Pesona Masjid Tarbawi di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang
Daftar Isi
Payung Elektrik Raksasa yang
Fenomenal
Setiap umat islam pasti memiliki impian untuk bisa melaksanakan ibadah
haji, menyempurnakan rukun islam ke-5. Beribadah di Baitullah, di depan ka'bah
dan di masjid Nabawi yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah adalah
kenikmatan dan kerinduan tak terkira.
Namun saat panggilan Allah itu belum tiba, kita hanya bisa memendam rindu
itu dalam do'a-do'a di waktu mustajab.
Memandangi gambar ka'bah dan masjidil Haram-Masjid Nabawi seakan-akan
menjadi pengobat rindu sesaat. Semoga kita yang belum mendapat panggilan,
dimudahkan oleh Allah jalan menuju ibadah haji. Aamiin..
Jika melihat kedua masjid itu, apa sih yang paling menarik, Temans?
Arsitekturnya bukan? Selain kenyamanan dan keberkahan untuk beribadah di
dalamnya.
Kalau saya dulu excited sekali
dengan payung elektrik raksana yang bisa dibuka-tutup otomatis. Membayangkan
saat langit pagi mulai benderang lalu payung-payung itu terbuka perlahan,
menampakkan cahaya pagi hari. Duh, syahdu sekali.
Pesona payung elektrik raksana itu bisa kita dapatkan di Semarang, lho
Temans. Tepatnya di Masjid Agung Jawa Tengah atau yang dikenal dengan MAJT.
MAJT berada di Jl. Gajah kecamatan Gayamsari Kota Semarang. Di lahan
seluas 10 hektar ini berdiri kokoh Masjid Agung yang dilengkapi dengan berbagai
fasilitas. Ada 2 hall yang bisa
disewa untuk mengadakan acara seminar/pernikahan/wisuda dan acara lainnya. Di
sini juga tersedia hotel yang bisa disewa untuk umum. Fasilitas lainnya ada
pujasera dan toko-toko yang menyediakan berbagai barang seperti alat ibadah,
herbal, busana muslim, dll.
Tak perlu takut jika datang dengan kendaraan besar karena lahan parkirnya
luas tersedia di sekeliling masjid. Namun yang perlu diwaspadai adalah jalan
menuju/kembali ke MAJT yang sering macet di beberapa titik. Bahkan keluar/masuk
di pintu utama pun sering macet terutama saat ada acara. Pilih juga waktu yang
tepat, jangan sampai terjebak pasar krempyeng di ahad pagi.
Pengunjung memadati MAJT saat hari libur |
Wisata Religi Masjid Agung Jawa Tengah
(MAJT)
Masjid yang mulai dibangun pada tahun 2001 ini diresmikan pada tanggal 14
November 2006 oleh Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono yang masih
menjabat kala itu. Namun sebelum diresmikan pun telah mulai digunakan untuk
shalat jumat dan shalat lima waktu.
Setelah diresmikan, MAJT menjadi primadona bagi masyarakat sekitar untuk berwisata
melihat kemegahan arsitekturnya dan menikmati suasana sore/malam di sekitar
halaman masjid.
Sejak peresmiannya, bagi organisasi kemahasiswaan saat itu, agenda
mengunjungi MAJT selalu menjadi agenda yang dilakukan untuk menyambut
mahasiswa/anggota baru. Bertajuk city
tour, dengan menyewa angkot
berkeliling kota lama lalu ke MAJT.
Begitu memasuki area masjid, kita akan disambut dengan pilar-pilar kokoh
dengan paduan warna putih, ungu, dan emas. Pilar sejumlah 25 ini melambangkan
jumlah Nabi dan Rasul dalam islam. Di bidang datar pilar terukir kaligrafi
asmaul husna dan surat Yasin.
Bangunan utama masjid menonjolkan arsitektur jawa. Ya, bangunan masjid
berbentuk joglo sehingga menjadi perpaudan yang apik, terlihat seperti rumah
joglo yang menyembut di tengah-tengah pilar arsitektur Romawi.
Hampir setiap hari selalu berdatangan rombongan wisatawan yang
mengunjungi MAJT. Mereka terutama adalah rombongan ziarah dari berbagai daerah
yang hendak mengunjungi makam Wali Songo dan menjadikan MAJT sebagai salah satu
tujuan wisata.
Menara ALHusna di kejauhan |
Jika datang ke sana, jangan lupa juga menyempatkan diri untuk menaiki
menara AL-Husna (AL Husna Tower) setinggi 99 meter dengan 19 lantai. Menara ini
dibuat setinggi 99 meter untuk melambangkan jumlah asmaul husna. Di atas menara
ini pengunjung bisa melihat pemandangan sekitar masjid dari ketinggian. Selain
itu disediakan teropong yang bisa dioperasikan dengan koin selama beberapa
menit.
Menropong di atas menara |
Di lantai 2 dan 3 menara AL-Husna terdapat museum kebudayaan islam. Untuk
naik ke menara dan sekaligus memasuki museum, pengunjung dikenakan biaya yang
cukup murah, Rp. 7.000/orang. Museum ini mengemas sejarah peradaban dan
perkembangan islam dan pesantren di tanah Jawa khususnya di daerah pesisir. Banyak
benda pusaka dan peninggalan sejarah yang dipajang, termasuk berbagai kitab
kuning dan AL-Quran yang telah berumur ratusan tahun.
Salah satu benda di museum AL-Husna MAJT |
Di dalam lift ada pemandu yang membawa kita naik/turun menara, jadi
selama beberapa menit kita bisa bertanya seputar menara/museum kepada mereka. Selebihnya,
di atas menara kita bisa berkeliling menikmati pemandangan atau meneropong. Hati-hati
jika ke sini, jika mengenakan gamis/rok pastikan mengenakan dalaman celana
kulot karena angin kencang akan menerbangkan pakaian dan jilbab kita. Sebaiknya
kenakan jaket/outer juga supaya jilbab tidak tertiup angin dan tersingkap
auratnya.
Di sekitar halaman masjid, ada taman yang bisa dijadikan sebagai tempat
beristirahat dan bermain, ada juga replika bedug raksasa yang dipajang di
taman.
Gimana Temans? pokoknya jangan sampai ketinggalan datang ke MAJT ya,
terutama buat yang muslim. Buat Teman-teman agama lain boleh juga sih datang untuk
berwisata dan melihat-lihat seputar masjid/menara.
Datang bersama anak kecil? Tak perlu risau, karena anak-anak pun boleh
ikut naik ke menara. Tarif tiket untuk anak di atas 3 tahun sama dengan orang
dewasa yaitu Rp. 7.000/orang. Sedangkan untuk usia dibawahnya free.
Toilet untuk putra/putri pun cukup representatif, terdapat di area tempat
wudlu MAJT. Jika si kecil bosan atau lapar, bisa membawanya ke pujasera dan
memilih makanan kesukaannya yang tersedia di sana. Asyik juga kalau piknik sepertinya,
asal tidak datang di waktu terik dan di waktu shalat, karena biasanya saat
masuk waktu shalat pengunjung diarang duduk-duduk di area masjid.
AlQUr'an raksasa di Ruang utama Masjid MAJT |
Oia, di dalam masjid juga terdapat replikas AL-Qur’an raksasa yang dibuat
oleh Mahasiswa Isntitit Ilmu AL-Qur’an (IIQ) (Sekarang Universitas Sains Al-Qur’an/UNSIQ)
Kalibeber Wonosobo. Waktu itu beliau adalah santri di Pondok pesantren Al-Asy’ariyyah
asuhan Simbah Kyai Muntaha Alhafidz. Btw sebagai orang asli Wonosobo saya ikut
bangga sekali lho, dengan adanya Al-Qur’an raksasa yang dibuat dengan kaligrafi
tangan itu.
Semoga tidak hanya lembar-lembar AL-qur’annya, namun ayat-ayatnya kekal
terpatri dalam hati kita semua. Aamiin...
MAJT Semarang |
Ah ya, setiap mengingat MAJT dan lewat di depannya (padahal setiap pergi
hampir selalu melewatinya karena rumah mertua dekat dengan MAJT) saya selalu
ingat moment penting di sana. Waktu itu saya masih bekerja di LAZiS Jateng
(lembaga Amil Zakat AL-Ihsan Jateng). Kami mendapat undangan untuk mengikuti
seminar bisnis di Semarang.
Masing-masing LAZiS Jateng cabang mengirimkan delegasinya untuk mengikuti
seminar dan recharge semangat. Dan benar saja, seminar bertajuk UTHB (Umat
Terbaik Hidup Berkah) asuhan ustadz Samsul Arifin itu banyak mengubah cara
pandang saya terhadap hidup.
Di seminar itulah saya pertama kalinya menangis sampai benar-benar
menangis tanpa malu dengan peserta di sekeliling karena mereka pun sama
dan mengingat dosa, mengingat kesalahan, dan segala macamnya. Lalu, keluar dari
seminar itu keberanian untuk mengendarai motor akhirnya muncul lagi. Dan, bisa
punya motor 2nd untuk pertama kalinya, lalu bisa naik motor ke tempat kerja. Namun
akhirnya harus trauma lagi sampai sekarang setelah hampir terjun bebas ke
jurang. Hiks.
Ah, malah saya jadi nostalgia sendiri nih...
Jadi, kapan kamu ke Semarang dan datang ke MAJT, Temans?
Semoga bermanfaat,
Salam,
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam
Subhanallah keren masjidnya:)