Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Nikmatnya Pempek Bu Daud Asli Palembang

Tak ubahnya nasi padang, nasi goreng, sate, dan aneka kuliner nusantara populer lainnya sangat mudah kita temukan di berbagai kota termasuk pempek. Kuliner berbahan dasar ikan Tengiri ini berasal dari Kota Palembang dan sangat populer seantero nusantara.
Masa kuliah dulu adalah awal mulanya saya menjelajah rasa aneka makanan khas daerah. Beruntung sekali mempunyai teman kos yang berasal dari luar daerah seperti Palembang, Makassar, Riau, juga daerah lain khususnya di Pulau Jawa. Selain mereka memasak makanan daerah saat piket masak, jika pulang kampung pun tak pernah alpa membawa buah tangan.
Pempek adalah salah satu makanan yang rutin dibawa oleh teman kos dari Palembang saat mereka liburan. Nikmatnya Pempek makin terasa karena makannya sambil rebutan.

Setelah tak lagi tinggal di kos yang sama, rasa kangen terhadap pempek seringkali mampir di lidah. Tapi, mencoba membeli Pempek di warung yang ada di sekitar kos ternyata rasanya jauh berberda. Sampai saat saya tergabung dalam sebuah komunitas ibu-ibu, mereka membahas tentang nikmatnya pempek asli Palembang milik mertua salah satu member. Pempek Bu Daud yang memiliki kedai di Banyumanik dan Ungaran. Baru-baru ini juga membuka gerai di seputaran kampus Unnes Gunung Pati Semarang.
Sudah cukup lama mengidamkan pempek Bu Daud, tapi entah karena belum rejeki atau bagaimana setiap bertemu stand Pempek Bu Daud di pameran saya selalu kehabisan. Akhirnya saat ada kesempatan pergi ke Banyumanik kami menjadwalkan untuk mampir ke kedai Pempek Bu Daud. Tlogosari-Banyumanik itu jauh kan? Hiks.  Apalagi kalau di jalan si Kecil nggak mau ayahnya melaju dengan kecepatan tinggi, perjalanan yang harusnya bisa ditempuh sekitar 45 menit dengan roda dua bisa menjadi 1 jam lebih.
Alhamdulillah... lega saat kami sampai di kedai menjelang pukul 8 dan masih terlihat aktivitas. Suasana cukup sepi dan tidak ada pelanggan lain waktu itu. Senang deh, seperti dijamu privat. Hahaha.
Saya memesan seporsi Tekwan karena ingin makan yang segar berkuah, sedangkan suami memilih Kapal Selam besar. Untuk si kecil kami pesankan Kapam Selam kecil dan pempek Kulit. Selain Pempek, tersedia juga sajian khas Kota Palembang lainnya seperti rujak mie, es kacang merah, pindang tulang iga, pindang tulang patin, dan burgo. Kalau tidak ingat perut dan kangen dengan citarasa Pempek, rasanya ingin mencoba menu lain.

Pilihan kami selalu jatuh pada kapal selam besar,

“Alhamdulillah, enak. Seperti makan di Palembang,” kata suami saya setelah suapan pertama masuk mulutnya.
Saya pun baru teringat jika suami pernah bercerita dulu pernah bekerja di Palembang selama hampir satu tahun. Pantas ya jika sudah sangat akrab dengan makanan khasnya.
Tekwan-nya pun pas di lidah, terasa asin tapi saya sih memang penyuka asin sejak dulu. Bola-bola ikannya lembut dan terasa ikan tengirinya, kuahnya segar dengan aroma bawang dan rempah, tambahan mie dan potongan bengkuang makin menambah nikmat. Jika ingin pedas, tinggal tuangkan sambal yang tersedia di meja.

Seporsi Tekwan yang segar dan nikmat
Ah ya! Si Kecil malah tak mau makan pesanannya, dan justru melirik Tekwan di mangkuk saya sambil tak sabar ingin makan ‘bakso’ katanya.
Saya mencoba es kacang merah yang harganya cukup murah hanya Rp. 7.500/porsi. Rasanya pun enak dan cukup banyak kacang merahnya. Ini pertama kali saya mencoba es kacang merah khas Palembang, sehingga tidak bisa membandingkan. Rasanya manis, dan terasa sirupnya.

Es Kacang merah yang manis dan segar

Menu Pempek lain yang tersedia antara lain kapal selam besar dan kecil, lenjer besar dan kecil, ada’an, kulit, keriting, lenggang kenyang, tekwan, juga model. Nah, pecinta Pempek pasti kenal semua varian ini bukan? Kualitas rasanya tinggi, namun harganya cukup murah berkisar Rp. 4.500 – Rp. 15.000.
Menurut Mba Fida, salah seorang menantu Pak Daud, ayah dan ibunya telah memulai usaha Pempek sejak tahun 1995 dan waktu itu belum ada gerai. Beliau menjajakan Pempek ke tetangga dekat, teman kantor, dan menerima pesanan dari mulut ke mulut.
Muhammad Daud merupakan warga asli Palembang yang meniti karier di Semarang. Menjelang masa pensiun beliau mengembangkan bisnis Pempek yang telah dirintisnya tersebut. Beliau pun selalu menjaga citarasa Pempek yang dijualnya. Bu Daud lah yang berperan penting dalam pengolahannya.

Suasana Kedai Pempek Bu Daud Banyumanik,
cukup nyaman bagi pengunjung
Kedai yang berada di Banyumanik ini terbilang kecil tapi nyaman bagi pengunjung. Aneka makanan Khas Palembang yang terpasang di dinding membikin lapar sesiapa yang melihatnya. Menurut informasi, kedai ini tak pernah sepi di jam makan terutama waktu makan siang. Untung saya datangnya malam, jadi sepi. Sayangnya hasil foto jadi kurang maksimal deh.
Pempek Bu Daud juga melayani pesanan untuk rapat, arisan atau pernikahan. Sesekali juga mengikuti bazar atau festival kuliner. Saat ini melayani delivery order untuk pemesanan minimal tertentu dan masih terbatas wilayah Semarang atas.
Semoga segera bisa buka kedai di Semarang bawah ya... supaya kami yang di Bawah tak perlu jauh-jauh ke Banyumanik untuk melikmati lezatnya Pempek Bu Daud.
Semoga bermanfaat, 
Salam, 



Kedai Pempek Bu Daud
Jl. Jatiraya F 14 Banyumanik Semarang  

16 komentar untuk "Nikmatnya Pempek Bu Daud Asli Palembang"

  1. Deket sama rumah saya mbak itu. Favorit sih yg kapal selam hehe. Cuma parkirnya disitu ya agak ngeri curam gitu..

    BalasHapus
  2. Wah sudah ada yg buka dideket kampus saya dulu. Kapan2 kalo nostalgia sma misua mau nyari pempek bu daud ah. Secara kami berdua pempek lovers :)

    BalasHapus
  3. Makanan kesukaan thifa nih, pempek. Pakai go food bisa tak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. belum bisa pakai gofood Mba, tapi pakai kurir apa gitu aku lupa namanya

      Hapus
  4. Huwwaaa, link BW kali ini kebak makanan enak...:))
    Setuju, nggone enak, homy banget.

    *mantanpenghunimBanyumanik ^_^

    BalasHapus
  5. Mb fida daud itu apaakah mb halimah fida?

    BalasHapus
  6. wow, gambar makanannya menggugah Mbaa, mana tempatnya juga bersih :)

    BalasHapus
  7. Jadi ngiler, tekwan. Sudah lama saya ga makan tekwan.

    BalasHapus
  8. si kakak suka banget sama mpek-mpek, gak beda jauh sama ibu bapaknya , liat ini pasti anakku ngiler :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi. anakku sukanya yang tekwan, yang lain dia nggak mau Mba :)

      Hapus