Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kurangi Plastik, Sayangi Bumi

Sampah plastik menggunung di salah satu sungai di Jakarta
21 Februari, dinobatkan menjadi Hari Peduli Sampah Nasional.
Begitu kompleksnya permasalahan sampah di Indonesia sehingga keseimbangan lingkungan menjadi rusak. Banjir, longsor, polusi, dll sebagian besar dikarenakan ulah manusia sendiri. Contoh kecilnya adalah ketidakpedulian terhadap sekitar dan membuang sampah sembarangan. Aliran sungai yang harusnya terjaga berikut ekosistemnya malah menjadi lahan empuk untuk membuang sampah. Akibatnya apa? Ketika hujan lebat terjadi penumpukan air, saluran tersumbat karena banyaknya sampah dan jadilah banjir, yang mendapat dampaknya tentu bukan hanya orang yang membuang sampah sembarangan tetapi juga masyarakat luas di sekitarnya.
“Udah, buang di situ aja, dari dulu kita nggak punya tempat sampah,” kalimat yang diucapkan oleh salah seorang saudara ini membuatku tertegun. Waktu itu aku tengah berkunjung dan mengganti pospak Hasna bermaksud membuang sampah bekas pakai pospak.
“Ko bisa? Nanti jadi banjir, dong” kilahku
“Nggak apa-apa, emang tiap tahun langganan banjir”
Pikiran seperti inilah yang sebaiknya dihilangkan. Masa bodoh dan menganggap banjir adalah hal yang biasa saja padahal dampak dari banjir pun tak sedikit, selain perekonomian juga psikis dan fisik masyarakat yang terkena.
Bagaimana solusinya? Paling mudah adalah dengan memulai dari diri sendiri: STOP mambuang sampah di sungai. Usahakan memisahkan sampah organik dan anorganik, dan berusaha mengelola sampah. Jika kesulitan, setidaknya cukup MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA. Geram rasanya saat melihat orang dengan santainya membuang bekas minuman atau bungkus makanan di sembarang tempat terlebih di tempat wisata atau di jalan.

Selain itu, KURANGI PENGGUNAAN PLASTIK. Salah satu konsumsi plastik terbesar adalah tas kresek yang biasanya didapat dari membeli segala macam benda. Beli makanan sudah dibungkus kantong plastik pasti masih didobel lagi dengan tas kresek. Saat belanja ke pasar biasanya jadi nenteng banyak kresek karena belanja dari satu toko ke toko yang lain, kan?.
Yang menyedihkan adalah saat dulu masih tinggal di Wonosobo, saat beli sesuatu di swalayan dan sudah meminta tidak usah memakai plastik, kasir tetap membungkusnya dengan plastik dan hanya dijawab singkat “Ini SOP”. Fyuh... kalau semua toko seperti itu, akan jadi apa coba semua plastik itu selain gunungan sampah?! Waktu masih kuliah dulu pernah mendapat tugas untuk membuat semacam pidato yang mengajak orang untuk berbuat sesuatu, dan kuambil tema go green. Saat mencari bahan sempat dikejutkan oleh berita seorang pemulung meninggal karena tertimbun sampah plastik yang menggunung saat ia mengumpulkan sampah. Ironis bukan?! Padahal dengan enteng kita memakai plastik dan terkadang lupa (atau bahkan tidak peduli) dengan dampak di masa depan.
kampanye Pay for plastic
Saya pun sangat setuju sekali dengan diberlakukannya aturan pay for plastic saat berbelanja. Kenapa? Tentu saja agar mengurangi sampah dan menjaga lingkungan.
Bukan sama sekali no plastic jika belum bisa, hanya MENGURANGI dan menggunakannya dengan bijak. Itu saja. Yuk, gunakan tote bag (bisa dari bekas goodie bag atau membelinya secara khusus) atau tas belanjaan sendiri saat membeli sesuatu. Jangan pikirkan ribet/tidak, toh banyak tas yang bisa dipakai dan dilipat kecil sehingga tidak merepotkan saat membawanya. Sediakan beberapa dan masukkan ke dalam tempat yang mudah dijangkau, misalnya tas kantor, ransel, jok sepeda motor, dashbord mobil, dll sehingga saat butuh, tidak kesulitan mencarinya. 

Semoga langkah kecil ini bisa menjadi sarana untuk melestarikan alam dan masyarakat Indonesia semakin menghargai plastik dan terutama bumi. 

7 komentar untuk "Kurangi Plastik, Sayangi Bumi"

  1. Di Hong Kong 1 biji tas plastik bayar $0.50 (500an). Orang sana uang segitu sangat berharga makanya kalau ART nya lupa bawa totebag, majikan bisa ngomel2.

    Semoga di Indonesia berhasil mengurangi penggunaan plastik dengan cara ini ya Mbak :)

    BalasHapus
  2. Di sini sayangnya hanya Rp. 200,- per kantong ya. Padahal saya pribadi pengennya lebih mahal dari itu, supaya langsung terasa dampaknya pengurangan sampah plastinya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba, aku pikir bakal dikasih harga mulai Rp.500,- dan naik sesuai ukuran.

      Hapus
  3. agak kecewa juga cuma 200an hahahaha. dibikin 500an gitu mungkin kerasa buanget akhirnya lebih milih bawa tas sendiri.

    BalasHapus