Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Saat si Kakak Cemburu dengan Kehadiran Adik Bayi


Assalamu’alaikum, Temans.
Apa kabar akhir tahun ini? wish you seize the next year, be better and be the best! Aamiin...
Ngomong-ngomong, sudah tahu kan ya kalau saya baru melahirkan bulan Oktober yang lalu, dan tanggal 26 Desember kemarin tepat 2 bulan usia si Baby Salsa.
Ish! Penting banget yak buat diceritain?! Hm...
Sebenarnya poin nya bukan sama itu sih, tapi sama si Kakak Hasna yang semenjak kehadiran Baby Salsa menjadi makin sering berulah dan cari perhatian dari orang serumah.

Sejak perut makin membuncit dan gerakan bayi terasa, kami sering mengajaknya ‘ngobrol’ dengan bayi di perut bunda, dan dia pun selalu antusias tiap kali diajak merasakan gerakan bayi. Dia pun tak sabar dengan kehadiran adiknya. Terlebih ada bayi anak tetangga yang sering diajak bermain di sekitar rumah.
Surprisingly, di sekolah PAUD-nya kami sering mendapat laporan Hasna tidak mau berbicara. Namun menjelang kelahiran si Adik tiba-tiba dia bercerita dengan bunda-nya di sekolah. “Aku mau punya adik bayi, kaya Dek Vin*”, ujar gurunya. Rupanya Hasna ingin adik seperti bayi anak tetangga yang setiap hari dia unyel-unyel itu.
Saat melahirkan dan 2 hari di rumah sakit, kakek dan neneknya sempat ‘membohongi’ Hasna dan mengatakan bunda sedang bekerja dan pulangnya lama, tidak seperti biasanya. Karena jika tidak begitu, dia selalu bertanya. Jika tahu posisi bundanya di rumah sakit, pasti dia pun ingin masuk ruang perawatan sementara anak kecil dilarang masuk ke sana. Oia, alasan ‘bekerja’ menjadi logis bagi Hasna karena biasanya saya pamit ‘kerja’ saat keluar mengikuti kegiatan blogger.
Begitu saya pulang dengan menggendong bayi, sontak dia memeluk saya dengan mata berbinar dan teriakannya yang kencang seperti biasa. Tak lupa ingin segera memeluk dan menggendong adik bayinya. Fyuh... gimana mau gendong, coba? Bunda-nya mau mandikan aja masih takut-takut karena bayi-nya kecil dibanding bayi Hasna dulu.

ilustrasi
Malamnya, dia tak mau beranjak dari sisi adik bayi, ingin selalu memeluk dan menjadi yang pertama mengetahui adiknya pipis lalu ganti popok dan sebagainya. Jika biasanya dia selalu mencuri kesempatan untuk tidur di kamar mbah-nya, kali ini dengan bujuk rayu pun tak mempan, inginnya tidur di samping adik bayi. Yang membuat kami kasihan sebenarnya adalah tiap si Bayi bangun pipis atau meminta ASI, si Kakak ikut terbangun dan menceracau tidak jelas.
Esoknya, dalam kondisi badan masih lemah pasca melahirkan, si Kakak selalu penasaran dan mengungkapkan rasa sayangnya secara berlebihan terhadap adiknya. Wajar sih untuk usianya yang belum genap 4 tahun. Namun keaktifannya membuat kami harus sering-sering mengurut dada dan lama-lama meledak juga ‘sumbu’nya.
Makin lama tingkahnya makin membuat seisi rumah stress. Setiap pagi atau saat si Adik menangis karena pipis atau meminta ASI, maka si Kakak selalu berulah dan melarang bunda memegang Adik. Untunglah beberapa hari ayahnya libur kerja demi membantu menghandle si Kakak.
Setiap ada tamu yang datang membawa kado, maka dia ingin menjadi yang pertama membuka kado. Tak jarang ia pun bertanya ‘Punya Kakak mana?” duh...! belum lagi tiap saat ingin mencium adiknya, bernyanyi di depannya dan berharap si Adik mengikuti gerakannya. Seringkali tangan mungil itu juga digerak-gerakkan agar mengikuti nyanyiannya. Lompat-lompat di sekitar Adik, menggigit tangan mungil adik, ingin ikut tidur di kerodong bayi yang sama, dan segala tingkah polahnya meminta perhatian.
Jujur, saat kami stress karena tingkahnya, tak jarang akhirnya memarahi si Kakak apalagi jika sudah kelewatan. Kakeknya yang paling sering menjadi tempatnya bermanja-manja pun menjadi lebih sering memarahi si Kakak. Saya sebagai bundanya sebenarnya ikut sakit hati saat anak dimarahi. Yeah! Betul sekali meme yang kurang lebih mengatakan ‘jangan memarahi anak di depan ibunya, karena ibunya yang akan menjadi lebih garang meskipun si ibu juga sering memarahi anaknya’. Tapi saya pun juga stress menghadapinya, sehingga memilih untuk diam saja.
Parahnya, si Kakak yang biasanya tidur nyenyak, semenjak itu menjadi sering mengigau.
“Awas! Nanti adik bayi keinjak!”
“Sana! Jangan dekat adik nanti adik kena!”
“Nggak boleh!”
“Bund! Adik nangis! Pipis!”
Mendengar itu, hati ibu mana yang tidak miris? Karena alam bawah sadar si Kakak merekam jelas setiap peristiwa. Setiap saat menjadi merasa bersalah dengan si Kakak, tapi juga kesal dengan tingkah polahnya itu.
 
Meluangkan waktu berdua dengan si Kakak
Mengambil Kembali Hatinya dengan Meluangkan Waktu Berdua
Beberapa hari setelah saya beradaptasi dengan kehadiran bayi, saya mulai mengatur waktu agar bisa memberikan perhatian untuk si Kakak. Awalnya cukup sulit karena dia memang sangat lengket dengan ayahnya. Jika si Adik tidur, dia tak mau ke kamar mandi atau makan bersama bunda. Namun saat adiknya menangis sebaliknya dia merengek apapun dengan bunda. Fyuuh..
“Kakak, main yuk sama Bunda,” suatu saat kucoba untuk merayunya kembali.
“Ayo, Kakak Hasna jadi bu guru ya, Bunda ikut baris sama senam sebelum masuk sekolah.”
Maka saya pun harus mengikuti aba-aba dan gerakannya sembari menyanyi bersamanya seperti anak PAUD sebelum memulai kegiatan di sekolah.
“Bunda, ayo main masak-masakan. Kakak Hasna yang jualan ya! Bunda mau beli apa? Ayah mau apa?,”
“Bunda, ayo buat garasi Tayo pakai mainan balok!”
Meski sering timing tidak tepat saat mengajak bermain, kadang saya temani dengan menyusui adiknya.
Si Kakak masih cemburu? Tentu! Karena hampir semua memperhatikan adik bayi, padahal sebelumnya dia lah yang selalu menjadi pusat perhatian di rumah.
Setelah 2 bulan ini, cemburunya mulai berkurang tak sehebat awal kelahiran si Adik. Sesekali ia menggelendot manja, minta dipeluk, dll.

Ilustrasi

Usahakan Ada yang Membantu Menjaga Bayi
Ini poin penting sekali saat menghadapi kecemburuan si Kakak terhadap adik bayi yang baru hadir. Si Kakak memang sangat membutuhkan perhatian dari orangtuanya agar dia tak merasa diabaikan. Kebersamaan khususnya bersama bunda sangat diidamkan. Untuk itu, jika si Kecil anteng atau masih bisa ditangani oleh orang lain, sebaiknya bunda meng-handle si kakak terlebih dahulu. Karena si Kakak sudah bisa merasakan berbagai emosi sedangkan si bayi belum bisa. Fatal kan akibatnya jika dia merasa terabaikan oleh orang-orang di rumah?
Ada cerita dari teman saya yang jarak anak pertama dengan keduanya masih cukup dekat. Tiba-tiba si Kakak mogok bicara selama 3 hari. Anak gadis 3 tahun yang biasanya ceria itu mendadak diam bahkan dibujuk rayu dengan berbagai macam cara pun dia tak berkutik.
Orangtuanya kebingungan menangani anaknya dan sampai berpikiran untuk membawanya ke psikolog, takut terjadi sesuatu yang membahayakan. Untungnya setelah si Ibu meluangkan lebih banyak waktu untuknya, si Kakak kembali ceria. Alhamdulillah..
Jadi, meskipun sibuk dengan si Kecil, saat si Kakak cranky dia lah yang menjadi prioritas utama untuk ditangani.
 
Libatkan si kakak untuk membantu menyiapkan perkap bayi

Melibatkan si Kakak Saat Mengurus Adik Bayi
Suatu saat saking stress-nya dengan tingkah kecemburuan si Kakak, saya mencoba curhat dan meminta pendapat dari teman-teman di salah satu grup parenting. Para ibu yang pernah mengalami fase seperti yang saya alami saat itu menyarankan agar lebih banyak melibatkan si kakak saat mengurus si bayi.
Saya yang awalnya waswas saat si kakak bersama bayi, mulai memberikan kepercayaan kepada Kakak untuk lebih banyak dekat dengan adik bayinya. Meskipun pengawasan dan penjagaan tetap ketat. Ya, begitulah anak-anak. Dia belum bisa mengontrol emosi dan sayangnya terhadap adiknya. Masih saja adiknya dipencet, tangannya ditarik-tarik, hidungnya ditutup, kepalanya diangkat, dll.
Saya mulai melibatkannya untuk mengambilkan tisu dan popok saat si Adik pipis, mengajaknya menyiapkan alat mandi bayi, mengizinkannya menyentuh bayi saat mandi, dll. dengan begitu ia merasa Alhamdulillah cara ini cukup efektif dan perlahan mulai berkurang tingkat caper (cari perhatian) nya.

Menyiapkan Berbagai ‘Alat Tempur’
Menyiapkan apa-apa yang menjadi kesukaan si Kakak menurut saya adalah salah satu cara agar dia merasa selalu diperhatikan. Si Kakak selalu suka roti, coklat, susu, puding, dan biskuit. Maka kami menyediakan makanan kesukaannya itu meskipun tetap membatasi.
Oia, alat tempur yang tak kalah penting adalah P3K dan obat-obatan ringan yang selalu siap sedia di rumah.
Tempra paracetamol syrup untuk mengatasi demam pada anak

Belum genap sebulan si Adik bayi di rumah, Si Kakak demam dan makin banyak mengigau di malam hari. Igauannya selalu sama, tentang adik dan larangan-larangan kami. Esoknya, dia demam tinggi dan inginnya dipeluk bunda terus menerus.
Campur aduk rasa capek dan stress-nya. Tambah lagi ayahnya sudah kembali bekerja. Untunglah saya masih tinggal dengan mertua sehingga ada yang membantu saya handle si bayi dan pekerjaan rumah pun dikerjakan bersama-sama.
Dulu, saya ibu yang selalu bertahan untuk tidak memberikan obat kepada anak (khususnya bayi). Saat anak demam, langkah pertama adalah skin to skin, lalu kompres jika masih juga tinggi. Alhamdulillah cara ini cukup efektif. Namun saat si Kakak beranjak besar, tentu beda lagi penanganannya.
Sedih sekali kan jika melihat anak sakit apalagi demam tinggi dan menyebabkan nafsu makannya turun drastis. Hiks. Mengatur supaya anak mau makan aja susahnya minta ampun, jika sakit dan nefsu makan menurun, akan memulai lagi dari nol untuk berjuang mengembalikan nafsu makannya.
Menyediakan paracetamol syrup menjadi hal yang penting di terutama untuk menghadapi saat-saat seperti itu. Well, si Kakak sangat sulit untuk minum obat meskipun dengan rasa buah kesukaannya, sehingga kami harus sedikit memaksanya ((maaf ya Kak, itu cara supaya Kakak lebih cepat sembuh..)).
Teman-teman apakah selalu sedia paracetamol di rumah?
Oia, pastinya kenal dengan Tempra kan? Paracetamol syrup satu ini efektif untuk mengatasi demam pada bayi dan anak. Tempra Syrup aman di lambung, tidak perlu dikocok, larut 100%, dan dosis tepat (tidak menimbulkan over dosis atau kurang dosis). Setiap 5  ml Tempra Syrup mengandung 160 mg paracetamol.
Saat anak demam, bunda memang harus siaga penuh memantau perkembangannya. Termometer, kompres, air minum, dan paracetamol harus selalu berada di dekatnya.
Bagaimanapun beratnya, itulah perjuangan menjadi seorang ibu. Pekerjaan yang tak ringan namun akan menjadi kenangan terutama saat anak-anak beranjak dewasa.
Benar, kasih ibu sepanjang masa meski kasih anak sepanjang galah. Seorang ibu akan memilih penyakitnya dialihkan kepada dirinya dibanding melihat jantung hatinya menderita. Tak ingin ‘kehilangan’ si Kakak karena ayah bundanya terlalu sibuk dengan kehadiran buah hati, bukan? Karena jika si Kakak tak mendapatkan perhatian dari orangtuanya, ia akan mencari pelampiasan entah kepada kakek/neneknya, Asisten rumah tangga, dll.
Semoga Allah selalu melindungi kita semua. Dan semoga yang tengah menghadapi kecemburuan si Kakak terhadap kehadiran ‘makhluk baru’ di rumah, bisa segera teratasi. Aamiin..
Karena setiap kita akan melewati fase itu dan akan merindukannya kelak.
Semoga bermanfaat,
Salam,  





Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh 
Blogger Perempuan Network dan Tempra.

30 komentar untuk "Saat si Kakak Cemburu dengan Kehadiran Adik Bayi"

  1. Dulu anak2ku waktu punya adik udah lumayan ngerti sih, mungkin karena jarak umurnya yang cukup jauh. Tapi sekarang...duuuh, kalo lagi bertengkar ramenya bukan main..hihi

    Aku juga selalu sediain Tempra dari anakku yg pertama smp ketiga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba, kalau jaraknya sudah 5 tahun lebih biasanya lebih mudah dipahamkan ya :)

      Hapus
  2. Aamiin.. Insyaallah kakak akan tambah sayang sama adiknya ya 😊

    BalasHapus
  3. Hahahha...kebayang hasna kalo lagi merajuk. Untung dirimu sabar kalo aku makanya dlu sengaja kasih jarak (tp akhirnya je kelamaan hehe) krn ga sanggup kalo si kakak merajuk gitu soalnya aku sumbu pendek si. Alhamdulillah nadia si ga pake merajuk justru banyak bantuin mungkin krn jaraknya jauh bgt dan memang dia ush pengen bgt punya ade.
    Semangat ya sun sayang buat kakak hasna dan debay :*

    BalasHapus
  4. Iya bener ya rin, adikku aja rina anaknya beda setaun, waduh jika anaknya yang pertama cemburu Al ma adiknya Aya wah heboh deh 😀

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba, semoga gedean dikit nggak cemburuan lagi ya

      Hapus
  5. tetangga depan rumah, anaknya sempat nggak pengen punya adek. Tapi skarang pas adek lahir, dia sayang banget :)

    BalasHapus
  6. Hahahahaa... jd gabisa bayangin tar kalo adiknya dhafin keluar. Wkwkwkwk. Makanya sejak skg aku sounding mba. Kakake biar besok pinter dan sayang adike. Wallahu alam sih. Cuman ikhtiar aja. Tp insyaallah uda ngerti dink ya. Selisihnya nnti juga 5 tahun. Dan lagi dhafin sndiri yg minta adik. Jd skg excited bgt. Dikit2 kalau maem nawarin yg di perut. Adik mau jajan kakak ga? Hahahaaa... anak2 mmg lucu. Sehat2 terus yaa kak hasna dan adik salsaaa...😘😘😘

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga aman Mba... insyaALlah ntar Dhafin udah lebih gede dari Hasna, semoga udah ngerti :)

      Hapus
  7. Rasa cemburu memang biasa terjadi pada sang kakak saat ada adeknya. Ya kan biasanya dia aja yang diperhatiin hehe. Semoga sehat terus ya kakak Hasna juga adek bayi^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, dulunya cuma dia yang diperhatiin eh sekarang harus berbagi.

      Aamiin.. makasih Tante..

      Hapus
  8. Sering libatkan ia dalam pengasuhan agar ia merasa dibutuhkan. Semoga kakak sama adek akur terus ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba, sering diminta bantuin atau dia nawain bantuan. Aamiin..

      Hapus
  9. Anak pertama dan kedua jaraknya 5 tahun, tapi sempat ngalami fase iri ini juga mba.

    Stress ibu dan anaknya.

    Sampe anakku sakit dulu mba..demam tinggi. Mungkin karena ngerasa di duakan juga .

    BalasHapus
  10. Sebenarnya saya sudah pengen punya anak lagi. Eh tapi Wan kalo ditanya "wan mau punya adik? " jawabannya selalu GAK. Sebenarnya bukan jawaban Wan yg jadi patokan, hanya mengatur jarak kelahiran dan emang blm di kasih amanah lagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga segera dikasih di waktu yang paling tepat ya Mba :*

      Hapus
  11. Lucu anaknya mbak, ponakanku juga dulu gitu, sampai guling bantalnya yang dipakai adiknya diambili lagi semua

    BalasHapus
    Balasan
    1. HIhi. iya, Hasna juga gitu, apa-apa punya Salsa diaku punya dia :P

      Hapus
  12. Wahaha protektif banget ya so Kakak. Selamat ya punya adik bayi. Senang banget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba, banget! saking sayangnya, moga bentar lagi ga jeles :P

      Hapus
  13. Menghadapi si kecil yg lagi cemburuan mmg butuh stock sabar yg buanyakkk ya mba..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya Mba, kalau ada yang jual aku beli deh sekardus :P

      Hapus
  14. Arin..selamat atas kelahiran putri kedua yaa... semoga dengan semakin berlalunya waktu, kecemburuan akkak memudar berganti rasa sayang yg indah... Aamiin..

    BalasHapus
  15. Ini juga kejadian ama keponakan aku, digigit dicakar dan banyak lagi..kunjungi juga blog ku ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. waduh, kayak anaknya temanku, kakaknya cowok. adiknya sering dicakar, ditendang, ditarik2 hiks. semoga masa ini cepat berlalu

      Hapus