Menorehkan Sejarah Lewat Blog
Daftar Isi
Assalamu’alaikum, Temans.
((Terlalu berlebihan kah apa yang saya tuliskan di judul?))
Apa tujuan utama saya menulis? Untuk apa saya memiliki blog dan
mengisinya? Dalam perjalanan selama beberapa tahun ini, telah mengalami pergeseran niat dan semoga
menjadi lebih baik dan terus lebih baik. Aamiin..
Awal dulu saya membuat blog adalah iseng! Ya, iseng, sekadar menurutkan
rasa penasaran dengan apa yang dilakukan teman-teman saya. Blog itu makanan apa
sih? kenapa sebagian teman kampus senang sekali membahasnya? Dan akhirnya
lahirlah blog www.istanarina.blogspot.com
yang setelah dibuat saya diamkan saja karena malu untuk publish tulisan, dan belum punya ilmu bagaimana menulis di blog.
Selanjutnya, masih di blog yang sama, mulai beralih fungsi menjadi media
untuk mengikuti lomba menulis yang menjamur di media sosial sekitar tahun 2011 –
2013. Memang hanya beberapa tulisan yang wajib di-publish lewat blog, selainnya dikirim ke email penyelenggara. Setelah
itu, blog kembali mati suri (duh.. maafkan embokmu ini ya).
Setelah menikah pada April 2013 saya pindah mengikuti suami ke Semarang. Masa-masa
setelah menikah itu, adalah masa yang penuh kecanggungan dan membosankan. Saya yang
biasanya mobile meski angkoters sejati, tiba-tiba harus lebih
banyak di rumah karena nganggur. Seringkali di rumah hanya berdua dengan ibu
mertua, aktivitas pagi hanya memasak dan bebersih rumah, setelahnya, hanya bisa
ongkang-ongkang kaki sambil nonton TV atau sesekali membaca buku/majalah. Sisanya
hanya menulis untuk (masih) mengikuti lomba-lomba di dunia maya.
Lalu saya mulai menemukan kesenangan tersendiri untuk berbagi banyak hal di
blog (baca: tjurhat) sejak tahun 2014, saya lupa karena apa. Mungkin karena
banyaknya teman yang memiliki blog dan saya menemukan salah satu komunitas
penulis perempuan di Semarang yang tengah hangatnya membahas blog. Akhirnya saya
bergabung, megikuti pertemuan komunitas tersebut dan bertekad untuk banyak
menulis dan menghidupkan blog.
Saat itu yang terpikir adalah ‘saya menulis untuk mengobati diri sendiri’.
Ya, saya yang (mungkin) terkena baby blues tanpa saya sadari. Menghadapi lonjakan
hidup yang begitu mengagetkan, karena seumur-umur belum pernah di-opname di rumah sakit, sekalinya dirawat
harus menjalani operasi sectio untuk
kelahiran anak pertama. Ya, saya butuh obat selain curhat dengan Allah dan
dengan suami atau ngobrol dengan sesama ibu muda yang baru memiliki anak
pertama. Maka saya menuliskan apa saja dan mulai lebih berani (baca: berusaha
menghilangkan rasa minder) untuk publish
tulisan apa adanya di blog. Hm.. waktu itu meng-klik ‘publish’ sambil merem karena malu.
Lalu setelah bergabung dalam berbagai forum blogger di dunia maya, dan
mengikuti pertemuan blogger Semarang, lambat laun mulai memahami bahwa ngeblog
tidak sekadar untuk diri sendiri, tapi lebih jauh adalah salah satu media agar
bisa bermanfaat untuk orang lain. Semoga sih selalu membawa niat untuk
beribadah dan selalu di jalur yang benar.
Meski banyak yang mengatakan persaingan di dunia blogger sekarang makin
kejam, saya yang belum lama ‘nyemplung’
belum sepenuhnya merasakan apa yang para mastah
rasakan. Kecuali makin banyaknya blogger baru, ini sih semoga kabar baik agar
semakin banyak orang menulis dan yang ditulis adalah hal positif bukan menebar hoax.
Senang sekali saat Blogger Muslimah mengadakan program #ODOP
alias One Day One Post. Sudah lama
saya tidak mengikuti program serupa karena sempat mengalami kemalasan dan
selalu nge-blank begitu menyiapkan alat tempur. Huhuhu... intensitas blog walking
pun menjadi jauh berkurang dibanding sebelum-sebelumnya. Sediih... padahal blog walking
adalah sarana untuk belajar dan ‘silaturrahim’ sesama blogger juga.
Semoga dengan mengikuti program #bloggermuslimahindonesia
ini, makin terasah rasa untuk menemukan ide dan mengolahnya dalam tulisan yang enak
dibaca namun juga berisi. Iya, bukankah ‘content
is the king’ dalam sebuah
tulisan? Semoga bisa sering menuliskan hal-hal yang bermanfaat di dalam blog
ini. Semoga blog ini juga menjadi sarana untuk menorehkan sejarah seperti apa
yang saya tuliskan di atas. Terakhir, semoga quote ini cukup untuk menyemangati
diri saya sendiri dan (semoga) Teman-teman yang membaca tulisan ini. Aamiin..
“Sejarah islam tidaklah tertulis
kecuali dengan dua warna tinta. Tinta warna hitam yang ditorehkan oleh tinta
para ulama dan tinta warna merah yang ditorehkan oleh darah para syuhada”
(Syaikh Abdullah Azzam (rahimahullah)).
“Orang boleh pandai setinggi
langit, tetapi selama ia tidak mampu menulis, ia akan hilang di dalam
masyarakat dan dari sejarah, menulis adalah belajar untuk keabadian” (Pramoedya
Ananta Toer)
Baca juga: Rahasia Hidup Abadi
Semoga bermanfaat,
Salam,
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam
Wah masya Allah judulnya sangat inspiratif, Aisyah juga ikutan ODOP ini..
Sukses terus Arin, semangat ngeblognya semangat menginspirasi jugaak