Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rejeki Tak Akan Kemana

Tanggal muda, buat yang bekerja pasti sedang senang-senangnya habis terima gaji kan?! Barakallah... semoga berkah dan bermanfaat untuk keluarga. Yang masih jomblo tentunya bakalan bermanfaat juga dong buat keluarga entah ditabung atau gimana caranya. Hihi.
Jangan lupa, setelah menerima gaji ambil zakatnya dan hak-hak orang lain termasuk utang-utang yang belum terbayar. Nggak ada? Alhamdulillah... berarti tinggal memasukkan ke dalam pos masing-masing termasuk untuk saving.
Ngomong-ngomong soal rejeki, jadi pengen curhat sesuatu yang bikin puyeng beberapa hari terakhir. Iya ini curhat, makasih deh buat yang mau nyimak.
Akhir tahun 2015 kemarin, tepatnya tanggal 24 Desember kami berencana pulang kampung ke Wonosobo, tapi karena suami ada agenda sunatan massal di Lazisba jadilah diundur hari berikutnya, 25 Desember. Rencana sih pulang pagi-pagi menghindari kehujanan di jalan karena di Wonosobo mulai sering hujan, tapi apalah daya salah seorang peserta khitan mengalami infeksi dan panitia harus segera menangani. Walhasil pulangnya pun diundur lagi sore harinya. Dan ternyata, di tengah perjalanan suami baru menyadari HP yang belum lama ia beli telah raib. Ditelpon berkali-kali tidak ada yang merespon, dan di rumah (menurut info Ibu mertua) pun tidak ada. Fyuuh... HP itu baru dibeli menjelang idul fitri yang lalu karena HP lama sudah waktunya pensiun. Baru beberapa bulan dan harus kehilangan itu rasanya sakit kan?! Berkali-kali berusaha membantu menenangkan suami dan bilang ‘mungkin bukan rejeki kita’ meskipun dalam hati juga masih terbayang Hp itu, masih berat untuk benar-benar ikhlas.
HP itu yang selalu kupinjam untuk memfoto terutama untuk keperluan blogging, karena kameranya lebih bagus dibanding HP bututku, dan untuk chatting via Wa tentunya supaya lebih hemat pulsa. Iya, kenangan bersamanya sudah banyak.
Yasudahlah, akhirnya menyerah setelah berkali-kali dihubungi nada sambung aktif tapi tidak direspon oleh seseorang yang ada di sana.
Sepulang dari Wonosobo mau tak mau harus beli smartphone lagi karena banyak urusan yang harus disupport. Dan, akhirnya membobol tabungan. Hiks. Ini yang bikin sedih.. *nangis*
Bismillah, semoga dengan membeli HP semakin menambah lancar pekerjaan dan berkah bermanfaat, niatnya waktu itu.
Sebulan kemudian, sekitar tanggal 20januari 2016 tiba-tiba ada yang menghubungi, melihat HP yang persis kepunyaan suami dijual oleh seorang warga papua. Si Bapak yang mengabari ini tengah mencari HP second di konter dekat rumahnya, dan kebetulan bertemu dengan penghuni kos tak jauh dari rumahnya, si laki-laki papua itu.
Usut punya usut, ternyata HP suami dulunya jatuh, diambil sama di Mr.papua dan akan dijual ke konter HP. Si Bapak berinisiatif menebus, dengan niat jika memang itu punya ayah Hasna pasti akan ditebus, jika bukan akan dipakai sendiri.
Ko si Bapak bisa tahu sih kalau itu bukan HP Mr.Papua? ternyata waktu di counter beliau sempat tanya-tanya perihal HP itu dan orangnya tidak bisa menjawab. Katanya HP bekas dia pakai dan ingin ganti yang lain, tapi begitu ditanya cara mengaktifkannya bagaimana ternyata tidak tahu apa-apa.
Untunglah, sedikit lega karena waktu HP suami hilang, messanger dan facebook ku atif di sana. Worry jika disalahgunakan orang, rupanya yang nemu nggak bisa buka-buka.
Karena suami tidak berniat menebus kembali, dipakailah HP itu sama si Bapak. Tapi lagi-lagi beliau menyerah setelah sepekan tidak bisa mengoperasikan dan ditawarkan untuk dijual kembali pun beliau rugi banyak. Akhirnya, suami menyerah dan membobol tabungan lagi untuk menebusnya. Hiks. Sedih yang ke sekian karena akhirnya tabungan harus kembali ke nol.
Setelah HP ditangan, ditawarkan ke toko gadget pun harus rugi banyak. Hiks. Jadilah dipakai saja, sementara menemani tab yang makin lemot. Iya, jadi rejeki buatku karena punya Hp baru, meski sering jadi meringis kalo ingat ‘kisah’nya.

Alhamdulillah... hanya bisa bersyukur semoga HP ‘baru’ ini berkah dan bermanfaat.
Dan jadi makin yakin, rejeki memang sudah diatur sama Allah, tidak akan tertukar dan akan datang dari arah yang tidak disangka-sangka bagi orang yang bertaqwa. Meskipun sudah disimpan sedemikaian rupa, jika ternyata rejeki orang lain pun akan ada jalan untuk ke sana. Jika rejeki kita, awalnya tidak tahu harus berbuat apa-apa pasti akan ada jalan untuk meraihnya.
Tinggal bersyukur saja atas apa yang dikasih Allah saat ini, tak perlu melihat ke atas dan melirik iri rumput tetangga yang terlihat lebih hijau. Rumput kita sendiri yang terlihat jelek dan kurang hijau jika melihat dari sisi yang lain pun akan terlihat indah kan?!

“Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit)” Ar Rad ( 13 ) : 26

Salam, 

8 komentar untuk "Rejeki Tak Akan Kemana"