Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Indonesia Darurat Sampah Plastik, Kamu Yakin Nggak Mau Peduli?!


Assalamu'alaikum, Temans.
Hari ini, sudah menggunakan kantong plastik/kresek? Berapa banyak? Hitung yuk! Pagi tadi beli sarapan? Ada berapa sampah? Habis itu makan siang, beli snack, belanja sayur, belanja kebutuhan lain..  Dll yang bisa jadi sangat panjang daftarnya.

Hm.. Pagi tadi saya belanja ke warung sayur. Saya bawa wadah untuk belanja ikan dll, sekaligus kantung plastik bekas ukuran besar agar saya tidak membawa lagi plastik dari warung. Tapi warung ini bukan warung langganan yang biasanya. Warung ini dekat rumah tapi saya jarang ke sini karena tidak sejalur dengan jalan yang biasa dilewati waktu antar/jemput si Kakak.
Sampai di warung saya ragu jadi beli ikan dan ayam apa tidak karena di warung ini banyak yang sudah dikemas per 1/4kg dan 1/2kg. Akhirnya dengan berat hati saya tetap beli sih karena warung yang biasanya sedang tutup, pemiliknya pulang ke Jawa.

Saya pilih-pilih sayur, ikan, ayam, dll. Sampai rumah, barulah saya merasa sangat bersalah karena banyak memproduksi sampah plastik. Plastik besar yang tadi saya bawa sudah kena air tetesan dari daging ayam, masih bisa dimanfaatkan untuk tempat sampah. Selain itu, ada kantung plastik dari kemasan ayam, ikan, putih telur rebus, tahu, dan tauge. Total ada 3 kantung plastik ukuran besar dan 5 ukuran kecil.

Fyuhhh..  Sehari saja sudah banyak sekali nyampah plastik 😭 jadi makin nggak enak hati apalagi saya sedang belajar untuk mengurangi penggunaannya.

Bayangkan saja jika tiap orang dalam sehari membuang plastik kresek 1 lembar saja. Sudah berapa sampah plastik yang ada? Dikalikan sepekan, sebulan, setahun? Makin menggunung!

Sedihnya lagi, menurut penelitian, ditemukan kandungan plastik dalam ikan laut. Hiks. Dan Indonesia banyak sekali, terbesar kedua di dunia! 
Kalau terbesar urusan prestasi seperti di ajang Asian Games sih sangat membanggakan, tapi urusan pencemaran laut, kita patut untuk turut prihatin. Terlebih sifat plastik yang sangat sulit terurai. Sampai kapan dan sebanyak apa akan terus terkumpul jika kita tidak memotong arusnya?!

Dukungan dari Orang Terdekat itu Penting

Ngapain sih, bawa-bawa wadah dan kantung, terlalu ribet! Biasa aja lah, nggak usah dibikin pusing.

Kurang lebih ungkapan seperti ini yang saya dapatkan ketika saya komplain karena suami saya selalu membawa pulang kantung plastik ketika keluar bersama anak. Beli jajan, beli barang, dll tidak pernah menolak kantung plastik.

Lambat laun saya sering mengajak suami untuk ngobrol ringan seputar sampah, lama kelamaan mulai mengurangi ((meskipun sering lupa 😅)).

Untuk mengurangi produksi sampah plastik, HARUS DIMULAI DARI DIRI SENDIRI. Ribet? Iya awalnya sangat ribet. Tapi sesuatu jika telah menjadi kebiasaan pasti akan sangat menyenangkan.

Seperti misalnya membawa wadah sendiri saat belanja. Pada awalnya akan menuai pandangan entah aneh atau yang lain baik dari penjual maupun pembeli yang lain. Lama-kelamaan pasti akan muncul rasa nyaman tersendiri, dan kita tak lagi memikirkan pandangan orang lain.

Dukungan dari keluarga juga penting, misalnya suami dan anak-anak. Jika masih ada anak kecil, sangat baik juga untuk melatih mereka mencintai dan menjaga lingkungan.
Paling penting juga untuk mengatasi makin meningkatnya sampah plastik adalah prinsip 3R: Reuse, Reduce, Recycle.

Reuse
Pakailah barang-barang yang bisa dipakai kembali, barang-barang washable bukan disposable.

Lagi-lagi saya merasa berasah di sini karena sekarang belum rajin menggunakan clodi (cloth diapers) lagi untuk si Kecil. Saat bayi Hasna dulu, saya sangat rajin. Sekarang mulai kendur apalagi sering hanya bertiga dengan anak-anak di rumah. Bismillah, mohon doanya setelah ritme kehidulan di rantau ini kembali normal, saya bisa ber-clodi lagi. Aamiin...

Bawa botol minum agar tidak membeli minuman kemasan, menggunakan lap kain/sapu tangan untuk menggantikan penggunaan tisu, membawa wadah untuk belanja baik bahan makanan maupun makanan jadi, dll. Plastik yang ada di rumah pun bisa kita gunakan berkali-kali sampai benar-benar tidak terpakai lagi.

Reduce
Mengurangi penggunaan plastik. Hampir sama saja sih dengan reuse, intinya sedikit-sedikit kita mengurangi penggunaan baranf-barang yang sulit terurai.

Bawa tas belanja kecil yang bisa dilipat tak seberapa susah bukan? Dibanding harga yang harus dibayar ketika kita tidak pernah peduli.

Recycle
Mendaur ulang sampah untuk dijadikan apa? Jika sampah plastik, sangat memungkinkan untuk didaur ulang menjadi berbagai macam barang. Daur ulang dengan mesin tidak bisa dilakukan oleh setiap orang, namun mengubah sampah menjadi barang yang bermanfaat bisa dilakukan oleh semua orang.

Saya pernah berkunjung ke Bank Sampah Resik Becik di Semarang Barat, bertemu dengan Bu Ika Yudha Kurniasari. Beliau penggiat bank sampah dan penerima penghargaan kalpataru tahun 2016.
Di rumahnya berjejer sampah baik yang telah dipilah maupun yang telah menjadi karya yang menarik. 

Siapa sangka jika tas wanita cantik bisa dibuat dari kemasan kopi sachet? Atau rompi dari kantong kresek yang dirajut? Juga tikar anyaman dari kemasan mie instan yang tak kalah apik. Membuatnya hanya butuh ketelitian dan kesabaran, bisa dilakukan oleh anak-anak hingga dewasa.

Beliaulah yang menginspirasi saya untuk selalu mengumumpulkan bekas kemasan berbagai barang di rumah. Namun sekarang saya sedih karena belum berhasil mendapat informasi seputar bank sampah terdekat. Pun dengan sampah-sampah yang berserakan di got-got pinggir jalan.
Sedih.. Kenapa tidak di sana tidak di sini, got isinya sampah?!

Well, saya masih belajar untuk mengurangi sampah plastik, dan akan berusaha belajar untuk bisa #zerowaste. Mohon doanya semoga konsisten.

Namun saya juga galau karena si Kakak sedang getol menggambar dan menggunting. Semua kertas dia gambar, diwarnai, lalu digunting untuk kemudian disebar semena-mena. Ah, saya belum menemukan solusi untuk ini.

Lagi-lagi saya belum bisa nol dari sampah plastik, kertas, tisu, pospak, dll. Saya hanya masih berusaha untuk terus menerus mengurangi hingga bisa nol.

Yuk, kita mulai dari diri sendiri dulu. Jika gerakan sederhana ini diterapkan oleh semua orang, pasti akan jadi movement luar biasa untuk Indonesia, untuk bumi dan seisinya.

Semoga bermanfaat, 
Salam, 

Semoga berkenan dengan tulisan ini ya Mba Ade Hermawati dan Mba Tanty. 
#ArisanBlogGandjelRel

12 komentar untuk "Indonesia Darurat Sampah Plastik, Kamu Yakin Nggak Mau Peduli?!"

  1. Walaupun sampah plastik sering dianggap sepele sebenarnya dapat merusak lingkungan :)

    BalasHapus
  2. Dari SMP sebenarnya sudah diajarkan tentang 3R tersebut ya, tapi masih banyak orang yang mengabaikannya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yg paling mudah aja, buang sampah di tempat sampah masih banyak yg belum taat 😢

      Hapus
  3. Seperti halnya Recycle, sampah plastik dapat didaur ulang agar mengurangi jumlahnya ya ...

    BalasHapus
  4. Dengan daur ulang jumlah sampah plastik akan berkurang ya, sekarang ini juga banyak kerajinan dari plastik :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yg kreatif bs menyulap plastik kemasan jadi tas pesta cantik harga ratusan ribu 😍

      Hapus
  5. Huhu... kok jadi ikutan merasa bersalah ya mbak. Hidupku masih penuh sampah :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama lah Mba, makanya ini sedang berusaha ngurangin

      Hapus
  6. Dari Pribadi masing-masing harus tertanam cinta kebersihan agar tidak memperbanyak sampah yang sudah ada yang di buang sembarangan ... kunjungi blogku juga ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betuul! Itu dulu. Kalau semua sdh taat aturan, mau lanjut program lain pun mudah

      Hapus