Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mencoba Ayam Geprek & Kremes Tlogosari Semarang

Assalamu'alaikum, Temans.

Akhir-akhir ini saya lagi demen banget makan pedes dan asin nih, Temans. Meskipun tetap pedasnya maksimal level 4 karena perut selalu protes jika kepedasan. Sayang perut dan sakitnya itu lho yang nggak nahan, makanya meskipun mulut inginnya makan yang super pedas, tapi harus ditahan-tahan demi diri sendiri. Ya kan?!

Kemarin malam suami ngajak jalan, cari angin aja karena cuacanya sedang panas sekali. Saya pun mengiyakan apalagi si Kecil juga menagih janji motoran sama ayahnya setelah pulang kerja.

Saat melewati jalan di perumahan, tiba-tiba mata tertuju pada warung makan di ruko Parang Barong Square, Jalan Parang Barong Raya Tlogosari. Warung itu tepat berada di seberang jalan yang sedang kami lewati.



"Eh Yah, ada warung ayam geprek. Coba yuk, pengen ayam gepreknya nih..."
"Beneran pengen ke situ?"
"Penasaran aja sih.."
"Yaudah yuk, udah lama juga nggak jajan."

Maka kami segera memasuki warung yang terlihat sepi dan disambut oleh seorang karyawan laki-laki.

"Masih buka Mas?" tanya saya.
"Masih Mba, tapi tinggal paket 1"


Saya pun mengamati tulisan dan harga paket yang terpasang besar-besar di dinding warung.
Paket 1 berisi nasi, ayam (sayap), tahu bakso, lalapan, kremesan, sambal dan es teh seharga Rp. 11.000. Paket 2 hingga 4 yang membedakan harga adalah potongan ayamnya.

"Baiklah, pesan 2 paket ya Mas"

Si Mas bergegas ke dalam dan menyiapkan pesanan kami.
Tak berapa lama, karyawan lain datang membawakan 2 gelas es teh. Tampilan dan rasa es teh-nya lumayan lah. Hehe.
Mas yang pertama tadi datang membawa 2 porsi pesanan kami, tapi saya terhenyak karena isinya hanya nasi, potongan sayap ayam, sepotong tahu bakso, kremesan dan sambal.

"Ko nggak ada lalapannya sih? Protes ya Yah." kataku sambil cemberut, meminta pertimbangan suami karena makanannya tidak sesuai pesanan.
"Hush! Nggak perlu protes. Makan aja, namanya tinggal sisa ini, mungkin mereka kehabisan," suami menenangkan.

Baiklah, mau tak mau kami pun makan tanpa lalapan, suami sih memang hanya suka sayur kol untuk lalapan, sedangkan saya doyan semuanya, jadi aneh kan rasanya makan nasi-lauk dan sambal aja?!



Potongan ayamnya rupanya sayap bagian bawah aja, jadi bukan potongan sayap utuh. Tahu baksonya lumayan enak, hampir seperti tahu bakso yang diproduksi tetangga saya, tahu bakso ayam. Kremesannya saya suka, karena memang doyan yang crunchy. Sering merasa kurang lengkap kalau makan nggak ada kerupuk dan sejenisnya. Hihi. Nasinya cukup banyak untuk porsi saya, sehingga seperti biasa saya pun 'mentransfer' nasinya ke piring sebelah 😜😜

Sambalnya cukup mantab, meskipun bisa jadi kurang pedas untuk penyuka olahan cabai ini. Sekitar level 4 lah, kalau dikomparasikan dengen yang pedasnya berlevel. Ada 2 macam sambal, sambal kosek biasa dengan lombok setan (kalau dirumah kami menyebutnya lombok galak, rasanya nggak tega mau nyebut lombok setan) dan sambal cabai hijau yang tidak terlalu pedas.

Sambil makan saya melihat-lihat sekeliling warung yang letaknya di ruko itu. Ada tempat lesehan di lantai 2 rupanya, berdasarkan tulisan yang ada di dekat pintu dalam.

Ehm! Tapi sedari tadi ko merasa Mas yang tadi ngeliatin ya? Padahal Mba yang di kasir ramah banget.
Oalah.. Rupanya ada tulisan 'Bayar setelah pesan' di belakang kursi kasir yang luput dari pandangan kami tadi. Maaf ya Mas...! Tenang, kami nggak akan ngemplang ko. Eman-eman lah, masa mau menggadaikan harga diri dan darah daging kemasukan barang haram hanya demi 2 paket makan seharga 22rb. Na'udzubillahi min dzalik.

Kami tidak duduk berlama-lama selain karena pedas jadi makannya cepat, sudah cukup malam juga untuk menidurkan Hasna sebentar lagi.

Meskipun terlihat sepi, orang-orang silih berganti datang ke warung itu. Sebagian makan di tempat, sebagian memesan nasi dus atau pesan untuk dibawa pulang. Sampai menjelang kami pulang, Mbak kasir yang ramah banget itu sudah menolak 2 orang yang datang dan masih melayani beberapa ibu yang menunggu pesanan.

Oia, katanya menerima pesanan dan delivery order juga lho, barangkali ada yang ingin mencoba.



Hiks. Gagal deh makan ayam geprek, padahal sejak melihat tulisan 'Ayam Geprek' itu langsung terbayang ayam yang dipukul-pukul lalu dilumuri sambal sehingga pedasnya meresap kedalam dagingnya. Hmm... Slurp! Nahloh! Jadi laper lagi kan bayangin ayam gepreknya.

Apa memang si ayam geprek lagi ngehits ya? Soalnya di pujasera dekat rumah juga ada yang baru buka ayam geprek murah meriah.

Semoga kapan-kapan bisa icip-icip ayam geprek deh. Apalagi di Tlogosari makin ramai kedai kuliner, sampai bingung kalau pas mau nyoba, mana yang mau dicoba? Pengen semuanya.. Ujung-ujungnya ke mie ayam atau bakmi jowo yang rasanya udah akrab di lidah.

Kalau di tempat Teman-teman kuliner apa yang sedang ngehits?








11 komentar untuk "Mencoba Ayam Geprek & Kremes Tlogosari Semarang"

  1. di Tangerang sini ada dech, ayam geprek, apakah dari induk yang sama atau enggak y

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin beda Mba, berarti lagi ngehits memang ya :)

      Hapus
  2. jadi terinspirasi pengen makan ayam geprek juga nih jadinya :)

    BalasHapus
  3. Ayamnya cukup besar juga ya dan krispinya cukup banyak juga :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba, nasinya juga banyak. cuma sayangnya ga ada lalapan aja :(

      Hapus
  4. Yang ngehit nih.. Bakso beranak 😛

    BalasHapus
  5. Wah, mau. Enak banget tuh ayamnya. :D

    BalasHapus