya ada yang ujungnya tidak menyebabkan masalah.
Ini juga berpengaruh terhadap proses pemakaian, ada yang langsung berhasil menemukan posisi yang pas sampai tidak bocor, ada yang harus mencoba berulang kali. Intinya, semakin lama melewati prosesnya akan makin mengenal kondisi tubuh.
Admin juga mengingatkan untuk mengkhususkan alat/panci untuk merebus/sterilisasi G Cup.
Catatan tambahan juga, mens cup tidak cocok digunakan selama masa nifas. Karena saat itu rahim dalam masa pemulihan sehingga tidak disarankan menggunakan mens cup atau tampon.
Edited (9/01/2020)
Tadi saya bergabung di grup obrolan seputar Gcup di IG @g_menstrual_cup. Obrolannya all about G Cup. Simpulannya, setiap orang itu unik termasuk kondisi rahimnya. Ada yang posisinya pas di tengah, kanan, atau kiri. Ada yang tinggi dan rendah sehingga akan memengaruhi penggunaan mens cup. Misalnya bagi yang posisi serviksnya rendah, ujung mens cup bisa membuat tidak nyaman. Sebaliknya ada yang ujungnya tidak menyebabkan masalah.
Ini juga berpengaruh terhadap proses pemakaian, ada yang langsung berhasil menemukan posisi yang pas sampai tidak bocor, ada yang harus mencoba berulang kali. Intinya, semakin lama melewati prosesnya akan makin mengenal kondisi tubuh.
Admin juga mengingatkan untuk mengkhususkan alat/panci untuk merebus/sterilisasi G Cup.
Catatan tambahan juga, mens cup tidak cocok digunakan selama masa nifas. Karena saat itu rahim dalam masa pemulihan sehingga tidak disarankan menggunakan mens cup atau tampon.
Semoga
bermanfaat,
Salam,
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam
Tapi, demi alam dan membatasi pembalut sekali pakai, oleh ugaaaa niii ..
Tapi ngeliat reviewmu aman2 aja ya Mba. Nggak berasa nyumpel apalagi darah ga bau anyir dan cepet keluarnya jadi nggak nyampah. Salut.
Pengin juga nih nyobain, palingan aku pakenya hanya di hari kedua dan ketiga yang lagi deres-deresnya.
tapi sepertinya memang pelan pelan harus berlaih nih buat kelangsungan hidup generasi berikutnya, sampahnya sdh terlalu banyak pampers & pembalut... kasian juga lingkungannya...