Cinta Kami Berawal dari Masjid
Daftar Isi
Kami bukanlah siapa-siapa, hanya sesama teman kuliah yang (sok) sibuk
berorganisasi dan tak banyak saling mengenal. Sampai suatu hari sebuah proposal
nikah datang lewat email, bukan dari dia, tapi dari perantara yang entah
bagaimana ceritanya membawa proposal itu padaku.
Dalam keraguan antara ya dan tidak untuk menerima proposalnya, rupanya
orangtua memberikan lampu hijau untuk mencoba ta’aruf dulu. Perkara jodoh atau
belum itu urusan nanti, kata mereka.
Bismillah, di hari yang telah ditentukan kami bertemu dengan didampingi perantara
masing-masing. Saya bersama guru ngaji yang mewakili orangtua. Karena ta’aruf
itu sifatnya top secret, saya harus mempercayakan kepada orang yang pasti bisa
menyimpan rahasia.
Di sebuah masjid di pinggiran kota Wonosobo, pertemuan yang sangat
singkat karena hanya sedikit pertanyaan yang muncul setelah sebelumnya kami mempelajari
proposal nikah. Tak ada kesan mendalam hari itu, selain bahwa saya harus segera
memberikan jawaban akan melanjutkan proses ta’aruf atau tidak. Jika ya, artinya
dia akan segera ‘meminta’ kepada orangtuaku dan jika tidak artinya harus tutup
buku.
Berhari-hari menimbang banyak hal dan meminta petunjuk Allah hingga
timbul kemantapan hati, akhirnya kuucapkan “bismillah, saya melanjutkan ta’aruf.”
Dan disinilah kami kini, menjadi sepasang kekasih hingga surga,
insyaAllah. Aamiin..
(Jumlah tulisan 208 kata)
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam
Terima kasih telah berkenan untuk ikut meramaikan Lomba Menulis : 1001 Kisah Masjid di blog saya
Semoga sukses.
Salam saya