Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bu Ifah, Bertahan Hidup Berkat Usaha Batik



Musibah Membawa Berkah

Jalan kehidupan manusia tak ada yang bisa menebak.  Berliku, menanjak, terjal, curam, atau hanya lurus saja adalah hal yang telah digariskan Tuhan sejak manusia ditiupkan ruh di dalam rahim ibunda. Pun dengan Ibu Siti Afifah,  seorang pegiat UKM di Kota Semarang. 
Jauh di masa lalu,  lebih dari 20 tahun sebelumnya, keluarganya adalah keluarga kecil harmonis dengan dua anak yang melengkapi kebahagiaan mereka. Meski sang Ibu bekerja membantu suami,  anak-anak tak pernah kehilangan kasih sayang dari keduanya.
Hingga ia putuskan untuk resign dari pekerjaannya di Balai Latihan Kerja (BLK) demi mengikuti suami yang dipindahtugaskan ke kota di ujung Jawa Tengah. Mereka memulai hidup baru di sana. Meskipun ia tak lagi bekerja,  gaji suaminya yang seorang PNS telah cukup untuk membiayai kehidupan sederhana mereka. 
Malang tak berbau.  Suaminya mendapat tugas ke Jakarta selama 6 bulan dan ia menunggu dengan kesetiaan penuh bersama anak-anak.  Namun yang ia dapatkan adalah pengkhianatan dari laki-laki yang telah bertahun-tahun ia dampingi. 

Ego dan amarahnya ingin menggugat cerai,  tapi tatapan anak-anaknya lah yang mengurungkan niatnya. Bahkan ia tak melaporkan suaminya ke kantor, agar tak mendapat sanksi pencopotan. Rupanya pihak kantor mencium bangkai yang disembunyikan,  sehingga dipecatlah suaminya yang kemudian lari ke rumah istri mudanya. Ia pun memutuskan untuk bercerai, berharap kedua anaknya telah mengerti keputusan yang ia ambil. Lalu mereka bertiga kembali ke Semarang,  meninggalkan rumah dinas yang tak lagi menjadi haknya.
Bu Ifah memutuskan untuk mencari penghidupan ke negeri orang,  berangkatlah ia ke Kuwait setelah melewati proses panjang seleksi dan karantina. Beruntung ia mendapatkan seorang majikan baik hati, tak seperti kisah-kisah tragis para BMI yang acap kali terdengar.
Namun godaan lain muncul,  yaitu dari teman-temannya sesama BMI yang mengajak menjajakan diri demi penghasilan tambahan. Sekuat hati ia menolak,  teringat anak-anaknya dan uang haram yang akan mengaliri darah anak-anaknya jika ia mengikuti langkah rekan sesama parantau.


Memulai Membatik Setelah Mengikuti Pelatihan

4 tahun di Kuwait tentu bukan waktu yang singkat untuk berpisah dengan keluarga  tercinta. Maka setelah kembali pulang ke kampung halaman, tak ada lagi keinginan untuk kembali merantau ke negeri orang. Membuka usaha atau bekerja apa saja di tempat kelahiran sendiri adalah rencana yang telah ia mantapkan dalam hati.
Pucuk dicinta ulam pun tiba, tahun 2006 Deskranasda dan Depnaker Kota Semarang mengadakan pelatihan membatik. Bu Ifah pun mendaftarkan diri dan menjadi salah satu peserta dari puluhan peserta lain yang mengikuti pelatihan pembuatan kain batik mulai dari nol sampai menjadi selembar kain batik indah yang bisa digunakan.
Bukan hal yang mudah baginya, karena tak ada darah batik mengalir di dirinya. Meskipun ia kerap mendengar bahwa kampungnya adalah sisa kejayaan batik Semarang pada masa penjajahan Belanda. Sejarah yang tinggal kisahnya saja, karena sejak kecil ia pun tak pernah melihat kedua orangtuanya maupun kakek-neneknya membatik.
Berkat keuletan dan kegigihannya itulah bu Ifah bisa bertahan memproduksi batik. Kegagalan demi kegagalan tak membuatnya surut langkah. Terlebih dukungan dari pemerintah pun besar. Berbagai pelatihan lanjutan ia ikuti demi makin berkembangnya usaha yang ia miliki.
Kini Bu Ifah telah berhasil memproduksi batik tulis, batik jumputan/celup, batik cap, dll. Kesemuanya dalam motif khas batik Semarang yang tak kalah cantik dengan batik kota lain. Ia kerap mengikuti berbagai pameran dan pelatihan serta event yang diadakan oleh dinas terkait di Kota Semarang.
Ia selalu bersyukur meski usahanya berkembang dengan lambat bahkan tak jarang mengalami kerugian.

Kain batik hasil produksi Bu Ifah

UKM sebagai Roda Penggerak Perekonomian Rakyat

Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.” (wikipedia)
Di Indonesia, UKM sangat berperan penting dalam mengentaskan problematika pengangguran dan pendapatan daerah/negara. Dengan makin banyak terserapnya tenaga kerja melalui usaha kecil yang dilakukan oleh masyarakat, maka diharapkan tidak ada lagi ketimpangan dalam masyarakat. Dampak positifnya, akan menimbulkan suasana masyarakat yang jauh dari berbagai permasalahan sosial.
Apakah sering kita menemukan para pelaku UKM yang sangat berperan dalam roda hidup kita sehari-hari? Pasti bukan!? Mulai dari penjual tempe/tahu keliling, penjual nasi uduk dan bubur untuk sarapan, tetangga yang menerima pesanan snack dan aneka makanan lainnya, sampai pakaian seperti baju syar’i lengkap dengan hijab dan kaos kaki-nya.    
Jika kita bepergian ke tempat wisata, tak jarang kita temui aneka tas yang diproduksi oleh masyarakat setempat. Bahkan produk kecantikan seperti sabun, scrub, lulur, masker dll pun bisa menjadi peluang untuk membangun UKM.  
Ingin memanfaatkan barang bekas? Berbagai ide tersedia di mesin pencari internet sehingga kita tak perlu ragu lagi jika ingin memulai usaha dari bahan daur ulang.  Prinsip zero waste alias nol sampah sekarang ini sedang menjadi trend agar masyarakat makin sadar untuk sesedikit mungkin mengeluarkan sampah sehingga jika ada sampah lebih baik dimanfaatkan kembali menjadi barang lain yang berguna.
Berkembangnya UKM tersebut juga sangat membantu perekonomian Indonesia dalam kancah MEA saat ini. Lebih jauh lagi, UKM bisa memperkokoh NKRI sebagaimana yang dikatakan oleh Menteri Koperasi dan UKM, Anak Agung Gede Ngurah (AAGN) Puspayoga baru-baru ini. Mengapa bisa demikian? Karena seiring dengan perbaikan infrastrukrur yang sedang digalakkan oleh pemerintah di seluruh wilayan Indonesia, akan seiring dengan makin bertambahnya UKM.

Menurut Puspayoga UMKM merupakan sumber penghidupan terbesar bagi masyarakat. Data Kementerian KUKM dan BI tahun 2015 menunjukkan jumlah UMKM per 2014 sejumlah 59,3juta unit (99,9% unit usaha), kontribusi 96,7% tenagakerja, dan kontribusi 57,6% terhadap PDB. Walaupun peran UMKM sangat strategis dalam mengurangi pengangguran, namun menurut BPS (Agustus 2015) angka penganguran sedikit bertambah menjadi 7,56 juta orang atau meningkat 320 ribu dari tahun 2014. (depkop.go.id)

Pemerataan UKM bisa membawa kabar baik bahwa masyarakat di pulau terluar maupun di perbatasan tidak lagi merasa terpinggirkan dan bisa mendapatkan berbagai produk kebutuhan rumah tangga dengan harga yang tak jauh berbeda dengan wilayah lain khususnya di Jawa. Sehingga tidak ada lagi ketimpangan yang membuat masyarakat di daerah sana menjadi terpinggirkan dan tidak merasa memiliki Indonesia.
Semakin bertambahnya usaha masyarakat, semakin banyak pula pekerja yang terserap dan semakin mudahnya peluang untuk bekerjasama dengan perusahaan besar maupun usaha lain.

Mau jadi pengusaha yang bisa menyerap banyak tenaga kerga? Harus banget nih buat anak muda kreatif. 

Jika Ingin Memulai UKM

Bagaimana jika ingin membuka usaha?  Bingung? Semoga beberapa poin di bawah ini bisa sedikit membantu dan mencerahkan.
-          Pahami kearifan dan potensi lokal, agar mudah mendapatkan bahan baku
-          Tentukan produk yang akan diproduksi
-          Temukan pangsa pasarnya
-          Mencari informasi seputar pelatihan usaha yang diminati
-          Jalin kerjasama dengan pihak lain
-     Terus berusaha dan berinovasi. Karena kegagalan akan selalu ada tapi peluang untuk berhasil pun sebanyak peluang gagal.
Tentu, masih banyak poin dan persiapan yang harus dilakukan, tapi poin utamanya adalah untuk segera MEMULAI lalu BERTAHAN hingga akhir.
Segelintir memulai usaha lalu berhenti begitu saja, kemudian memulai lagi dan seterusnya. Tidak salah, tapi banyak orang mengatakan bahwa tekanan terberat dalam membangun usaha adalah bagaimana bisa bertahan khususnya ketika dalam masa perintisan maupun saat usaha mengalami stagnansi.
Semoga dengan dukungan dari pemerintah dan makin terbukanya akses informasi mengenai UKM dan peluang-peluang yang bisa diambil, maka para pelaku UKM akan lebih mudah meniti jalan usahanya. Karena pemerintah selalu memberikan dukungan mulai dari menyediakan informasi dan  success story para pengusaha UKM, pembiayaan, pelatihan, pendampingan, dll.


Terus Berjuang, Bu Ifah dan Pelaku UKM di Indonesia!

Bu Ifah sebagai pengelola UKM batik di wilayahnya, punya andil yang sangat besar dalam membantu menopang ekonomi masyarakat sekitar. Sehari-hari jika tidak ada pemesanan khusus memang pekerjaan membatik cukup dilakukan oleh bu Ifah dan keluarganya. Namun saat menyiapkan pameran maupun mendapat pesanan dalam partai besar, ia harus melibatkan tetangga kanan-kiri untuk membantu.
Selain itu, hampir setiap akhir pekan bu Ifah kedatangan tamu dari berbagai kalangan dan komunitas untuk belajar membatik. Setaip ada pelatihan singkat dengan jumlah peserta yang cukup banyak, maka lagi-lagi bu Ifah telah bersiap dengan para asisten yang tak lain adalah tetangganya.

Suasana pelatihan membatik di workshop bu Ifah

Saat menghadiri pameran maupun pagelaran lainnya, mata rantai ekonomi yang dilakukan oleh Bu Ifah semakin terkait dengan rantai lainnya sehingga membentuk lingkaran tak putus, saling menopang dan saling memberi manfaat satu sama lain.
Kini produknya telah dinikmati oleh banyak orang di seluruh nusantara bahkan merambah ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Sayangnya di tengah arus informasi yang serba cepat ini Bu Ifah belum bisa melayani pemesanan dengan sistem online karena keterbatasan SDM yang dimiliki. berharap banget ada relawan yang bisa membantu beliau nih. Jika ada kenalan saya yang berminat memiliki batikinya bisa saya link-kan ke baliau dan saya kirimkan ke alamat pemesan. ((Sebenarnya saya pula online shop dan bisa banget ini jadi peluang, sayang modalnya lagi tipis.. barangkali ada teman olshop yang berminat?)) 
Semangat beliau yang patut dicontoh meski dalam gugur-tumbuhnya usaha yang tak menentu, adalah kalimat yang ia ucapkan dengan penuh kesyukuran dan kepasrahan. “Alhamdulillah, meski merangkak sedikit demi sedikit, lewat jalan membatik inilah saya bisa bertahan hidup bahkan bisa mengantarkan kedua anak saya ke bangku perguruan tinggi.”
Terus berjuang, bu Ifah! Karena usaha yang kau jalankan bukan sekadar membuka usaha tetapi juga melestarikan budaya kampung halaman. Semoga berkah, semoga menginspirasi kaum muda untuk mengikuti jejakmu, berinovasi tanpa meninggalkan kearifan lokal.
Semoga bermanfaat,
Salam,





Sumber tulisan:
  1. Wawancara dengan Bu Afifah, UKM Batik di Kampung Batik Semarang
  2. http://www.depkop.go.id/content/read/kementerian-koperasi-dan-ukm-kembangkan-sistem-informasi-pendukung-kumkm/ (diakses pada tanggal 20 November 2016)
  3. Id.Wikipedia.org (diakses pada tanggal 29 November 2016)



Tulisan ini diikutkan dalam giveaway UKM Sebagai Roda Penggerak Perekonomian Rakyat yang diadakan Agustina D.J

30 komentar untuk "Bu Ifah, Bertahan Hidup Berkat Usaha Batik"

  1. Salut buat Bu Ifah! :D Semoga sukses selalu. Batiknya sangat cantik

    BalasHapus
  2. UKM Memang penting buat masyarakat, mengingat lapangan pekerjaan makin sulit. Makanya, lebih baik buat usaha sendiri. Keuletan Bu Ifa ini patut dicontoh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Penting banget ya Mba, paling tidak untuk keberlangsungan keluarga sendiri :)

      Hapus
  3. Batiknya bagus-bagus, ya? :) Jadi pengen ....

    BalasHapus
    Balasan
    1. YUp! kalau mau beli, saya bisa bantuin melink-kan dan ngirimkan, isnyaALlah :)

      Hapus
  4. Pengen kenalan sama Bu Ifah biar bisa dnegar ceritanya secara langsung. Aku ngefans sama ibu tangguh satu ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayuk Mba, datang langsung ke workshop beliau di kampung batik Semarang :)

      Hapus
  5. Aku terinspirasi. Hasil yang baik memang tak luput dari usaha yang ulet. Sukses selalu ya, Bu? :) Titip salam buat dia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah disampaikan salamnya Mba, salam balik kata beliau :)

      Makasih doanya..

      Hapus
  6. Batiknya dijual online juga kah? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belum Mba, kalau Mba Ira tertarik bisa saya bantu untuk membelikan dan ngirim ke alamat Mba Ira :)

      Hapus
  7. Kisah bu ifah sangat menginspirasi mba, semoga ukm nya semakin maju dan mampu membantu banyak orang. Aamiin

    BalasHapus
  8. Salut dengan ibu2 kayak Bu Ifah gini. Kreatif, inspiratif dan penuh semangat. SUkses ya Mbak :)

    BalasHapus
  9. Menyimak perjalanan hidup bu Ifah ini menginspirasi sekali ya, Mbak. Kisah pahit masa lalu dan perjuangan hidupnya menjadi pembelajaran buat orang lain.

    Bagus tulisannya, Mbak. Sukses, ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih Mab Diah... memang setiap kesulitan ada kemudahan, sudah pasti :)

      Hapus
  10. Ibu Ifah hebat.. kita perlu lebih banyak tokoh ulet seperti beliau. UMKM memang memiliki potrnsi besar ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin....

      betul Mba, makin banyak UKM makin banyak yang terberdayakan, tapi masyarakat juga perlu didorong untuk banyak membeli produk lokal :)

      Hapus
  11. Saya merinding bacanya. Hiksss itu laki-laki... :(

    Bu Ifah, semangat terus. Dan kegigihannya sangat patut untuk dicontoh. Semoga sukses selalu, Bu.

    BalasHapus
  12. Semangat terus buat Bu Ifah dalam mengembangkan usaha Batiknya

    BalasHapus
  13. Kunbal mbak Arina..
    Nama panjang bu Ifah ojo2 Muslifah ngunu mbak? :P

    Kisah-kisah inspiratif yang membuat siapa pun tergerak untuk sama berjuang, terutama bagi anak-anak.

    BalasHapus
  14. semangat terus bu ifah, thanks for sharing mbaknyaaa

    salam
    gabrilla

    BalasHapus
  15. Terimakasih atas partisipasinya, good luck :*

    BalasHapus